99 Asmaul Husna Pengertian Tujuan Manfaat Dalil Arti Gambar

Posted on

Asmaul Husna – Asmaul Husna ialah nama-nama Allah yang ada dalam Al-Quran. Sejatinya Allah ialah Zat Yang Maha Agung dan maha segalanya. Bagi itu, nama-nama ini ialah sebagai cerminan kekuasaan dan kehormatan Allah yang tidak bakal ada tandingannya termasuk untuk manusia. Bagi itu, ada tidak sedikit sekali guna yang akan anda dapatkan andai kita menyimak Asmaul Husna lagipula disertai dengan pengahyatan yang tinggi pun ilmu pengetahuan yang memadai.

Ada 99 asmaul husna yang menggambarkan dominasi Allah. Tentunya untuk orang-orang yang beriman, nama-nama ini ialah sebagai format kekuasaan Allah dan sebagai cerminan bahwa tidak bakal ada yang bisa menyayingi Allah. Di samping itu, untuk orang beriman nama-nama Allah ini bakal memperkuat keyakinannya untuk Allah.

Pengertian Asmaul Husna

  • Arti secara Bahasa dan Istilah

Kata asmaul husna berasal dari bahasa arab Al-Asmaau yang memiliki arti nama-nama, beberapa nama dan al-Husnaa yang berarti yang baik, yang indah. Sedang Menurut istilah, asmaul husna berarti nama-nama yang indah bagi Allah. Asmaul Husna hanya layak disandang oleh Allah SWT, sesuai kebesaran dan keagungan-Nya. Asmaul husna Allah bersifat sempurna, sedangkan nama-nama baik bagi manusia banyak memiliki kelemahan.

  • Pengertian Istilah Asmaul Husna

Pengertian Asmaul Husna adalah nama-nama Allah, gelar dan sebutan yang baik, agung dan indah yang kita diperintahkan untuk memohon kepadaNYA dengan menyebut nama-nama tersebut. Perintah berdoa dengan asmaul husna ini tertera dalam Surah Al A’raf ayat 180.
pengertian asmaul husna“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, maka berdo’alah kepadaNya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang² yang menyimpang dari kebenaran dalam ( menyebut ) nama² Nya. Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” { Al-A’raaf : 180 }
Mayoritas kaum muslimin meyakini jumah asmaul husna ada 99 (sembilan puluh sembilan). Namun, di luar itu ada yang menyebut 100, 200, bahkan 1.000 bahkan 4.000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Dzat Allah SWT yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman seperti Nabi Muhammad SAW. Perbedaan tentang jumlah ini bisa di cek di pengertian asmaul husna.

Bagi yang meyakini asmaul husna berjumlah 99 biasa menjadikan gambar pada garis tangan sebagai bukti (dalil) penguat. Yakni ada huruf angka arab 18 di telapak tangan kanan dan 81 di telapak tangan kiri. Kalau dijumlah totalnya 99.

Sejarah Diturunkan Ayat tentang Asmaul Husna

Di dalam kitab asbabunnuzul diterangkan bahwa pada suatu hari Rasulullah melakukan shalat di Mekah dan berdoa dengan kata-kata: “Ya Rahman, Ya Rahim”. kemudian Doa tersebut terdengar oleh sebagian kaum musyrikin. saat itu kamu musyrikin berkata, “Perhatikan orang yang murtad dari agamanya! dia melarang kita menyeru dua Tuhan, dan ia sendiri menyeru dua Tuhan”.
Dari adanya ucapan tersebut, turunlah Surat Al-Isra:110:

قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalat mu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”.(Q.S. Al-Isra:110)
Berdasarkan Surat Al-Isra:110, kaum musyrikin mengira bahwa Rasulullah, menyebut nama Allah dan Ar-Rahman karena sepengetahuan mereka di daerah Yamamah ada orang yang mempunyai nama Rahman. Dengan turunnya Q.S. al-Isra ayat 110, hal tersebut mematahkan dugaan mereka (kaum musyrikin). kemudian Pada ayat lain, Allah SWT berfirman:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
“Hanya milik Allah Asmaul Husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam nama-nama Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S. Al-A’raf:180).
Ayat diatas mengajarkan kepada kita agar menyebut nama Allah SWT dengan nama kebesaranNya, yakni dengan asmaul husna.

Asmaul Husna
Asmaul Husna

ARTI ASMAUL HUSNA

No. Nama Arab Indonesia
Allah الله Allah
1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu`min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Mengatur
8 Al `Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbir المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari` البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa
14 Al Ghaffaar الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan
24 Al Mu`izz المعز Yang Maha Memuliakan
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan
26 Al Samii` السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Memberi Pengampunan
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al `Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Luhur
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)
58 Al Mubdi` المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyii المحيى Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Waajid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia
66 Al Wahid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Mu`akkhir المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Aakhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baathin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta`aalii المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barru البر Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)
80 At Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuww العفو Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Maha Penguasa Kerajaan
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al Muqsith المقسط Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al Maani المانع Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An Nafii` النافع Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Badii’ البديع Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya
96 Al Baaqii الباقي Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور Yang Maha Sabar

Manfaat Asmaul Husna

  • Membuka Pintu Rezeki

Allah maha kaya, Allahlah yang menyerahkan rezeki guna kita. rezeki yang anda terima telah ditakdirkan oleh Allah cocok dengan apa yang saya dan anda lakukan dan usahakan. Kita sebagai umat muslim dalam menggali rezeki ialah dengan bekerja dan seringkali dibantu dengan guna sholat dhuha. Namun ada teknik lain yang dapat membantu kamu mencari rezeki, yakni dengan menyimak Asmaul husna. Dalam asmaul husna ada sejumlah nama yang mengindikasikan bahwa Allah maha kaya, dan andai dibaca secara teratur niscaya pintu rezeki anda akan tersingkap yaitu al-mughni, al ghaniyyu, dan lainnya.

