Biografi Penemu Satelit Sejarah Cara Kerja Jenis-Jenis

Posted on

Dalam era modern ini, manusia telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aliran informasi yang terus berjalan. Dengan kebutuhan akan penyampaian data yang cepat dan efisien, penemuan perangkat yang memungkinkan kita untuk berkomunikasi tanpa batasan geografis menjadi sangat penting. Salah satu inovasi yang memainkan peran penting dalam kemajuan telekomunikasi adalah satelit.

Satelit adalah sebuah objek yang mengorbit benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis utama satelit, yaitu satelit alam dan satelit buatan. Dalam artikel ini, kita akan lebih mendalam mengenai satelit buatan, sejarah penemuan mereka, cara kerja, dan berbagai jenis yang ada.

Biografi Penemu Satelit Pertama

Biografi Penemu Satelit Sejarah Cara Kerja Jenis-Jenis
Biografi Penemu Satelit Sejarah Cara Kerja Jenis-Jenis

Sergei Pavlovich Korolev, yang pernah dipenjara di Uni Soviet karena fitnah, akhirnya menjadi sosok kunci dalam persaingan antara Uni Soviet dan Amerika Serikat selama Perang Dingin. Identitasnya sebagai seorang insinyur roket Soviet sengaja disembunyikan selama periode tersebut. Pencapaiannya dalam perlombaan luar angkasa saat itu sangat luar biasa dan jauh lebih maju daripada negara Paman Sam.

Pada tanggal 4 Oktober 1957, sebuah prestasi besar tercapai oleh manusia. Satelit buatan yang dinamai Sputnik berhasil mengorbit di ketinggian orbit rendah bumi, dan yang mencipta serta mengorbitkannya adalah Sergei Pavlovich Korolev.

Pada tahun 1961, tepatnya tanggal 12 April, Sergei Pavlovich Korolev sekali lagi membuat sejarah dengan mengorbitkan manusia pertama ke luar angkasa. Dengan menggunakan roket R-7 dan kapsul Vostok I, seorang kosmonot bernama Yuri Alexeevich Gagarin berhasil mengorbit bumi dan aman kembali mendarat.

Pencapaian cemerlang Korolev dalam dunia antariksa hanya dapat diwujudkan hingga usianya mencapai 59 tahun. Pada tanggal 19 Januari 1966, Sergei Pavlovich Korolev meninggal dunia. Beberapa bulan setelah kematiannya, dominasi Uni Soviet dalam perlombaan antariksa mulai meredup.

Salah satu warisan berharga yang ditinggalkan oleh Sergei Pavlovich Korolev untuk rakyat Rusia saat ini adalah roket Soyuz, yang masih digunakan dalam penerbangan luar angkasa.

Setelah wafatnya Korolev, Uni Soviet mulai merasakan kelemahan dalam perlombaan antariksa. Namun, warisan dan kontribusi besar Korolev terus menjadi bagian penting dalam eksplorasi luar angkasa. Roket Soyuz, salah satu ciptaannya, terus menjadi tulang punggung program luar angkasa Rusia, bahkan hingga hari ini. Roket ini telah membawa astronot dan kargo ke stasiun luar angkasa seperti Stasiun Luar Angkasa Internasional.

Kehidupan dan karya Sergei Pavlovich Korolev adalah bukti nyata bahwa bahkan di tengah tantangan besar, tekad dan bakat seseorang dapat membantu mencapai prestasi yang luar biasa. Korolev tidak hanya membantu Uni Soviet mengejar Amerika Serikat dalam perlombaan antariksa, tetapi juga memberikan dunia pengetahuan dan teknologi yang penting dalam eksplorasi luar angkasa. Dalam ingatannya, kita melanjutkan perjalanan ke bintang-bintang, dan prestasi besar dalam sejarah antariksa tetap menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Sejarah Satelit

Satelit buatan pertama yang dibuat oleh manusia adalah Sputnik 1. Sputnik 1 diluncurkan oleh Uni Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957. Ini adalah awal dari apa yang kemudian disebut sebagai Perlombaan Antariksa antara Uni Soviet dan Amerika.

