Pengertian Kalimat : Ciri Jenis Menurut Para Ahli

Posted on

Kalimat menjadi keperluan sehari-hari dalam mengerjakan proses komunikasi. Baik komunikasi secara langsung ataupun memakai media perantara. Komunikasi secara lisan dan memakai tulisan. Kebutuhan bakal belajar kalimat menjadi keperluan dasar yang mesti dimiliki.

Maka tidak heran saat pembelajaran mengenai kalimat mulai diajarkan semenjak bangku sekolah dasar. Pelajaran mengenai kalimat terus diajarkan hingga jenjang perguruan tinggi. Namun tahukah kamu apa definisi kalimat? Beberapa berpengalaman bahasa Indonesia menyerahkan pengertian yang berbeda-beda seiring dengan pertumbuhan bahasa Indonesia tersebut sendiri.

Pemahaman mengenai kalimat paling penting. Kalimat sangat diperlukan dalam sekian banyak  macam format komunikasi baik lisan dan tertulis. Salah satu misal pemakaian kalimat yang paling penting ialah untuk penciptaan surat lamaran kerja, penulisan karya ilmiah, dan untuk pekerjaan komunikasi sehari-hari.

Pengertian,Ciri,Jenis – Jenis Kalimat,Menurut Para Ahli

Pengertian Kalimat Menurut Para Ahli

  • Dardjowidojo (1988: 254) menyatakan bahwa

kalimat ialah bagian terkecil dari suatu  ujaran atau teks (wacana) yang mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan.

  • Slametmuljana (1969) menjelaskan

kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu,  disusun menurut sistem bahasa yang bersangkutan; mungkin yang dipakai hanya satu kata, mungkin lebih.

  • Kridalaksana (2001:92) mengungkapkan

kalimat sebagai satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa;  klausa bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, salam, dan sebagainya.

  • Sutan Takdir Alisyahbana

kalimat adalah satuan terkecil dari resepsi lengkap

  • Prof. Drs. M. Ramlan

kalimat adalah suatu gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik.

  • Oxford

Seperangkat kata yang lengkap dengan sendirinya, biasanya berisi subjek dan predikat, menyampaikan pernyataan, pertanyaan, seru, atau perintah, dan terdiri dari klausa utama dan kadang-kadang satu atau lebih klausa subordinat.

  • merriam

sebuah kata, klausa, atau frasa atau sekelompok klausa atau frasa yang membentuk unit sintaksis yang mengungkapkan pernyataan, pertanyaan, perintah, keinginan, seruan, atau kinerja tindakan, yang dalam tulisan biasanya dimulai dengan modal surat dan diakhiri dengan tanda baca akhir yang tepat, dan bahwa dalam berbicara dibedakan oleh pola karakteristik stres, pitch, dan jeda

Ciri-Ciri Kalimat

  • Sebagai satuan bahasa atau satuan gramatikal
  • Terdiri atas satu kata atau lebih (tidak terbatas)/terdiri atas klausa
  • Secara relatif dapat berdiri sendiri
  • Mempunyai atau mengandung pikiran yang lengkap
  • Memiliki pola intonasi akhir

Dalam konvensi tulis, ditandai oleh awal huruf capital dan diakhiri tanda baca (tanda titik untuk kalimat deklaratif, tanda tanya untuk kalimat interogatif, dan tanda seru untuk kalimat interjektif).

Unsur-Unsur Kalimat

Unsur bagian pembentuk kalimat terdiri dari satuan kata dan terdapat pula yang berupa kumpulan kata. Kelompok kata dapat berupa frase atau klausa. Klausa merupakan kumpulan kata yang tidak melebihi faedah kalimat dan masih menjaga makna aslinya laksana bayi besar.

Berikut jenis dari unsur-unsur kalimat :

1. Subjek (S)

Subjek ialah hal yang urgen dalam suatu kalimat sebagai bagian pokok yang menemani predikat. Fungsinya guna menandai apa yang dinyatakan. Dengan adanya cerminan subjek, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya. Misalnya : Saya, Lida, Rumah dan beda sebagainya.