  • Menyembuhkan penyakit

Hampir seluruh orang andai sakit, bakal pergi ke dokter atau ,minum obat-obatan. Perlu kitan ketahui bahwa itu melulu perantara, penyembuh dan obat sesungguhnya ialah Allah. Allah akan menyerahkan kesembuhan seluruh penyakit baik jasmani maupun hati andai mereka berdoa dengan tulus pada Allah, dapat juga menyimak lantunan asmaul husna, sebab ada nama yang mengindikasikan bahwa Allah tersebut mempunyai sifat penyembuh, yakni ad-dhar, an-nafi’.

  • Mendapat keselamatan

Allahlah pelindung anda dari segala marabahaya, anda harus senantiasa meminta perlindungan supaya hidup anda ini selamat. Dengan menyimak asmaul husna terus menerus niscaya kamu akan senantiasa mendapat perlindungannya. Beberapa nama yang mempunyai makana perlindungan ialah al-mani’u, al-mughsitu, dan lainnya

  • Mendapat ampunan

Sebagai insan biasa anda tidak pernah luput dari dosa. Hampir tiap hari sengaja atau tidak, disadari atau tidak kita melakukan dosa baik kecil, maupun besar. Dengan begitu anda wajib guna meminta ampun untuk allah. Dengan menyimak asmaul husna secara teratur insyaallah dosa-dosa yang pernah anda lakukan akan dimaafkan oleh Allah, laksana dalam di antara namaNya yakni al-affuwu (maha memberi ampunan).

  • Memperoleh kemudahan

Dalam hidup ini tentu kita pernah mendapat cobaan dan rintangan dalam proses kita menjangkau tujuan hidup. Namun dengan kendala tersebut anda harus tetap optimis bisa melewatinya. Dengan meminta untuk allah melewati membaca asmaul husna secara ikhlas dan sarat pengharapan niscaya Allah akan menyerahkan kemudahan untuk setiap masalah anda. Hal ini terbukti dengan adanya sejumlah nama Allah yang mempunyai makna sebagai pemberi fasilitas dan kelapangan, diantaranya al-barru, al-muqtadir.

  • Memperoleh keturunan

Bagai kamu yang belum mempunyai keturunan ketika ini, tetaplah optimis dan senantiasa berdoa dan meminta untuk Allah, di antara caranya ialah dengan menyimak dan melaksanakan asmaul husna. Dari sejumlah nama yang dipunyai Allah terdapat satu nama yang mempunyai makna Allah akan menyerahkan keturunan untuk hambanya yakni al wahidu.

  • Menumbuhkan rasa percaya diri

Bagai kamu yang merasa tidak cukup percaya diri dengan keterampilan yang kamu miliki atau kamu yang mempunyai anak yang tidak cukup percaya diri. Ada teknik ampuh yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah ini, memang kita dapat membawa diri anda ke psikiater atau psikolog dan motivator tetapi hasilnya belum pasti memuaskan. Cara yang tepat ialah meminta dan berdoa pada Allah dengan menyinggung nama-nama indahnya. Karena Allah mempunyai nama yang bermakna memberikan kepercayaan pada diri seorang muslim, yakni al- wajidu.

  • Mengendalikan nafsu

Kita sebagai insan dibekali akal dan nafsu oleh Allah, bila berkata tentang nafsu maka lebih ingin membawa ke hal-hal negatif. Maka ada teknik ampuh guna tetap dapat mengendalikan nafsu anda dengan teknik membaca dan melantunkan asmaul husna. Ada sejumlah asma yang bila anda baca terus menerus akan dapat mengontrol hawa nafsu kita, antara beda al-mumit, al-muhshi.

  • Menjaga keharmonisan lokasi tinggal tangga

Pasti semua lokasi tinggal tangga mengharapkan sakinah, mawaddah, warrahmah. Ada satu teknik yang bisa kamu lakukan guna tetap mengawal keharmonisan dalam lokasi tinggal tnagga anda, yakni dengan melantunkan nama-nama estetis yang dipunyai Allah, di antara nama yang baik guna keharmonisan lokasi tinggal tangga anda ialah al wadud.

  • Mencerdaskan otak

Asmaul husna adalahsalah satu nutrisi yang baik untuk otak kita, baik dalam mengawal kesehatan otak, menyeimbangkan benak kanan dan kiri dan lainnya. Di samping makan-makanan sehat dan merealisasikan pola hidup sehat, kamu juga dapat menerapkan teknik yang satu ini, yakni melantunkan asmaul husna. Karena dalam 99 namaNya ada sejumlah nama yang berkata tentang kepintaran dan kepintaran, antara beda al hakim, al alliyu, al-ilmu.