Sputnik 1 memiliki berbagai peran penting. Satelit ini membantu kita memahami lebih banyak tentang lapisan atas atmosfer dengan mengukur perubahan orbitnya. Selain itu, Sputnik 1 juga memberikan data tentang distribusi sinyal radio di lapisan ionosfer. Hal yang menarik adalah, karena Sputnik 1 berisi nitrogen bertekanan tinggi, ini memberikan kesempatan pertama dalam mendeteksi meteorit. Tekanan yang hilang dalam satelit akibat tabrakan dengan meteorit bisa terlihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke Bumi.

Kemudian, pada tanggal 3 November 1957, Sputnik 2 diluncurkan, membawa makhluk hidup pertama ke orbit, seekor anjing bernama Laika.

Sebelum Sputnik, Amerika juga telah memikirkan tentang meluncurkan satelit. Mereka sudah memiliki rencana sejak tahun 1946. Namun, upaya ini mulai bergerak lebih serius setelah Soviet meluncurkan Sputnik 1. Ada dua proyek yang berjalan, yaitu Project Vanguard dan Project Orbiter.

Pada tahun 1955, Amerika Serikat mengumumkan rencana untuk meluncurkan satelit pada musim semi 1958 dengan Project Vanguard. Namun, Uni Soviet mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957.

  Cara Menulis Surat Bisnis yang Baik dan Benar

Dalam tekanan dari berbagai pihak, termasuk Masyarakat Roket Amerika, Yayasan Sains Nasional, dan Proyek Tahun Geofisika Internasional, Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut Amerika mulai bekerja pada Project Orbiter. Mereka menggunakan roket Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini akhirnya berhasil, dan pada tanggal 31 Januari 1958, Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama.

Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah Sputnik 1 diluncurkan, Angkatan Udara Amerika mulai mengkatalogkan banyak satelit yang mengorbit Bumi.

Sekarang, satelit buatan manusia terbesar yang mengorbit Bumi adalah Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station).

Stasiun Antariksa Internasional (International Space Station atau ISS) adalah salah satu prestasi paling menakjubkan dalam eksplorasi ruang angkasa. Ini adalah proyek kolaboratif yang melibatkan banyak negara, termasuk Amerika, Rusia, Eropa, dan banyak lainnya. ISS adalah stasiun luar angkasa yang besar yang digunakan untuk penelitian ilmiah, eksperimen, dan sebagai platform untuk menjalankan berbagai kegiatan antariksa.

ISS mengorbit Bumi di ketinggian sekitar 420 kilometer di atas permukaan Bumi dan menjadi rumah bagi para astronot dari berbagai negara. Ini adalah tempat di mana para ilmuwan melakukan penelitian dalam berbagai bidang, termasuk ilmu pengetahuan, teknologi, kesehatan, dan lingkungan. ISS juga digunakan untuk mengamati Bumi dan alam semesta dengan lebih baik, memberikan kita pemahaman yang lebih baik tentang dunia kita dan alam semesta di sekitar kita.

Selama beberapa dekade, eksplorasi luar angkasa telah mengalami kemajuan pesat, dan banyak satelit buatan manusia telah mengorbit Bumi untuk berbagai tujuan, mulai dari komunikasi hingga pemantauan cuaca dan penelitian ilmiah. Kehadiran ISS adalah contoh nyata kerja sama internasional dalam menjelajahi ruang angkasa, dan ini adalah landasan penting dalam pemahaman kita tentang alam semesta dan masa depan eksplorasi luar angkasa.

Cara Kerja Satelit

Cara kerja satelit secara system konvensional

Yaitu dengan mengirimkan sinyal dari computer dan direlai oleh satelit tanpa di lakukan pemprosesan dalam satelit. Kelemahan metode ini, computer yang ter-hubung langsung pada satelit harus bekerja selama 24 jam.

Jika salah satu computer dimatikan maka hubungan ke computer tersebut akan terputus. Keun-tungannya satelit komunikasi konvensional dapat digunakan tanpa perlu dimodifikasi. Computer dalam satelit berfungsi untuk menyimpan sementara in-formasi yang secara otomatis dapat dilakukan.