2. Predikat (P)

Predikat secara khusus menyatakan atau mencerminkan sebuah penjelasan subjek. Fungsi predikat dapat dicari dengan menanyakan mengapa. Predikat dapat berupa sifat, situasi, status, ciri atau kepribadian subjek.

3. Objek (O)

Objek menunjuk untuk tujuan kalimat atau untuk apa kalimat tersebut ditujukan. Objek melulu mempunyai lokasi dibelakang predikat. Atau lebih jelasnya guna melengkapi faedah predikat. Fungsi objek bisa pulang menjadi subjek dampak pemasifan kalimat.

4. Pelengkap (Pel)

Pelengkap mempunyai faedah untuk melengkapi predikat. Sama halnya dengan objek, tetapi faedah yang satu ini tidak mempunyai faedah khusus pada ketika pemasifan kalimat.

5. Keterangan (K)

Keterangan digunakan sebagi bagian peluasan kalimat yang menyatakan lebih terperinci apa yang dimaksud oleh kalimat. Keterangan dapat ditandai dengan kemampuannya guna berpindah-pindah tempat. Keterangan mempunyai sejumlah jenis seperti penjelasan waktu, penjelasan cara, penjelasan penyebab, penjelasan tujuan, penjelasan aposisi (penjelasan kata benda), penjelasan tambahan, penjelasan pewatas (pembatas kata benda), penjelasan penyerta, penjelasan alat, penjelasan similatif (kesetaraan), penjelasan kesalingan (perbuatan silih berganti) dan lainnya

Jenis Jenis Kalimat

A.  Berdasarkan Pengucapan

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

  Penemu Lampu : Biografi Sejarah Macam Jenis Manfaat Lampu

1. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya atau kalimat perintah.

Contoh:

  • Ibu berkata: “Rohan, jangan meletakkan sepatu di sembarang tempat!”
  • “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”.

2. Kalimat Tak Langsung

Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan kembali ucapan atau perkataan  orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.

Contoh:

  • Ibu berkata bahwa dia senang sekali karena aku lulus ujian.
  • Kakak berkata bahwa buku itu harus segera dikembalikan.

B.  Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.  Kalimat Tunggal

Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola (klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang sederhana dan dapat juga ditelusuri p0la-pola pembentukannya. Pola-pola kalimat dasar yang dimaksud adalah:

KB + KK (Kata Benda + Kata Kerja)

Contoh:   Victoria bernyanyi

berpola SP

KB + KS (Kata Benda + Kata Sifat)

Contoh:   Ika sangat rajin

berpola SP

KB + KBil (Kata Benda + Kata Bilangan)

Contoh:  Masalahnya seribu satu.

berpolaSP

Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.  Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda.

Contoh :  Saya siswa kelas VI.

2.  Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.

Contoh :  Adik bernyanyi.

Setiap kalimat tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan penambahan unsur-unsur itu, unsur utama dari kalimat masih dapat dikenali. Suatu kalimat tunggal dapat diperluas menjadi dua puluh atau lebih.  Perluasan kalimat tesebut terdiri atas:

  1. Keterangan tempat, seperti di sini, dalam ruangan tertutup, lewat Bali, sekeliling kota.
  2. Keterangan waktu, seperti: setiap hari, pada pukul 21.00, tahun depan, kemarin sore, minggu kedua bulan ini.
  3. Keterangan alat (dengan + kata benda), seperti: dengan linggis, dengan undang-undang itu, dengan sendok, dengan wesel pos, dengan cek.
  4. Keterangan modalitas, seperti: harus, barangkali, seyogyanya. sesungguhnya, sepatutnya.
  5. Keternagan cara (dengan + kata sifat/kata kerja), seperti: dengan hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin.
  6. Keterangan aspek, seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
  7. Keterangan tujuan, seperti: agar bahagia, untuk anaknya, supaya aman, bagi mereka.
  8. Keterangan sebab, seperti: karena rajin, sebab berkuasa, lantaran panik.
  9. Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya menggantikan, seperti: penerima Sepatu Emas, David Beckham.
  10. Frasa yang, seperti: mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, pemimpin yang memperhatikan rakyat.