  • Terhindar dari sifat lupa

Lupa ialah hal yang wajar untuk manusia, bahkan terdapat istilah yang berbunyi manusia ialah tempatnya lupa. Namun kita dapat mencegah tak sempat hinggap pada diri kita. Manfaat menyimak asmaul husna secara kontinyu maka anda akan terhindar dari yang namanya lupa, urusan ini diperlihatkan dengan adanya nama Allah yang bermakna mengawal kita dari sifat lupa, yakni ar-rahman.

  • Mendekatkan diri pada Allah

Tujuan hidup anda di dunia ini tak beda dan tak bukan ialah senantiasa beribadah untuk Allah dan mendekatkan diri kepadaNya. Ada di antara ibadah yang dapat mendekatkan anda dengan Allah, salah satunya ialah membaca dan mengetahui asmaul husna, nama-nama estetis yang dipunyai allah.

  • Menjadi muslim yang sejati

Belum sempurna andai kita belum tahu dan mengerti dominasi Allah. Adanya asmaul husna menolong kita guna sennatiasa mengetahui dan memahami tanda-tanda dominasi Allah. Dengan menyimak dan mengetahui asmaul husna maka anda kan semakin memahami tentang apa destinasi hidup anda sebnarnya dan anda akan menjadi muslim yang sebenar-benarnya tidak saja di KTP saja.

  • Memperkuat persatuan dan kesatuan

Allah sudah mengajarkan saling berkasih sayang untuk sesama. Dengan asmaNya yang berbunyi ar-rahim, atau maha penyayang. Dengan mengetahui sifat penyayang ini, anda akan saling menyayangi dan mengayomi antar sesama dan saling bantu menolong saat ada yang membutuhkan. Dengan begini persatuan dan kesatuan, anda akan menemukan makna kenyamanan di hidup ini.

  • Memperkuat keimanan seorang hamba
  Pengertian Semantik : Konsep Fungsi Cabang Macam Menurut Para Ahli

dengan senantiasa menyimak dan mengetahui nama-nama yang dipunyai oleh Allah, anda senantiasa semakin yakin bahwa memang tiada Tuhan di samping Allah, dan semua kebajikan berasal dariNya, serta patutnya kita melulu meminta untuk Allah. Dengan begini keimanan yang anda miliki bakal sempurna tanpa keraguan sedikitpun.

Dalil Dalil Nama Nama Asmaul Husna

1. Allah (اللهُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى

“Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dia mempunyai al asmaa’ul-husnaa (nama-nama yang baik)” [QS. Thaha : 8].

2. Al-‘Adhiim (الْعَظِيمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Baqarah : 255].

3. Al-‘Afuwwu (الْعَفُوُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:
وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ

“Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun” [QS. Al-Mujaadilah : 2].

4. Al-‘Aliim (الْعَلِيمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ خَلَقَهُنَّ الْعَزِيزُ الْعَلِيمُ

“Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?”, niscaya mereka akan menjawab: “Semuanya diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” [QS. Az-Zukhruf : 9].

رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Sebagai rahmat dari Tuhanmu. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Ad-Dukhaan : 6].

5. Al-‘Aliy (الْعَلِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Luqmaan : 30].

وَلا تَنْفَعُ الشَّفَاعَةُ عِنْدَهُ إِلا لِمَنْ أَذِنَ لَهُ حَتَّى إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

“Dan tiadalah berguna syafaat di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafaat itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?” Mereka menjawab: “(Perkataan) yang benar”, dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Saba’ : 23].

6. Al-‘Aziiz (الْعَزِيزُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا جَاءَ أَمْرُنَا نَجَّيْنَا صَالِحًا وَالَّذِينَ آَمَنُوا مَعَهُ بِرَحْمَةٍ مِنَّا وَمِنْ خِزْيِ يَوْمِئِذٍ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Maka tatkala datang adzab Kami, Kami selamatkan Shaalih beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS. Huud : 66].

لِلَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِالآخِرَةِ مَثَلُ السَّوْءِ وَلِلَّهِ الْمَثَلُ الأعْلَى وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. An-Nahl : 60].

7. Al-A’laa (الأعْلَى)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأعْلَى

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi” [QS. Al-A’laa : 1].

إِلا ابْتِغَاءَ وَجْهِ رَبِّهِ الأعْلَى

“Tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Maha Tinggi” [QS. Al-Lail : 20].

8. Al-Ahad (الْأَحَدُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa” [QS. Al-Ikhlaash : 1].

Juga hadits:

عَنْ بُرَيْدَةَ الْأَسْلَمِيِّ، قَالَ: سَمِعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو وَهُوَ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنِّي أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِي لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، قَالَ: فَقَالَ: ” وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَأَلَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى ”

Dari Buraidah Al-Aslamiy, ia berkata : Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki mengucapkan dalam doanya : ‘Allaahumma innii as-aluka bi-annii asyhadu annaka antallahu laa ilaha illaa anta, al-ahadush-shamad alladzii lam yalid wa lam yuulad wa lam yakun lahuu kufuwan ahad (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan bersaksi sesungguhnya Engkau adalah Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi melainkan Engkau. Yang Maha Esa, Yang Tidak membutuhkan sesuatu akan tetapi segala sesuatu membutuhkan-Mu. Tidak beranak dan tidak diperanakkan, tidak ada seorang pun yang menyamai-Mu)”. Lalu Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya. Sungguh, ia telah memohon kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang apabila Ia dimohon doa dengannya, pasti Ia kabulkan. Dan apabila Ia diminta dengannya, pasti Ia berikan” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3475, Abu Daawud no. 1493, Ibnu Maajah no. 3857, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/432].

