Pengertian Kode Etik Profesi : Pelanggaran Fungsi Tujuan Manfaat

Posted on

Etika profesi sangat penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang teknologi informasi. Kode etik memainkan peran kunci dalam dunia IT karena kode etik ini membantu menentukan tindakan yang baik dan yang tidak, serta apakah tindakan yang dilakukan oleh seorang profesional IT dianggap bertanggung jawab atau tidak.

Dalam era modern, kita sering melihat orang-orang di bidang IT yang menyalahgunakan keahlian mereka untuk tujuan merugikan orang lain. Sebagai contoh, ada hacker yang sering mencuri uang atau kata sandi dari komputer dengan menggunakan kemampuan mereka.

Tindakan seperti itu harus dikenai sanksi sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Selain hacker, ada juga tindakan kriminal lain yang dilakukan di dunia maya, seperti cracker, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kode etik untuk pengguna internet sangat penting dalam zaman sekarang.

Kode etik ini lebih merinci dan menguatkan norma-norma yang sudah ada dalam etika profesi. Tujuan utama dari kode etik adalah memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat tanpa memprioritaskan kepentingan pribadi atau kelompok.

Dengan demikian, kode etik profesi merupakan kumpulan norma dan aturan yang ditetapkan secara jelas dan terperinci mengenai tindakan yang baik dan buruk, benar dan salah, serta tindakan yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

Pengertian Kode Etik profesi

Kode etik profesi adalah seperangkat norma, aturan, nilai-nilai, dan pedoman perilaku yang ditetapkan untuk mengarahkan praktek dan tindakan seorang profesional dalam suatu bidang tertentu. Tujuan utama dari kode etik ini adalah untuk memastikan bahwa para profesional menjalankan pekerjaan mereka dengan integritas, kejujuran, dan bertanggung jawab, serta memprioritaskan kepentingan klien, masyarakat, atau pihak-pihak yang terkait.

Kode etik profesi membantu mengklarifikasi standar perilaku yang diharapkan dari para profesional, menjelaskan apa yang dianggap etis dan tidak etis dalam pekerjaan mereka, serta menentukan tindakan yang harus diambil dalam situasi-situasi tertentu. Kode etik ini juga sering mencakup prinsip-prinsip seperti menjaga kerahasiaan informasi, menghindari konflik kepentingan, memberikan pelayanan yang berkualitas, dan menghormati hak asasi manusia.

Kode etik profesi penting karena membantu menjaga standar tinggi dalam praktik profesi tertentu, membangun kepercayaan masyarakat terhadap para profesional, dan menghindari penyalahgunaan kekuasaan atau posisi oleh mereka. Kode etik ini berfungsi sebagai panduan moral yang harus diikuti oleh para profesional dalam menjalankan tugas mereka, sehingga masyarakat dapat yakin bahwa mereka akan diperlakukan dengan etika dan integritas.

Fungsi dari kode etik profesi

Kode etik profesi memiliki beberapa fungsi penting dalam suatu bidang atau profesi tertentu:

  • Mengatur Perilaku Profesional: Kode etik profesi membantu mengatur dan mengarahkan perilaku para profesional dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka. Ini mencakup panduan tentang bagaimana berperilaku dengan etika, integritas, dan tanggung jawab saat menjalankan pekerjaan mereka.
  • Membangun Kepercayaan Masyarakat: Kode etik membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap para profesional dalam suatu bidang. Dengan mengikuti kode etik, para profesional menunjukkan komitmen mereka terhadap prinsip-prinsip moral dan standar tinggi dalam praktik mereka. Ini membuat masyarakat merasa lebih percaya dan aman dalam menggunakan layanan atau produk yang diberikan oleh para profesional.
  • Menjaga Kualitas Pelayanan: Kode etik sering menekankan pentingnya memberikan pelayanan berkualitas tinggi kepada klien, pasien, atau pelanggan. Ini mendorong para profesional untuk selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pekerjaan mereka, sehingga masyarakat mendapat manfaat yang maksimal dari layanan atau produk yang mereka terima.
  • Menghindari Konflik Kepentingan: Kode etik biasanya mencakup pedoman tentang cara menghindari konflik kepentingan yang dapat mengganggu objektivitas dan integritas profesional. Hal ini membantu melindungi kepentingan klien atau masyarakat yang dilayani oleh para profesional.
  • Menyediakan Pedoman dalam Pengambilan Keputusan: Kode etik sering kali memberikan arahan dalam menghadapi situasi etis yang kompleks. Para profesional dapat merujuk pada kode etik untuk membantu mereka dalam mengambil keputusan yang benar dan etis.
  • Meminimalkan Penyalahgunaan Kekuasaan: Kode etik membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau posisi oleh para profesional. Ini membantu melindungi hak-hak dan kepentingan individu atau kelompok yang mungkin rentan terhadap penyalahgunaan.
  • Mempromosikan Pertanggungjawaban: Kode etik juga menguatkan konsep pertanggungjawaban. Para profesional diharapkan untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, serta harus siap menerima konsekuensi dari pelanggaran kode etik.
  Pengertian Seni Rupa : Macam Jenis Fungsi Sejarah Unsur