Cara kerja transmisi data melalui satelit

Pemanfaatan system komunikasi satelit telah memberikan kemampuan bagi manusia untuk berkomunikasi dan mendapatkan informasi dari berbagai penjuru dunia secara simultan tanpa memperhatikan jarak relatifnya. Komponen dasar dari transmisi satelit adalah :

  • Stasiun bumi, digunakan untuk mengirim dan menerima data
  • Satelit, disebut juga dengan transponder

PC yang menggunakan jaringan internet dengan jaringan satelit dikatagorikan se-bagai jaringan wireless dengan menggunakan gelombang mikro. Gelombang mikro ini akan ditransmisikan dan diproses oleh stasiun satelit bumi yang kemudian ditransmisikan ke satelit di angkasa luar, dan selanjutnya akan dinerima kembali oleh stasiun sateit bumi tujuan.

Cara kerja transmisi data melalui satelit dengan memperhatikan komponen-komponen tersebut, yaitu satelit menerima sinyal dari stasiun bumi (up-link) kemudian memperkuat sinyal, mengubah frekuensi dan mentransmisikan kembali data ke stasiun bumi penerima yang lain (down-link). Dalam transmisi satelit ter-jadi penundaan atau delay karena sinyal harus bergerak menuju ruang angkasa dan kembali lagi ke bumi, jeda waktu sekitar 0,5 sekon. Satelit menggunakan frek-uensi yang berbeda untuk menerima dan mentransmisikan data. Jangkauan frekuensi satelit adalah:

  • 4-6 giga hertz,disebut dengan C-band
  • 12-14 giga hertz, disebut dengan Ku-Band
  • 20 giga hertz.

Keunggulan media transmisi Satelit

  • Area coverage yang luas, jangkauan cakupannya yang luas baik nasional, regional maupun global, bahkan dapat mencapai setengah dari permukaan bumi.
  • VSAT bisa dipasang di mana saja selama masuk dalam jangkauan satelit.
  • Dapat Koneksi di mana saja. Tidak perlu terjadi LoS (Line of Sight) dan tidak ada masalah dengan jarak, karena garis lurus transfer data ke arah luar bumi jadi tidak terhalang oleh bangunan – bangunan/ letak geografis bumi.
  • Komunikasi dapat dilakukan baik titik ke titik maupun dari satu titik ke banyak titik secara broadcasting, multicasting.
  • Handal dan bisa digunakan untuk koneksi voice (PABX), video dan data, dengan menyediakan bandwidth yang lebar dengan menyewa pada provider saja.
  • Jika ke internet jaringan akses langsung ke ISP/ NAP router.
  • Sangat baik untuk daerah yang kepadatan penduduknya jarang dan belum mempunyai infrastuktur telekomunikasi.
  • Media transmisi satelite(VSAT) tidak akan bertabrakan dengan VSAT yang lain karena memiliki orbit masing – masing yang bersifat unik, jadi tidak mungkin sama.
  • Sedangkan pada wireless, bisa saja terjadi tabrakan frekuensi dengan pengguna wireless yang lain atau frekuensi di daerah tersebut sudah penuh sehingga mengalami kesulitan.
  Pengertian Negara Fungsi Tujuan Karakteristik Menurut Para Ahli

Jenis Satelit

  • Satelit astronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh.

  • Satelit komunikasi adalah satelit buatan yang dipasang di angkasa dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geosinkron atau orbit geostasioner, meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit pengorbit Bumi rendah.

  • Satelit pengamat Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati Bumi dariorbit, seperti satelit reconnaissance tetapi ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembuatan peta, dll.

  • Satelit navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerimadi permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi. Salah satu satelit navigasi yang sangat populer adalah GPS milik Amerika Serikat selain itu ada juga Glonass milik Rusia. Bila pandangan antara satelit dan penerima di tanah tidak ada gangguan, maka dengan sebuah alat penerima sinyal satelit (penerima GPS), bisa diperolehdata posisi di suatu tempat dengan ketelitian beberapa meter dalam waktu nyata.

  • Satelit mata-mata adalah satelit pengamat Bumi atau satelit komunikasi yang digunakan untuk tujuan militer atau mata-mata.

  • Satelit tenaga surya adalah satelit yang diusulkan dibuat di orbit Bumi tinggi yang menggunakan transmisi tenaga gelombang mikro untuk menyorotkan tenaga surya kepada 3 antena sangat besar di Bumi yang dpaat digunakan untuk menggantikan sumber tenaga konvensional.