9. Al-Akram (الأكْرَمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكْرَمُ

“Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” [Al-‘Alaq : 3].

10. Al-Awwal (الأوَّلُ)

11. Al-Aakhir (الآخِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

هُوَ الأوَّلُ وَالآخِرُ

“Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Lahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].

12. Al-Baari’ (الْبَارِئُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ

“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan” [QS. Al-Hasyr : 24].

13. Al-Baasith (الْبَاسِطُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ، وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى رَبِّي، وَلَيْسَ أَحَدٌ مِنْكُمْ، يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ، وَلَا مَالٍ

“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan harga. Ia adalah Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki). Dan sesungguhnya aku berharap menjumpai Rabbku dalam keadaan tiada seorangpun yang menuntut kepadaku (di hadapan Allah) karena suatu kedhaliman yang aku lakukan dalam perkara darah maupun harta” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1314, Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].

14. Al-Baathin (الْبَاطِنُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ

“Yang Dhaahir dan Yang Batin” [QS. Al-Hadiid : 3].

15. Al-Barr (الْبَرُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّا كُنَّا مِنْ قَبْلُ نَدْعُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْبَرُّ الرَّحِيمُ

“Sesungguhnya kami dahulu menyembah-Nya. Sesungguhnya Dia-lah Yang melimpahkan kebaikan lagi Maha Penyayang” [QS. Ath-Thuur : 28].

16. Al-Bashiir (الْبَصِيرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ الَّذِينَ يُجَادِلُونَ فِي آَيَاتِ اللَّهِ بِغَيْرِ سُلْطَانٍ أَتَاهُمْ إِنْ فِي صُدُورِهِمْ إِلَّا كِبْرٌ مَا هُمْ بِبَالِغِيهِ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah (keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Al-Mukmin : 56].

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat” [QS. Asy-Syuuraa : 11].

17. Adh-Dhaahir (الظَّاهِرُ)

Dalilnya adalah QS. Al-Hadiid ayat 3 yang telah disebut sebelumnya.
Selain itu juga hadits tentang doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat hendak tidur:

….اللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُونَكَ شَيْءٌ……

“…..Ya Allah, Engkau adalah Al-Awwal, tidak ada sesuatu pun yang mendahului-Mu. Engkau adalah Al-Aakhir, tidak ada sesuatu pun setelah-Mu. Engkau adalah Adh-Dhaahir, maka tidak ada sesuatu di atas-Mu. Engkau adalah Al-Baathin, tidak ada sesuatu yang lebih dekat dari-Mu…..” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2713].

18. Dzul-Jalaali wal-Ikraam (ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

تَبَارَكَ اسْمُ رَبِّكَ ذِي الْجَلالِ وَالإكْرَامِ

“Maha Agung nama Tuhanmu Yang Mempunyai kebesaran dan karunia” [QS. Ar-Rahmaan : 78].
Juga hadits Tsaubaan radliyallaahu ‘anhu, ia berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنْصَرِفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ اللَّهَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ قَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

“Adalah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau hendak beranjak dari shalatnya, beliau beristighfar kepada Allah tiga kali, kemudian membaca : ‘Allahumma antas-salaam wa minkas-salaam tabaarakta yaa dzal-jalaali wal-ikraam” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 300,dan ia berkata : “Hadits ini hasan shahih”].

19. Al-Fattaah (الْفَتَّاحُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيمُ

“Katakanlah: “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia-lah Maha Pemberi keputusan lagi Maha Mengetahui” [QS. Saba’ : 26].

20. Al-Ghaalib (الْغَالِبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَاللَّهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ

“Dan Allah Yang Berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” [QS. Yuusuf : 21].

21. Al-Ghaffaar (الْغَفَّارُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَى

“Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar” [QS. Thaha : 82].

Juga hadits:

عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا تَضَوَّرَ مِنَ اللَّيْلِ، قَالَ: ” لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ ”

Dari ‘Aaisyah, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam apabila terbangun di waktu malam (dari tidurnya) mengucapkan : “Laa ilaha illallaah, al-waahidul-qahhaar, rabbus-samaawaati wal-ardli wa maa baina humaa al-‘aziizul-ghaffaar (tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah, Yang Maha Tunggal lagi Maha Kuasa. Rabb langit-langit dan bumi dan segala sesuatu yang ada di antara keduanya. Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” [Diriwayatkan oleh Ibnu Hibbaan no. 5530, An-Nasaa’iy dalam ‘Amalul-Yaum wal-Lailah no. 863, Al-Haakim 1/540, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Arna’uth dalam Takhriij Shahiih Ibni Hibbaan 12/340].

22. Al-Ghafuur (الْغَفُورُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

يُصِيبُ بِهِ مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

“Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” [QS. Yuunus : 107].

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun” [QS. Al-Mulk : 2].

23. Al-Ghaniy (الْغَنِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنَّ اللَّهَ لَهُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan segala yang ada di bumi. Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya lagi Maha Terpuji” [QS. Al-Hajj : 64].

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji” [QS. Luqmaan : 26].

24. Al-Haadiy (الْهَادِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا مِنَ الْمُجْرِمِينَ وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا

“Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi petunjuk dan Penolong” [QS. Al-Furqaan : 31].