Dengan demikian, kode etik profesi berperan sebagai panduan moral yang memastikan bahwa para profesional menjalankan tugas mereka dengan etika, integritas, dan pertanggungjawaban, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat dalam praktik mereka.

Tujuan Kode Etik Profesi

Tujuan dari Kode Etik Profesi adalah sebagai berikut:

  • Membangun Integritas dan Kepercayaan: Kode Etik membantu membangun dan memelihara integritas dan kepercayaan dalam suatu profesi. Dengan mengikuti kode etik, para profesional menunjukkan komitmen mereka terhadap nilai-nilai etika dan standar perilaku yang tinggi, yang akan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap profesi tersebut.
  • Memberikan Pedoman Moral: Kode Etik memberikan pedoman moral yang jelas bagi para profesional dalam menjalankan tugas mereka. Ini membantu mereka memahami tindakan yang dianggap etis dan tidak etis dalam konteks pekerjaan mereka.
  • Melindungi Klien atau Masyarakat: Salah satu tujuan utama kode etik adalah melindungi kepentingan dan hak klien, pasien, atau masyarakat yang dilayani oleh para profesional. Kode etik membantu memastikan bahwa para profesional bertindak dengan itikad baik dan menjaga kesejahteraan orang-orang yang mereka layani.
  • Menghindari Konflik Kepentingan: Kode Etik sering kali mencakup pedoman tentang bagaimana menghindari konflik kepentingan yang dapat memengaruhi objektivitas dan integritas profesional. Ini membantu memastikan bahwa profesional tidak memprioritaskan kepentingan pribadi mereka di atas kepentingan klien atau masyarakat.
  • Mempromosikan Pertanggungjawaban: Kode Etik juga bertujuan mempromosikan pertanggungjawaban di antara para profesional. Dengan mengikuti kode etik, para profesional diharapkan untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan mereka, dan mereka siap menerima konsekuensi dari pelanggaran kode etik.
  • Mencegah Penyalahgunaan Kekuasaan: Kode Etik membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan atau posisi oleh para profesional. Ini penting untuk melindungi individu atau kelompok yang mungkin rentan terhadap penyalahgunaan kekuasaan.
  • Memandu Pengambilan Keputusan Etis: Kode Etik dapat menjadi panduan dalam menghadapi situasi etis yang kompleks. Para profesional dapat merujuk pada kode etik untuk membantu mereka mengambil keputusan yang benar dan etis.

Dengan demikian, tujuan utama dari Kode Etik Profesi adalah memastikan bahwa para profesional menjalankan tugas mereka dengan etika, integritas, dan pertanggungjawaban, serta melindungi kepentingan dan hak klien, pasien, atau masyarakat yang mereka layani. Kode etik juga berperan dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi.

Pengertian Kode Etik Menurut Para Ahli

Berikut adalah beberapa definisi kode etik menurut para ahli:

