Pengertian Toleransi : Contoh Sikap dalam Kehidupan Sehari-hari

Posted on

Toleransi adalah sebuah konsep yang menjadi fondasi bagi kehidupan masyarakat yang beragam. Dalam konteks sosial, toleransi merujuk pada sikap terbuka dan penghargaan terhadap perbedaan, baik perbedaan agama, suku, budaya, maupun pandangan politik. Artikel ini akan membahas secara mendalam pengertian toleransi, mengapa toleransi sangat penting, serta dampak positif yang dapat dihasilkan dari penerapan nilai toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

Toleransi bukan hanya sekadar sikap pasif terhadap perbedaan, tetapi juga merupakan bentuk tindakan konkret untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis. Dengan memahami dan menerapkan nilai toleransi, kita dapat bersama-sama membangun dunia yang lebih baik, di mana setiap individu dapat hidup dengan damai dan menghargai keberagaman yang ada.

Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata Latin “tolerantia,” yang artinya kesabaran atau ketahanan. Dalam konteks sosial, toleransi merujuk pada sikap saling menghargai dan menerima keberagaman yang ada di tengah masyarakat. Ini melibatkan pengakuan bahwa setiap individu memiliki hak untuk menjalani kehidupannya sesuai dengan keyakinan, budaya, dan nilai-nilai yang mereka anut.

Pengertian Toleransi Secara terminologi

Secara terminologi Pengertian
Toleransi dikemukankan oleh para ahli antara lain sebagai berikut:

  1. Menurut W.J.S Purwadarminta Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang berupa menghargai serta membolehkan suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda dengan pendirian sendiri.
  2. Menurut Dewan Ensiklopedi Indonesia Toleransi dalam aspek sosial, politik, merupakan suatu sikap membiarkan orang untuk mempunyai suatu keyakinan yang berbeda. Selain itu menerima pernyataan ini karena sebagai pengakuan dan menghormati hak asasi manusia.
  3. Menurut Ensiklopedi American Toleransi memiliki makna sangat terbatas. Ia berkonotasi menahan diri dari pelanggaran dan penganiayaan, meskipun demikian, ia memperlihatkan sikap tidak setuju yang tersembunyi dan biasanya merujuk kepada sebuah kondisi dimana kebebasan yang di perbolehkannya bersifat terbatas dan bersyarat.

Dari beberapa definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa toleransi adalah suatu sikap atau sifat dari seseorang untuk membiarkan kebebasan kepada orang lain serta memberikan kebenaran atas perbedaan tersebut sebagai pengakuan hak-hak asasi manusia.

Pengertian toleransi menurut para ahli

Pengertian toleransi menurut para ahli dapat bervariasi tergantung pada disiplin ilmu dan konteks tertentu. Berikut adalah beberapa definisi toleransi menurut beberapa ahli:

  • John Locke: Sebagai seorang filsuf abad ke-17, Locke menyatakan bahwa toleransi adalah kunci bagi perdamaian sosial. Menurutnya, toleransi adalah kesediaan untuk menerima perbedaan dalam kepercayaan agama dan pandangan politik.
  • Voltaire: Filsuf Prancis abad ke-18 ini menyatakan, “Saya tidak setuju dengan apa yang Anda katakan, tetapi saya akan mempertahankan sampai mati hak Anda untuk mengatakannya.” Pernyataan ini mencerminkan pandangan toleransi yang menghargai kebebasan berbicara dan pandangan yang berbeda.
  • John Stuart Mill: Filsuf dan ekonomi Inggris ini mengemukakan konsep toleransi dalam karyanya “On Liberty” (1859). Mill menyatakan bahwa toleransi adalah penting untuk mendorong perkembangan masyarakat, dan bahwa masyarakat seharusnya hanya membatasi kebebasan seseorang jika tindakan tersebut merugikan orang lain.
  • Herbert Marcuse: Sebagai seorang filsuf Jerman-Amerika abad ke-20, Marcuse memandang toleransi sebagai suatu konsep yang lebih kompleks. Ia menyatakan bahwa tidak semua ide dan tindakan harus diterima secara mutlak, terutama jika ide atau tindakan tersebut bersifat represif atau merugikan bagi kelompok minoritas.
  • Diana L. Eck: Ahli agama dan profesor di Harvard University ini menyatakan bahwa toleransi tidak hanya tentang “mengizinkan” perbedaan, tetapi juga tentang “menghargai” perbedaan. Dalam konteks agama, ia menekankan pentingnya memahami dan menghormati keyakinan dan praktik agama yang berbeda.
  • Karl Popper: Sebagai seorang filsuf sains dan epistemologis, Popper mengajukan konsep “paradoks toleransi” dalam karyanya “The Open Society and Its Enemies” (1945). Ia menyarankan bahwa toleransi terhadap intoleransi mutlak dapat membahayakan prinsip-prinsip demokrasi. Oleh karena itu, ia mengusulkan konsep “toleransi terhadap yang intoleran” harus dibatasi demi melindungi masyarakat dari ancaman ekstremisme yang dapat menghancurkan nilai-nilai toleransi itu sendiri.
  • Amartya Sen: Seorang ekonom dan filsuf India yang menerima Penghargaan Nobel dalam bidang Ekonomi ini mengaitkan toleransi dengan konsep keadilan sosial. Baginya, toleransi tidak hanya mencakup penghargaan terhadap perbedaan pandangan, tetapi juga upaya untuk menciptakan kondisi sosial dan ekonomi yang adil sehingga setiap individu dapat mengembangkan potensinya tanpa diskriminasi.
  • Karen Armstrong: Ahli agama dan penulis ini berpendapat bahwa toleransi seharusnya tidak hanya bersifat pasif, tetapi juga aktif dalam membangun pemahaman antar kelompok agama dan budaya. Armstrong menekankan pentingnya pendidikan dan dialog antarbudaya untuk membantu mengatasi ketidakpahaman dan konflik.
  • Charles Taylor: Filsuf politik dan sosial Kanada ini menggambarkan toleransi sebagai “pluralisme yang menghargai.” Menurutnya, toleransi bukan hanya soal mengakui perbedaan, tetapi juga menghormati dan menghargai keragaman dalam masyarakat.
  • Martha Nussbaum: Filsuf moral dan politik ini mengembangkan konsep toleransi sebagai bagian dari kemampuan dasar manusia. Dalam perspektif Nussbaum, toleransi bukan hanya tentang kesediaan untuk membiarkan orang lain hidup sesuai dengan nilai-nilai mereka, tetapi juga tentang pengembangan kemampuan empati dan pemahaman terhadap realitas kehidupan yang beragam.
  • KBBI : Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan toleransi dengan kelapangdadaan, dalam artian suka kepada siapa pun, membiarkan orang berpendapat atau berpendirian lain, tak mau mengganggu kebebasan berpikir dan berkeyakinan orang lain. Sedangkan dalam pandangan para ahli, toleransi mempunyai beragam pengertian.
  • Micheal Wazler (1997) : memandang toleransi sebagai keniscayaan dalam ruang individu dan ruang publik karena salah satu tujuan toleransi adalah membangun hidup damai (peaceful coexistence) diantara berbagai kelompok masyarakat dari berbagai perbedaan latar belakang sejarah, kebudayaan dan identitas.
  • Heiler : menyatakan toleransi yang diwujudkan dalam kata dan perbuatan harus dijadikan sikap menghadapi pluralitas agama yang dilandasi dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan kerjasama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama.
  • Djohan Efendi : Secara sederhana, toleransi atau sikap toleran diartikan oleh Djohan Efendi sebagai sikap menghargai terhadap kemajemukan. Dengan kata lain sikap ini bukan saja untuk mengakui eksistensi dan hak-hak orang lain, bahkan lebih dari itu, terlibat dalam usaha mengetahui dan memahami adanya kemajemukan.
  100 Kumpulan Puisi Sahabat Sejati Menyentuh Hati

Manfaat Toleransi dalam Masyarakat

  • Menciptakan Keharmonisan Sosial: Toleransi membantu menciptakan suasana harmonis dalam masyarakat. Dengan adanya sikap saling menghargai, konflik antar kelompok dapat diminimalkan, dan hubungan antarindividu menjadi lebih baik.
  • Melestarikan Kebudayaan dan Identitas: Toleransi memungkinkan keberagaman budaya tetap hidup dan berkembang. Setiap kelompok dapat mempertahankan identitasnya sendiri tanpa harus merasa terancam oleh kelompok lain.
  • Mendorong Dialog dan Pemahaman: Sikap toleransi membuka pintu untuk dialog yang konstruktif antar kelompok. Dengan saling mendengarkan dan memahami pandangan yang berbeda, masyarakat dapat mencapai kesepahaman yang lebih baik.
  • Memperkuat Keberlanjutan: Toleransi membantu membangun masyarakat yang berkelanjutan. Dengan menghargai lingkungan, ideologi, dan cara hidup yang berbeda, masyarakat dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar.

Dampak Positif Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

  • Pengurangan Konflik: Dengan adanya toleransi, konflik yang timbul akibat perbedaan dapat diminimalkan. Orang-orang belajar untuk menghormati hak dan kebebasan orang lain.
  • Peningkatan Kualitas Hidup: Masyarakat yang hidup dalam suasana toleransi cenderung lebih bahagia dan sejahtera. Individu merasa lebih aman dan diterima.
  • Pengembangan Pendidikan yang Beragam: Toleransi memungkinkan pengembangan sistem pendidikan yang lebih beragam, di mana berbagai perspektif dan nilai-nilai dapat diakui dan dihormati.
  • Inovasi dan Kreativitas: Dalam lingkungan yang toleran, inovasi dan kreativitas cenderung berkembang. Orang-orang merasa lebih bebas untuk mengemukakan ide-ide baru tanpa takut dicemooh atau dihakimi.