25. Al-Haafidh (الْحَافِظُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَاللَّهُ خَيْرٌ حَافِظًا وَهُوَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Maka Allah adalah sebaik-baik Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang” [QS. Yuusuf : 64].

26. Al-Haasib (الْحَاسِبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَكَفَى بِنَا حَاسِبِينَ

“Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan” [QS. Al-Anbiyaa : 47].

27. Al-Hafiidh (الْحَفِيظُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبِّي عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

“Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu” [QS. Huud : 57].

وَرَبُّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ حَفِيظٌ

“Dan Tuhanmu Maha Memelihara segala sesuatu” [QS. Saba’ : 21].

28. Al-Hakam (الْحَكَمُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَكَمُ وَإِلَيْهِ الْحُكْمُ

“Sesungguhnya Allah adalah Al-Hakam, dan kepada-Nya lah dikembalikan semua hukum” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4955, An-Nasaa’iy no. 5387, Al-Bukhaariy dalam Al-Adabul-Mufrad no. 811, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud, 3/216].

29. Al-Hakiim (الْحَكِيمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنْفُسُكُمْ أَمْرًا فَصَبْرٌ جَمِيلٌ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَأْتِيَنِي بِهِمْ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ

“Ya’qub berkata: “Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” [QS. Yuusuf : 83].

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

“Bertasbih kepada Allah apa saja yang ada di langit dan apa saja yang ada di bumi; dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. Ash-Shaff : 1].

30. Al-Haliim (الْحَلِيمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَفُورٌ حَلِيمٌ

“Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun” [QS. Al-Baqarah : 235].

Juga hadits:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْعُو عِنْدَ الْكَرْبِ، يَقُولُ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْعَظِيمُ الْحَلِيمُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Dari Ibnu ‘Abbaas radliyallaahu ‘anhumaa, ia berkata : Saat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengalami kesedihan, beliau membaca : Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah, Rabb langit dan bumi, serta rabb ‘Arsy yang mulia” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6345 dan Muslim no. 2730].

31. Al-Hamiid (الْحَمِيدُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ

“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” [QS. Ibraahiim : 1].

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

“Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji” [QS. Faathir : 15].

32. Al-Haqq (الْحَقُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

“Maka (Dzat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu Yang Hak; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)?” [QS. Yuunus : 6].

ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

  Pengertian makna Bhinneka Tunggal Ika, Fungsi,Sejarah,Implementasi

“(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan) Yang Hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Hajj : 62].

33. Al-Hasiib (الْحَسِيْبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا

“Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu)” [QS. An-Nisaa’ : 6].

34. Al-Hayy (الْحَيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” [QS. Al-Baqarah : 255].

وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ

“Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati” [QS. Al-Furqaan : 58].

35. Al-Hayiy (الْحَيِيُّ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي إِذَا رَفَعَ الرَّجُلُ إِلَيْهِ يَدَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا خَائِبَتَيْنِ

“Sesungguhnya Allah Maha Pemalu dan Pemurah. Ia malu bila seorang lelaki mengangkat kedua tangannya kepada-Nya lalu Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong dan hampa” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 3556, Abu Daawud no. 1488, Ibnu Maajah no. 3865, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 1/409].

36. Al-Jabbaar (الْجَبَّارُ)

Dalilnya adalah QS. Al-Hasyr : 23 dan sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

تَكُونُ الْأَرْضُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خُبْزَةً وَاحِدَةً يَتَكَفَّؤُهَا الْجَبَّارُ بِيَدِهِ كَمَا يَكْفَأُ أَحَدُكُمْ خُبْزَتَهُ فِي السَّفَرِ

“Bumi pada hari kiamat akan menjadi satu adonan kue dan dibalikkan oleh Al-Jabbaar dengan tangan-Nya sebagaimana seseorang di antara kalian membalikkan adonan kuenya di saat melakukan safar” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6520 dan Muslim no. 2792].

37. Al-Jamiil (الْجَمِيلُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

“Sesungguhnya Allah itu adalah Al-Jamiil, sehingga mencintai keindahan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 91].

38. Al-Kaafiy (الْكَافِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ

“Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya” [QS. Az-Zumar : 36].

39. Al-Kabiir (الْكَبِيرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

ذَلِكُمْ بِأَنَّهُ إِذَا دُعِيَ اللَّهُ وَحْدَهُ كَفَرْتُمْ وَإِنْ يُشْرَكْ بِهِ تُؤْمِنُوا فَالْحُكْمُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْكَبِيرِ

“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar” [QS. Al-Mukmin : 12].

40. Al-Kariim (الْكَرِيمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

أَيُّهَا الإنْسَانُ مَا غَرَّكَ بِرَبِّكَ الْكَرِيمِ

“Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah” [QS. Al-Infithaar : 6].

41. Al-Khaaliq (الْخَالِقُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اللَّهُ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ وَكِيلٌ

“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” [QS. Az-Zumar : 62].

Juga QS. Al-Hasyr : 24.

42. Al-Khabiir (الْخَبِيرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

“Dia mengetahui yang gaib dan yang nampak. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-An’aam : 73].