Contoh perluasan kalimat tunggal adalah:

  • Victoria akan bernyanyi di Las Vegas.
  • Masalahnya seribu satu yang belum terpecahkan.
  • Ika sangat rajin menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

2.  Kalimat Majemuk

Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi. Kalimat majemuk dapat dibedakan atas  3 jenis, yaitu:

2.1.  Kalimat Majemuk Setara (KMS)

Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan kedudukan tiap kalimat sederajat. Kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan ke dalam beberapa bagian, yaitu:
KMS Penggabungan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata dan atau serta.

Contoh:

  • Kami mencari bahan dan mereka meramunya.
  • Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.

KMS Pertentangan. Dua kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata tetapi, sedangkan, namun, melainkan. Kedua kalimat tersebut menunjukkan hubungan pertentangan.
Contoh:

  • Indonesia adalah negara berkembang, sedangkan jepang termasuk negara yang sudah maju.
  • Bukan saya memecahkan gelas itu, melainkan kakak.

KMS Pemilihan. Dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata atau.
Contoh:

  • Makalah ini harus dikumpukan besok atau minggu depan.
  • Aku atau dia yang akan kamu pilih.

KMS Penguatan. Dua atau lebih kalimat tunggal dihubungkan dengan kata bahkan.
Contoh:

  • Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
  • Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh masa, bahkan dia disiksa dengan sadis.

KMS yang dibentuk dari dua atau lebih kalimat tunggal yang dihubungkan oleh kata lalu dan kemudian, untuk menandakan suatu kejadian yang berurutan.
Contoh:

  • Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.

2.2  Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)

Kalimat majemuk setara terdiri atas satu suku kaliamat bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak kalimat).
Ada beberapa penanda hubungan / konjungsi yang dipergunakan oleh kalimat majemuk bertingkat, yaitu:

  1. Waktu : ketika, sejak
  2. Sebab: karena, Olehkarenaitu, sebab, oleh sebab itu
  3. Akibat: hingga, sehingga, maka
  4. Syarat: jika, asalkan, apabila
  5. Perlawanan: meskipun, walaupun
  6. Pengandaian: andaikata, seandainya
  7. Tujuan: agar, supaya, untukbiar
  8. Perbandingan: seperti, laksana, ibarat, seolah‐olah
  9. Pembatasan: kecuali, selain
  10. Alat: dengan+ katabenda:  dengan tongkat
  11. Kesertaan: dengan+ orang
  6 Contoh Naskah DRAMA 3 Orang Singkat Berbagai Tema

Contoh:

  • Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.

Induk kalimat: Para hacker masih dapat mengacaukan data-data komputer itu.
Anak kalimat:  Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern.

2.3  Kalimat Majemuk Campuran

Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:

  • Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.

KMS:  Kami berhenti dan langsung pulang.
KMC:  Kami berhenti karena hari sudah malam.
Kami langsung pulang karena hari sudah malam.h

  • Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

KMS:  Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja.
KMB: Mereka masih bekerja karena tugasnya belum selesai.

C.  Berdasarkan Isi atau Fungsinya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Kalimat Perintah

Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan memberikan perintah kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah biasanya diakhiri dengan tanda seru (!) dalam penulisannya. Sedangkan dalam bentuk lisan, kalimat perintah ditandai dengan intonasi tinggi.

Macam-macam kalimat perintah :

Kalimat perintah biasa, ditandai dengan partikel lah.

Contoh : Gantilah bajumu !

Kalimat larangan, ditandai dengan penggunaan kata jangan.

Contoh Jangan membuang sampah sembarangan !

Kalimat ajakan, ditandai dengan kata mohon, tolong, silahkan.