Toleransi dalam Islam mencakup dua hal yaitu;

  • Toleransi antarsesama muslim

berarti menghargai dan menghormati perbedaan pendapat yang ada dalam ajaran agama Islam. Misalnya, perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat salat tarawih. Perbedaan-perbedaan dalam tubuh agama Islam masih bisa ditoleransi apabila terjadi dalam masalah furu’iyah (cabang), seperti jumlah rakaat tarawih, doa qunut, dan lain-lain.

  Pengertian Gerak Refleks : Mekanisme Jenis Fungsi Contoh Kehidupan Sehari

Namun, kita tidak boleh toleransi dalam masalah ushul (pokok) dalam Islam, misalnya kitab suci al-Qur’ān, kiblat, dan Nabi. Ada orang mengaku Islam tetapi kiblat salatnya bukan di Ka’bah, kitab sucinya bukan al-Qur’ān, nabinya bukan Muhammad saw. Maka kita harus menolak keras pendapat seperti ini, namun tidak boleh berbuat anarkis atau menghakimi sendiri dengan tindakan kekerasan.

  • Toleransi kepada nonmuslim

yaitu menghargai dan menghormati pemeluk agama lain untuk beribadah sesuai agama dan keyakinannya masing-masing.

Contoh Sikap Toleransi dalam Kehidupan Sehari-hari

Toleransi merupakan salah satu akhlak mulia (akhlakul karimah) yang harus dimiliki setiap muslim. Dengan menjunjung tinggi sikap menghargai perbedaan ini maka kehidupan masyarakat akan damai dan sejahtera. Oleh karena itu kita harus menerapkan toleransi dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari toleransi dapat diwujudkan dengan sikap-sikap sebagai berikut.

  1. Bergaul dengan semua teman tanpa membedakan agamanya.
  2. Menghargai dan menghormati perayaan hari besar keagamaan umat lain.
  3. Tidak menghina dan menjelek-jelekkan ajaran agama lain.
  4. Memberikan kesempatan kepada teman nonmuslim untuk berdoa sesuai agamanya masing-masing.
  5. Memberikan kesempatan untuk melaksana-kan ibadah bagi nonmuslim.
  6. Memberikan rasa aman kepada umat lain yang sedang beribadah.
  7. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
  8. Mengadakan silaturahmi dengan tetangga yang berbeda agama.
  9. Menolong tetangga beda agama yang sedang kesusahan.

Lebih dari tersebut sikap toleransi untuk sesama muslim mesti lebih diperkokoh. Hal ini pernah diberikan contoh Rasulullah saw. dan umat Islam saat berada di Madinah. Hubungan persaudaraan antara Muhajirin (kaum muslimin dari Mekah) dan Ansar (kaum muslimin Madinah) terjalin paling erat. Kehidupan kedua kelompok itu masing-masing hari diliputi oleh keadaan saling pengertian, saling menolong dan saling bekerja sama. Apabila seorang dari Ansar mempunyai rumah, maka rumah tersebut digunakan bareng dengan Muhajirin. Jika Muhajirin mempunyai makanan dan minuman, maka makanan dan minuman itu dipecah dengan Ansar.

  Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Fungsi Tujuan Model

Dengan persaudaraan dan toleransi yang tinggi laksana ini maka umat Islam waktu tersebut mempunyai ikatan yang kokoh. Rasulullah saw. mengibaratkan umat Islam sebagai satu tubuh. Jika terdapat bagian tubuh yang sakit maka anggota tubuh lain pun ikut menikmati sakit. Demikian pula dengan umat Islam, andai ada salah seorang anggota masyarakat muslim mengalami kendala maka penduduk yang beda hendaklah membantunya. Kepada umat agama lain, Islam pun mengajarkan guna toleransi.

Dalam Islam tidak ada doktrin supaya membenci atau memusuhi umat agama lain. Islam mengajarkan umatnya guna hidup bersebelahan dalam keadaan damai, rukun, dan saling. Rasulullah saw. dan umat Islam sudah memberikan contoh toleransi antarumat beragama pada masa-masa berada di Madinah.

Umat Islam, Nasrani, dan Yahudi diberi kemerdekaan dan dipastikan hak-haknya untuk mengemban ibadahnya masing-masing. Namun perlu dikenang bahwa toleransi kepada kelompok nonmuslim melulu terbatas pada masalah-masalah duniawi, laksana kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan masalah-masalah beda yang sehubungan dengan keduniaan. Adapun yang sehubungan dengan masalah aqidah dan ibadah mesti cocok dengan agamanya masing-masing.