فَلَمَّا نَبَّأَهَا بِهِ قَالَتْ مَنْ أَنْبَأَكَ هَذَا قَالَ نَبَّأَنِيَ الْعَلِيمُ الْخَبِيرُ

“Maka tatkala (Muhammad) memberitahukan pembicaraan (antara Hafshah dan Aisyah) lalu Hafshah bertanya: “Siapakah yang telah memberitahukan hal ini kepadamu?” Nabi menjawab: “Telah diberitahukan kepadaku oleh Allah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal” [QS. At-Tahriim : 3].

43. Al-Khallaaq (الْخَلاَّقُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبَّكَ هُوَ الْخَلاَّقُ الْعَلِيمُ

“Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Hijr : 86].

44. Al-Lathiif (اللَّطِيفُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

لا تُدْرِكُهُ الأبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الأبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui” [Al-An’aam : 103].

أَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ

“Apakah Allah Yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?” [QS. Al-Mulk : 14].

45. Al-Majiid (الْمَجِيدُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

قَالُوا أَتَعْجَبِينَ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ رَحْمَةُ اللَّهِ وَبَرَكَاتُهُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ إِنَّهُ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

“Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah” [QS. Huud : 73].

46. Al-Maliik (الْمَلِيكُ)

47. Al-Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فِي مَقْعَدِ صِدْقٍ عِنْدَ مَلِيكٍ مُقْتَدِرٍ

“Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa” [QS. Al-Qamar : 55].

48. Al-Malik (الْمَلِكُ)

49. Al-Mu’min (الْمُؤْمِنُ)

50. Al-Muhaimin (الْمُهَيْمِنُ)

51. Al-Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala keagungan, Maha Suci, Allah dari apa yang mereka persekutukan” [QS. Al-Hasyr : 23].

52. Al-Mannaan (الْمَنَّانُ)

Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ إِنِّي أَسْأَلُكَ

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan (bersaksi) bahwa bagi-Mu segala pujian, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. (Engkaulah) Al-Mannaan (yang Maha Mengaruniai nikmat), yang menciptakan langit dan bumi (tanpa ada penciptaan seperti itu sebelumnya). Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup, wahai yang Maha Mengurus segala sesuatu, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu” [Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1300; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 1/416].

53. Al-Matiin (الْمَتِينُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [QS. Adz-Dzaariyaat : 58].

Juga hadits:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ، قَالَ: أَقْرَأَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنِّي أَنَا الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

Dari Ibnu Mas’uud, ia berkata : “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam membacakan kepadaku firman Allah : ‘Sesungguhnya Aku adalah Maha Pemberi Rizki, yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 2940, Abu Daawud no. 3993, An-Nasaa’iy no. 547, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 3/173].

54. Al-Maulaa (الْمَوْلَى)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

“Maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Hajj : 78].

55. Al-Mu’akhkhir (الْمُؤَخِّرُ)

Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam setelah usai shalat:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ

“Ya Allah ampunilah dosaku yang lalu dan akan datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan, serta dosa lain yang Engkau lebih mengetahuinya daripada aku. Engkau Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 1509, Ibnu Khuzaimah no. 723 & 743, Ibnu Hibbaan no. 1966 & 2025, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 1/413].

56. Al-Mu’thiy (الْمُعْطِي)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ وَاللَّهُ الْمُعْطِي وَأَنَا الْقَاسِمُ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, niscaya Ia akan memberinya kepahaman dalam agama, dan Allah Yang memberi sedangkan akulah yang membagi…” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 3116].

57. Al-Mubiin (الْمُبِينُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

أَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ الْمُبِينُ

“Bahwa Allah lah Yang Benar, lagi Yang menjelaskan (segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya)” [QS. An-Nuur : 25].

58. Al-Muhiith (الْمُحِيطُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَلِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ مُحِيطًا

“Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan apa yang di bumi, dan adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 126].

59. Al-Mujiib (الْمُجِيبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ رَبِّي قَرِيبٌ مُجِيبٌ

“Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa hamba-Nya)” [QS. Huud : 61].

60. Al-Muqaddim (الْمُقَدِّمُ)

Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam saat tahajjud:

…..اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ

“…….Ya Allah hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakal, kepada-Mu aku kembali, dengan hujjah-Mu aku bertikai, kepada-Mu aku memohon putusan hukuman. Ampunilah dosaku yang lalu dan akan datang, yang tersembunyi dan yang terang-terangan. Engkau Yang mendahulukan dan Yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1120 & 6317].

61. Al-Muqiit (الْمُقِيتُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ مُقِيتًا

“Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu” [QS. An-Nisaa’ : 85].

62. Al-Mushawwir (الْمُصَوِّرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الأسْمَاءُ الْحُسْنَى

“Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling baik” [QS. Al-Hasyr : 24].

63. Al-Musta’aan (الْمُسْتَعَانُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

قَالَ رَبِّ احْكُمْ بِالْحَقِّ وَرَبُّنَا الرَّحْمَنُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ

“(Muhammad) berkata: “Ya Tuhanku, berilah keputusan dengan adil. Dan Tuhan kami ialah Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Yang dimohonkan pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu katakan” [QS. Al-Anbiyaa’ : 112].

فَصَبْرٌ جَمِيلٌ وَاللَّهُ الْمُسْتَعَانُ عَلَى مَا تَصِفُونَ

“Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah Yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan” [QS. Yuusuf : 18].

64. Al-Muta’aaliy (الْمُتَعَالِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْكَبِيرُ الْمُتَعَالِ

“Yang mengetahui semua yang gaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi” [QS. Ar-Ra’d : 9].