  • Mary Gregoire: Mary Gregoire mendefinisikan kode etik sebagai “seperangkat norma atau pedoman perilaku yang mengatur tindakan dan keputusan individu atau kelompok dalam suatu profesi atau organisasi.”
  • Charles D. Kerns: Charles D. Kerns menggambarkan kode etik sebagai “seperangkat aturan moral yang membimbing prilaku individu atau kelompok dalam suatu konteks profesional atau organisasi.”
  • Andrew Flew: Andrew Flew berpendapat bahwa kode etik adalah “kumpulan prinsip-prinsip moral yang mengatur tindakan dan perilaku dalam suatu bidang atau profesi, dan seringkali mencerminkan nilai-nilai yang dianggap penting dalam konteks tersebut.”
  • Michael J. Meyer: Michael J. Meyer mendefinisikan kode etik sebagai “dokumen tertulis yang berisi seperangkat pedoman dan prinsip moral yang mengatur tindakan dan perilaku individu atau kelompok dalam suatu organisasi atau profesi.”
  • Joseph R. DesJardins: Joseph R. DesJardins menganggap kode etik sebagai “seperangkat aturan atau prinsip-prinsip yang memberikan panduan etis bagi individu atau kelompok dalam mengambil keputusan dan berperilaku dalam konteks profesional.”
  • Edward Freeman: R. Edward Freeman melihat kode etik sebagai “kumpulan norma dan nilai-nilai moral yang membimbing perilaku individu atau kelompok dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dalam suatu organisasi atau profesi.”
  • Dennis Moberg dan Edward Velazquez: Mereka mendefinisikan kode etik sebagai “seperangkat prinsip-prinsip moral yang memandu tindakan individu atau kelompok dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka dalam suatu profesi atau organisasi.”
  • K. Sen: A. K. Sen melihat kode etik sebagai “seperangkat norma yang menentukan batasan etis dalam prilaku seseorang dan memberikan panduan etis untuk mengambil keputusan dalam berbagai situasi.”
  • Marvin T. Brown: Marvin T. Brown menggambarkan kode etik sebagai “seperangkat aturan yang mengatur perilaku dan menjelaskan tindakan yang dianggap etis atau tidak etis dalam konteks tertentu.”
  • Kenneth Strike: Kenneth Strike berpendapat bahwa kode etik adalah “dokumen tertulis yang memuat norma-norma etis yang diterapkan dalam suatu profesi atau organisasi, dan mencerminkan nilai-nilai yang dianggap penting dalam lingkungan tersebut.”
  • John Kultgen: John Kultgen menganggap kode etik sebagai “seperangkat pedoman moral yang mengarahkan prilaku dalam situasi-situasi etis, dan membantu individu atau kelompok untuk menilai tindakan mereka dalam perspektif etika.”
  Cara dan Syarat Membuat Akta Kelahiran Online & Offline

Manfaat Kode Etik

  1. Para profesional akan lebih sadar tentang aspek moral dari pekerjaannya. Dengan adanya kode etik para profesional akan bertindak dengan kesadaran sebagaimana yang dituntut dalam kode etik. Sekaligus akan terdapat kesadaran bahwa di dalam pekerjaannya terdapat dimensi moralitas yang harus dipenuhinya.
  2. Kode etik berfungsi sebagai acuan yang dapat diakses secara lebih mudah. Dengan fungsi ini kode etik akan dapat mengarahkan manajer untuk selalu memelihara perhatiannya terhadap etika.
  3. Ide-ide abstrak dari kode etik akan ditranslasikan ke dalam istilah yang konkret dan dapat diaplikasikan ke segala situasi. Bagaimanapun kode etik merupakan panduan normatif, oleh karenanya tidak mudah untuk menghindar dari sifatnya yang abstrak. Namun demikian kode etik tentu dapat ditranslasikan ke dalam bahasa yang lebih mudah untuk dipahami anggota profesi, serta dengan mudah pula dapat diplikasikan pada situasi-situasi tertentu.
  4. Anggota sebagai suatu keseluruhan, akan bertindak dalam cara yang lebih standar pada garis profesi. Keragaman pandangan atas nilai moral yang didasari oleh berbagai latar belakang diri anggota akan tidak menguntungkan bagi pencapaian kinerja tertinggi dari sebuah profesi.
  5. Menjadi suatu standar pengetahuan untuk menilai perilaku anggota dan kebijakan profesi. Kode etik sebagai pedoman perilaku profesional hadir untuk ditaati. Dengan perangkat standar ini, bagi siapapun lebih mudah untuk menilai berbagai perilaku anggota dan sekaligus kebijakan asosiasi profesi.
  6. Anggota akan menjadi dapat lebih baik menilai kinerja dirinya sendiri. Ini menunjukkan bahwa kode etik dapat sekaligus dijadikan bahan instropeksi diri bagi kalangan anggota profesi, setidaknya sebelum dinilai oleh pihak lain atas kinerja moral profesionalnya.
  7. Profesi dapat membuat anggotanya dan juga publik sadar sepenuhnya atas kebijakan-kebijakan etisnya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa profesi akuntan sangat mengandalkan keberadaannya pada kepercayaan yang diberikan oleh publik. Dengan adanya kode etik, kepercayaan public akan selalu terjaga dengan selalu menghargai integritas profesi.
  8. Anggota dapat menjustifikasi perilakunya jika dikritik. Ini penting untuk menghindari ketidakpastian penilaian di masyarakat atas perilaku professional anggota.
  Pengertian Persaingan : Fungsi Bentuk Competition Contoh