Contoh : Tolong temani nenekmu di rumah !

2.  Kalimat Berita

Kalimat berita adalah kalimat yang isinya memberitahukan sesuatu. Dalam penulisannya, biasanya diakhiri dengan tanda titik (.) dan dalam pelafalannya dilakukan dengan intonasi menurun. Kalimat ini mendorong orang untuk memberikan tanggapan.

Macam-macam kalimat berita :

Kalimat berita kepastian

Contoh : Nenek akan datang dari Bandung besok pagi.

Kalimat berita pengingkaran

Contoh : Saya tidak akan datang pada acara ulang tahunmu.

Kalimat berita kesangsian

Contoh : Bapak mungkin akan tiba besok pagi.

Kalimat berita bentuk lainnya

Contoh : Kami tidak taahu mengapa dia datang terlambat.

3.  Kalimat Tanya

Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk memperoleh suatu informasi atau reaksi (jawaban) yang diharapkan. Kalimat ini diakhiri dengan tanda tanya(?) dalam penulisannya dan dalam pelafalannya menggunakan intonasi menurun. Kata tanya yang dipergunakan adalah bagaimana, dimana, berapa, kapan.

Contoh:

  • Mengapa gedung ini dibangun tidak sesuai dengan disainnya?
  • Kapan Becks kembali ke Inggris?

4.  Kalimat Seruan

Kalimat seruan adalah kalimat yang digunakan untuk mengungkapakan perasaa ‘yang kuat’ atau yang mendadak. Kalimat seruan biasanya ditandai dengan intonsi yang tinggi dalam pelafalannya dan menggunakan tanda seru (!) atau tanda titik (.) dalam penulisannya.

Contoh:

  • Aduh, pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
  • Bukan main, eloknya.

D. Berdasarkan Unsur Kalimat

Kalimat dapat dibedakan ke dalam 2 jenis, yaitu:

1. Kalimat Lengkap

Kalimat lengkap adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri dari  satu buah subyek dan satu buah predikat. Kalimat Majas termasuk ke dalam kalimat lengkap.

Contoh :

  • Mahasiswa berdiskusi di dalam kelas.

berpola SPK

  • Ibu mengenakan kaos hijau dan celana hitam.

berpola SPO

2. Kalimat Tidak Lengkap

Kalimat tidak lengkap adalah kalimat yang tidak sempurna karena hanya memiliki subyek saja, atau predikat saja, atau objek saja atau keterangan saja. Kalimat tidak lengkap biasanya berupa semboyan, salam, perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, seruan, larangan, sapaan dan kekaguman.

Contoh:

  • Selamat sore
  • Silakan Masuk!
  • Kapan menikah?
  • Hei, Kawan…

E.  Berdasarkan Susunan  S-P
Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.  Kalimat Inversi

Kalimat versi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjeknya. Kata atau frasa tertentu yang pertama muncul akan menjadi kunci yang akan mempengaruhi makna untuk menimbulkankesan tertentu, dibandingkan jika kata atau frasa ditempatkan pada urutan kedua. Kalimat ini biasanya dipakau untuk penekanan atau ketegasan makna.

Contoh:

  • Ambilkan koran di atas kursi itu!

berpola PS

  • Sepakat kami untuk berkumpul di taman kota.

berpola SPK

2.  Kalimat Versi

Kalimat inversi adalah kalimat yang susunan dari unsur-unsur kalimatnya sesuai dengan pola kalimat dasar bahasa Indonesia (S-P-O-K).

  100 Kumpulan Puisi Ayah Bait Panjang dan Pendek

Contoh:

  • Penelitian ini dilakukan mereka sejak 2 bulan yang lalu.

berpola SPOK

  • Aku dan dia bertemu di cafe ini.

berpola SPK

F.  Berdasarkan Bentuk Gaya Penyajiannya (Retorikanya)

Kalimat dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:

1.  Kalimat Yang Melepas

Kalimat yang melepas terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh unsur utama (induk kalimat) dan diikuti oleh unsur tambahan (anak kalimat). Unsur anak kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya. Jika unsur anak kalimat tidak diucapkan, kalimat itu sudah bermakna lengkap.