65. An-Naashir (النَّاصِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

بَلِ اللَّهُ مَوْلاكُمْ وَهُوَ خَيْرُ النَّاصِرِينَ

“Tetapi (ikutilah Allah), Allahlah Pelindungmu, dan Dia-lah sebaik-baik Penolong” [QS. Al-An’aam : 150].

66. An-Nashiir (النَّصِيرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَوْلاكُمْ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

“Dan jika mereka berpaling, maka ketahuilah bahwasanya Allah Pelindungmu. Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong” [QS. Al-Anfaal : 40].

67. Al-Qaabidl (الْقَابِضُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمُسَعِّرُ الْقَابِضُ الْبَاسِطُ الرَّزَّاقُ

“Sesungguhnya Allah-lah yang membuat ketetapan harga. Ia adalah Al-Qaabidl (Maha menahan/menyempitkan rizki), Al-Baasith (Maha membentangkan/meluaskan rizki), Ar-Razzaaq (Maha menganugerahkan rizki)….” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1314, Abu Daawud no. 3451, Ibnu Maajah mo. 2200, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan At-Tirmidziy 2/60].

68. Al-Qaadir (الْقَادِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَقَدَرْنَا فَنِعْمَ الْقَادِرُونَ

“Lalu Kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik Yang menentukan” [QS. Al-Mursalaat : 23].

69. Al-Qaahir (الْقَاهِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ وَهُوَ الْحَكِيمُ الْخَبِيرُ

“Dan Dialah Yang Berkuasa atas sekalian hamba-hamba-Nya. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-An’aam : 18].

70. Al-Qadiir (الْقَدِيرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنْ تُبْدُوا خَيْرًا أَوْ تُخْفُوهُ أَوْ تَعْفُوا عَنْ سُوءٍ فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ عَفُوًّا قَدِيرًا

“Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa” [QS. An-Nisaa’ : 149].

71. Al-Qahhaar (الْقَهَّارُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

سُبْحَانَهُ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Az-Zumar : 4].

72. Al-Qariib (الْقَرِيبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku” [Al-Baqarah : 186].

73. Al-Qawiy (الْقَوِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيزُ

“Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa” [QS. Asy-Syuuraa : 19].

74. Al-Qayyuum (الْقَيُّومُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya” [QS. Aali ‘Imraan : 2].

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ وَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا

“Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kedhaliman” [QS. Thaha : 111].

75. Al-Qudduus (الْقُدُّوسُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ

“Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” [QS. Al-Jum’ah : 1].

Juga dalam dzikir setelah shalat witir sebagaimana hadits Ubay bin Ka’b radliyallaahu ‘anhu:

أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُوتِرُ بِثَلَاثِ رَكَعَاتٍ، كَانَ يَقْرَأُ فِي الْأُولَى بِ سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى وَفِي الثَّانِيَةِ بِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَفِي الثَّالِثَةِ بِ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ وَيَقْنُتُ قَبْلَ الرُّكُوعِ، فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ: سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ

“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam biasa shalat witir tiga raka’at. Pada raka’at pertama beliau membaca ‘sabbihisma Rabbikal-A’laa’ (QS. Al-A’laa), pada raka’at kedua beliau membaca ‘qul yaa ayyuhal-kaafiruun’ (QS. Al-Kaafiruun), dan pada raka’at ketiga beliau membaca ‘qul huwallaahu ahad’ (QS. Al-Ikhlaash). Beliau melakukan qunut sebelum rukuk. Apabila beliau telah selesai (dari shalatnya) membaca : subhaanal-malikil-qudduus (Maha Suci Allah Dzat Yang Merajai lagi Suci dari Kekurangan) sebanyak tiga kali dan memanjangkan di bagian akhirnya” [Diriwayatkan oleh Diriwayatkan oleh An-Nasaa’iy no. 1699 & 1701 & 1729, Abu Daawud no. 1430, Ahmad 5/123 (35/80), dan yang lainnya’ dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan An-Nasaa’iy 1/547-548].

76. Ar-Rabb (الرَّبُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ

“(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun” [QS. Saba’ : 15].

Juga sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

فَأَمَّا الرُّكُوعُ، فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ عَزَّ وَجَلَّ وَأَمَّا السُّجُودُ، فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ

“Ketika rukuk, maka agungkanlah Ar-Rabb ‘azza wa jalla. Adapun ketika sujud, perbanyaklah berdoa, karena doa kalian berpeluang untuk dikabulkan” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 479].

  Sejarah Isi Perjanjian Roem Royen Tujuan Tokoh

رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَا الْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ

“Keridlaan Rabb tergantung keridlaan orang tua, dan kemurkaan Rabb tergantung kemurkaan orang tua” [Diriwayatkan oleh At-Tirmidziy no. 1899, Al-Haakim 4/151 & 152, Ibnu Hibbaan no. 429, Al-Baghawiy no. 3423-3424, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 516].

77. Ar-Rafiiq (الرَّفِيقُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ رَفِيقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِي الْأَمْرِ كُلِّهِ

“Sesungguhnya Allah adalah Ar-Rafiiq, yang mencintai kelembutan dalam segala perkara” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6927 dan Muslim no. 2593].

78. Ar-Rahiim (الرَّحِيْمُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَتَلَقَّى آَدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 37].

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ

“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Baqarah : 168].