Di dalam aplikasinya, kode etik merupakan pedoman etika yang paling populer dikebanyakan organisasi. Kode etik organisasi (perusahaan) disusun dengan memperhatikan baik untuk memenuhi kepentingan pihak intern maupun pihak ekstern. Memperhatikan kepentingan ini seharusnya suatu rumusan kode etik merefleksikan standar moral universal. Standar moral universal tersebut menurut Schwartz (2001) dalam Ludigdo (2005) meliputi:

  • Trustworthiness (meliputi honesty, integrity, reliability, dan loyalty),
  • Respect (meliputi perhatian atas perlindungan hak azasi manusia),
  • Responsibility (meliputi juga accountability),
  • Fairness (meliputi penghindaran dari sifat tidak memihak, dan mempromosikan persamaan),
  • Caring (meliputi penghindaran atas tindakan-tindakan yang merugikan dan tidak perlu), dan
  • Citizenship (meliputi penghormatan atas hukum dan perlindungan lingkungan).

Penyebab Pelanggaran Kode Etik Profesi

Pelanggaran kode etik profesi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Tekanan atau Konflik Kepentingan: Para profesional mungkin menghadapi tekanan eksternal atau internal yang membuat mereka melanggar kode etik. Tekanan ini bisa berasal dari kepentingan finansial, persaingan, atau keputusan sulit yang harus diambil.
  • Kurangnya Kesadaran Etika: Beberapa profesional mungkin tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang kode etik profesi mereka atau mungkin tidak menganggapnya serius. Ini dapat mengakibatkan pelanggaran kode etik karena kurangnya kesadaran tentang apa yang dianggap etis.
  • Ambisi Pribadi: Ketika profesional mengejar keuntungan pribadi atau kepentingan sendiri di atas kepentingan klien, pasien, atau masyarakat, hal ini dapat mengarah pada pelanggaran kode etik.
  • Kurangnya Pengawasan dan Penegakan: Kurangnya pengawasan dan penegakan yang efektif terhadap kode etik profesi dapat membuat beberapa individu merasa bahwa mereka dapat melanggar kode etik tanpa konsekuensi serius.
  • Kurangnya Kesadaran Dampak: Beberapa profesional mungkin tidak sepenuhnya menyadari dampak negatif dari pelanggaran kode etik terhadap klien, pasien, atau masyarakat yang mereka layani.
  • Lingkungan Kerja yang Tidak Etis: Dalam beberapa kasus, profesional mungkin bekerja di lingkungan di mana norma-norma yang tidak etis diterima atau dianggap sebagai praktik umum. Ini dapat membuat individu lebih cenderung untuk melanggar kode etik.
  • Tekanan Waktu dan Tugas yang Berat: Para profesional sering menghadapi jadwal yang padat dan tuntutan pekerjaan yang tinggi. Tekanan waktu dan tugas yang berat ini dapat membuat mereka cenderung mengambil jalan pintas yang melanggar kode etik dalam upaya untuk menyelesaikan tugas dengan cepat.
  • Ketidaksetaraan Akses ke Sumber Daya atau Informasi: Ketidaksetaraan akses ke sumber daya atau informasi yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaan dengan baik dapat mengarah pada pelanggaran kode etik. Beberapa profesional mungkin merasa terpaksa melanggar kode etik untuk mengatasi keterbatasan sumber daya atau informasi.
  • Kurangnya Pelatihan atau Pendidikan Etika: Kurangnya pendidikan atau pelatihan etika yang memadai selama pelatihan profesional dapat membuat individu kurang siap untuk menghadapi dilema etis.
  • Norma Sosial yang Berubah: Perubahan dalam norma sosial dan nilai-nilai masyarakat dapat membuat beberapa profesional merasa tidak nyaman dengan kode etik yang ada, dan mereka mungkin merasa tekanan untuk beradaptasi dengan norma-norma yang berubah.

Pelanggaran kode etik profesi sering kali memiliki konsekuensi serius, termasuk sanksi hukum, kehilangan kepercayaan masyarakat, dan dampak negatif pada individu atau kelompok yang dilayani oleh para profesional tersebut. Oleh karena itu, penting bagi para profesional untuk menjalankan tugas mereka dengan integritas dan mematuhi kode etik profesi mereka.