  • Stasiun angkasa adalah struktur buatan manusia yang dirancang sebagai tempat tinggal manusia di luar angkasa. Stasiun luar angkasa dibedakan dengan pesawat angkasa lainnya oleh ketiadaan propulsi pesawat angkasa utama atau fasilitas pendaratan; Dan kendaraan lain digunakan sebagai transportasi dari dan ke stasiun. Stasiun angkasa dirancang untuk hidup jangka-menengah di orbit, untuk periode mingguan, bulanan, atau bahkan tahunan.
    Satelit cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim Bumi.

  • Satelit miniatur adalah satelit yang ringan dan kecil. Klasifikasi baru dibuat untuk mengkategorikan satelit-satelit ini: satelit mini (500–200 kg), satelit mikro (di bawah 200kg), satelit nano (di bawah 10 kg).

Perkembangan Satelit di Indonesia

Sejarah perkembangan satelit di Indonesia dimulai ketika Presiden Soeharto membuka Stasiun Bumi Jatiluhur pada tanggal 27 September 1969. Tujuan pembangunan ini adalah untuk memfasilitasi komunikasi Indonesia dengan negara lain.

Pada periode antara tahun 1970-an hingga awal tahun 1976, pengembangan lebih lanjut dalam menciptakan satelit untuk Indonesia mulai diperkenalkan. Selama periode ini, Amerika juga ikut campur tangan dalam upaya pengembangan satelit di Indonesia.

Pada tanggal 29 Juli 1976, Palapa A1 diperkenalkan dengan peluncuran roket Delta-2149 di Florida, Amerika Serikat. Ini kemudian diikuti dengan peluncuran resmi Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) Palapa pada tanggal 16 Agustus 1976. Dengan resminya SKSD Palapa dan peluncuran satelit Palapa pada tanggal 9 Juli 1976 di Florida, ini dapat dianggap sebagai langkah awal dalam penggunaan satelit di Indonesia.

Penamaan “Palapa” untuk satelit Indonesia merujuk pada sumpah “Hamukti Palapa” yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada, yang bersumpah untuk tidak menikmati buah pala sebelum berhasil menyatukan nusantara. Oleh karena itu, satelit Indonesia dinamakan Palapa, dengan harapan dapat menghubungkan seluruh wilayah nusantara dalam era informasi dan komunikasi digital seperti sekarang.

Pada tanggal 16 Agustus 1976, bersamaan dengan peluncuran SKSD Palapa, ini menjadi tonggak sejarah pertumbuhan telematika di Indonesia dan merupakan sebuah kebanggaan karena Indonesia menjadi negara ketiga di dunia yang memiliki satelit eksklusif untuk komunikasi, setelah Amerika dan Kanada.

Pada awalnya, penggunaan satelit di Indonesia lebih fokus pada komunikasi, yang sejalan dengan konsep wawasan nusantara karena Indonesia adalah negara kepulauan.

Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang terus meningkat, ilmuwan terus mengembangkan satelit Palapa. Generasi kedua dari satelit Palapa, Palapa A2, diperkenalkan pada tanggal 11 Maret 1977. Satelit generasi kedua ini berfungsi sebagai penyokong apabila Palapa A1 mengalami masalah dalam sirkuit komunikasinya. Namun, umur kedua satelit ini hanya delapan tahun. Hal ini mendorong para ilmuwan di bidang telematika dan astronomi untuk mengembangkan satelit Palapa berikutnya.

  Pengertian Hukum Fungsi Tujuan Manfaat Menurut Para Ahli

Seiring berakhirnya masa operasi satelit Palapa A1 dan Palapa A2, Palapa B1 diperkenalkan pada tanggal 19 Juni 1983. Cakupan Palapa B1 lebih luas, mencakup wilayah Asia Tenggara, dibandingkan dengan generasi Palapa sebelumnya yang hanya mencakup wilayah Indonesia.

Karena permintaan tinggi akan layanan komunikasi, Palapa B2 diperkenalkan pada tanggal 3 Februari 1984 di Kennedy Space Center, Cape Canaveral, pukul 20.00 WIB. Namun, peluncuran ini gagal mencapai orbit karena masalah pada perigee kick motor. Untuk mengatasi masalah ini, Palapa B2 digantikan oleh Palapa B2-P (pengganti), yang diperkenalkan pada tanggal 21 Maret 1987 dengan bantuan roket Delta-3920.