Contoh;

  • Saya akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
  • Semua warga negara harus menaati segala perundang-undangan yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.

2. Kalimat yang Klimaks

Kalimat klimaks terbentuk jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti oleh induk kalimat. Kalimat belum dapat dipahami jika hanya membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa masih ada sesuatu yang ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karen itu, penyajian kalimat ini terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.

Contoh:

  • Karena sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
  • Setelah 1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan akhirnya tiga sandera warga negara Prancis itu dibebaskan juga.3.

3. Kalimat Yang  Berimbang

Kalimat yang berimbang disusun dalam bentuk kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk campuran, Struktur kalimat ini memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam bangun kalimat yang simetri.

Contoh:

  • Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
  • Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat beribadat dengan leluasa.

G. Berdasarkan Subjeknya

Kalimat dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1.  Kalimat Aktif

Kalimat aktif  adalah kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja yang berawalan me- dan ber-. Predikat juga dapat berupa kata kerja aus (kata kerja yang  tidak dapat dilekati oleh awalan me–saja), misalnya  pergi, tidur, mandi, dll  (kecuali makan dan minum).

Contoh:

  • Mereka akan berangkat besok pagi.
  • Kakak membantu ibu di dapur.

Kalimat aktif  dibedakan menjadi 2, yaitu:

1.1  Kalimat Aktif  Transitif

Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawalam me- dan selalu dapatt dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:    Eni mencuci piring.

berpola SPO

1.2  Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang tidak  dapat diikuti oleh objek penderita (O1). Predikat pada kalimat ini biasanya berawaln ber-. Kalimat yang berawalan me- tidak diikuti dengan O1. Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kalimat pasif.

Contoh:

  • Mereka berangkat minggu depan.

berpola SPK

  • Amel menangis  tersedu-sedu di kamar.

berpola SPK

1.3  Kalimat Semi Transitif

Kalimat ini tidak dapat dirubah menjadi kal pasif karena disertai oleh pelengkap bukan objek.

Contoh:

  • Dian kehilangan pensil.

berpola SPPel

  • Soni selalu  mengenderai sepeda  motor ke kampus.

berpola SPPelK

2.  Kalimat Pasif

Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan/tindakan. Kalimat ini biasanya memiliki predikat berupa kata kerja berawalan di- dan ter- dan diikuti oleh kata depan oleh.
Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

2.1  Kalimat Pasif  Biasa

Kalimat pasif ini biasanya diperoleh dari kalimat aktif transitif. Predikat pada kalimat ini berawalan di-,ter-,ke-an.

Contoh:

  • Piring dicuci Eni.

berpola SPO

2.2  Kalimat Pasif Zero

Kalimat pasif zero adalah kalimat yang objek pelakunya(O2) melekat berdekatan dengan O2 tanpa disisipi dengan kata lain. Predikat pada kalimat ini berakhiran -kan dan akan terjadi penghilangan awalan di-. Predikatnya juga dapat berupa kata dasar berkelas kerja kecuali kata kerja aus. Kalimat pasif zero ini berhubungan dengan kalimat baku.

Contoh:

  • Ku pukul adik.

berpola OPS

  • Akan  saya sampaikan pesanmu.

berpola OPS

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif :

  1. Subjek pada kalimat aktif dijadikan objek pada kalimat pasif.
  2. Awalan me- diganti dengan di-.
  3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat.

Contoh :

  • Bapak  memancing ikan. (aktif)
  • Ikan  dipancing oleh bapak. (pasif)

4.Jika subjek kalimat akrif berupa kata ganti maka awalan me- pada predikat dihapus, kemudian subjek dan predikat dirapatkan.

Contoh :

  • Aku harus memngerjakan PR. (aktif)
  • PR harus kukerjakan. (pasif)