Peluncuran satelit selalu melibatkan penggunaan roket, dengan satelit dipasang di bagian atas roket. Roket membawa satelit ke luar angkasa dalam lintasan elips yang dikendalikan dari stasiun peluncuran di Bumi. Amerika memainkan peran penting dalam perkembangan awal satelit di seluruh dunia dan membantu Indonesia dalam pengembangan satelitnya.

Satelit Palapa B2 yang mengalami kegagalan peluncuran kemudian ditemukan oleh NASA dan dibawa kembali ke Bumi. Setelah direparasi, satelit ini dibeli oleh PT.Telkom. Pada April 1990, satelit ini diperkenalkan kembali dengan nama B2-R sebagai pengganti B1 yang masa operasionalnya telah berakhir.

Generasi terakhir dari Satelit Palapa B adalah Palapa B4, yang diluncurkan pada tanggal 14 Mei 1992. Satelit ini menggunakan roket tiga tingkat dari Launch Pad 17 B Cape Canaveral, Amerika. Setelah peluncuran B4, permintaan akan layanan telekomunikasi di Indonesia semakin meningkat. Dalam rangka memenuhi permintaan tersebut, Satelit Palapa C diperkenalkan.

Satelit ini dianggap memiliki keunggulan dibandingkan dengan generasi sebelumnya, terutama dalam hal jumlah transponder dan kekuatan sinyalnya. Satelit ini dikenal dengan sebutan Satelit Palapa C1 dan beroperasi selama sekitar 3 tahun, dari tanggal 13 Januari 1996 hingga pertengahan 1999. Satelit ini dikelola oleh Satelindo dan pernah disewakan kepada negara Pakistan sebelum akhirnya menjadi Pakissat.

Perumtel dan pengelola Satelindo memiliki pendekatan yang berbeda dalam menjalankan bisnis satelit, dengan Satelindo lebih sering menjalin kerjasama dan jual beli pemakaian satelit dengan negara lain.

Pembelian Satelit Palapa C1 oleh Pakistan pada tahun 1996 memicu peluncuran Satelit Palapa C2 pada tanggal 15 Mei 1996. Ini merupakan generasi terakhir dari seri Palapa C dan diluncurkan dari Perancis. Satelit ini mengalami perubahan orbit dari 113º Bujur Timur ke 105,5º Bujur Timur, untuk memberikan ruang bagi Satelit Palapa D. Perubahan ini bertujuan untuk memperluas cakupan dari Satelit Palapa D, yang akan mendukung kebutuhan dalam era globalisasi.

Pada tanggal 31 Agustus 2009, dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-64, Satelit Palapa D diperkenalkan pukul 16.28 dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC) di China. Satelit ini dikelola oleh Indosat dan memiliki cakupan yang lebih luas serta sinyal yang lebih kuat dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menghadapi tantangan globalisasi di berbagai sektor, termasuk teknologi dan komunikasi.

Sejarah pengembangan satelit di Indonesia mencerminkan komitmen negara untuk memenuhi kebutuhan komunikasi yang semakin berkembang. Dalam prosesnya, Indonesia menjalin kerja sama dengan berbagai negara, terutama Amerika, dalam pengembangan dan peluncuran satelit. Seiring berjalannya waktu, satelit-satelit generasi terbaru terus diperkenalkan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan kebutuhan komunikasi yang semakin kompleks.

Satelit Palapa telah memainkan peran penting dalam memfasilitasi komunikasi dan konektivitas di seluruh Indonesia dan wilayah Asia Tenggara. Penggunaannya telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan sektor telekomunikasi di Indonesia.

Dalam perjalanan sejarah ini, Indonesia telah menunjukkan kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan teknologi satelit, serta menjalin kerjasama internasional yang memadai untuk memenuhi kebutuhan komunikasi dan teknologi di era globalisasi. Satelit Palapa tetap menjadi salah satu simbol keberhasilan Indonesia dalam menghadapi tantangan teknologi komunikasi modern.