79. Ar-Rahmaan (الرَّحْمَانُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” [QS. Al-Faatihah : 1].

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى

“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas ‘Arsy” [QS. Thaha : 4].

80. Ar-Raqiib (الرَّقِيبُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي كُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ

“Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah Yang mengawasi mereka” [QS. Al-Maaidah : 117].

وَكَانَ اللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ رَقِيبًا

“Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu” [QS. Al-Ahzaab : 52].

81. Ar-Rauuf (الرَّءُوفُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّهُ بِهِمْ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

“Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada mereka” [QS. At-Taubah : 117].

82. Ar-Razzaaq (الرَّزَّاقُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ

“Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Maha Kokoh” [QS. Adz-Dzaariyaat : 58].

83. As-Salaam (السَّلامُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

هُوَ اللَّهُ الَّذِي لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلامُ

“Dia-lah Allah Yang tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera” [QS. Al-Hasyr : 23].

84. As-Samii’ (السَّمِيعُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismaail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 127].

فَإِنْ آَمَنُوا بِمِثْلِ مَا آَمَنْتُمْ بِهِ فَقَدِ اهْتَدَوْا وَإِنْ تَوَلَّوْا فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

“Maka jika mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 137].

85. As-Sayyid (السَّيِّدُ)

Dalilnya adalah hadits:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ الشِّخِّيرٍ قَالَ: انْطَلَقْتُ فِي وَفْدِ بَنِي عَامِرٍ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا: أَنْتَ سَيِّدُنَا، فَقَالَ: السَّيِّدُ اللَّهُ، قُلْنَا: وَأَفْضَلُنَا فَضْلًا وَأَعْظَمُنَا طَوْلًا، فَقَالَ: قُولُوا بِقَوْلِكُمْ أَوْ بَعْضِ قَوْلِكُمْ، وَلَا يَسْتَجْرِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ

Dari ‘Abdullah bin Asy-Syikhkhiir, ia berkata : Aku pernah pergi dalam rombongan delegasi Bani ‘Aamir kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kami mengatakan : “Engkau adalah sayyid kami”. Maka Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “As-Sayyid adalah Allah”. Kami berkata : “Engkau adalah orang yang paling mulia dan agung di antara kami”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Katakanlah dengan ucapan kalian atau sebagian ucapan kalian, akan tetapi janganlah setan menggelincirkan kalian” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4806, An-Nasaa’iy dalam Al-Kubraa 9/102-103 no. 10003-10005, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahiih Sunan Abi Daawud 3/181].

86. As-Sittiir (السِّتِّيرُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَيِيٌّ سِتِّيرٌ يُحِبُّ الْحَيَاءَ وَالسَّتْرَ، فَإِذَا اغْتَسَلَ أَحَدُكُمْ، فَلْيَسْتَتِرْ

“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla Maha pemalu dan Maha menutupi. Ia mencintai sifat malu dan sifat menutupi, maka bila seseorang dari kalian mandi hendaklah dia menutup diri” [Diriwayatkan oleh Abu Daawud no. 4012, An-Nasaa’iy no. 406-407, dan yang lainnya; dishahihkan oleh Al-Albaaniy dalam Shahih Sunan Abi Daawud 2/497].

87. As-Subbuuh (السُّبُّوحُ)

Dalilnya adalah hadits:

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُولُ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِه: سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ، رَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوحِ

Dari ‘Aaisyah : Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan dalam rukuk dan sujudnya : ‘Subbuuhun Qudduusun Rabbul-malaaikati war-ruuh (Mahasuci, Maha Qudduus, Rabb para malaikat dan ruh)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 487].

88. Ash-Shaadiq (الصَّادِقُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا كُلَّ ذِي ظُفُرٍ وَمِنَ الْبَقَرِ وَالْغَنَمِ حَرَّمْنَا عَلَيْهِمْ شُحُومَهُمَا إِلا مَا حَمَلَتْ ظُهُورُهُمَا أَوِ الْحَوَايَا أَوْ مَا اخْتَلَطَ بِعَظْمٍ ذَلِكَ جَزَيْنَاهُمْ بِبَغْيِهِمْ وَإِنَّا لَصَادِقُونَ

“Dan kepada orang-orang Yahudi, Kami haramkan segala binatang yang berkuku; dan dari sapi dan domba, Kami haramkan atas mereka lemak dari kedua binatang itu, selain lemak yang melekat di punggung keduanya atau yang di perut besar dan usus atau yang bercampur dengan tulang. Demikianlah Kami hukum mereka disebabkan kedurhakaan mereka; dan sesungguhnya Kami adalah Maha Benar” [QS. Al-An’aam : 146].

89. Ash-Shamad (الصَّمَدُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

اللَّهُ الصَّمَدُ

“Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu” [Al-Ikhlaash : 2].

90. Asy-Syaafiy (الشَّافِيُّ)

Dalilnya adalah doa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam kepada orang yang sakit:

أَذْهِبْ الْبَاسَ رَبَّ النَّاسِ، اشْفِ وَأَنْتَ الشَّافِي لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمًا

“Hilangkanlah penyakit wahai Rabb sekalian manusia, dan berilah kesembuhan, Engkaulah Yang Maha Menyembuhkan, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, dengan kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit yang lain” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 5675 & 5743 dan Muslim no. 2191].

91. Asy-Syaakir (الشَّاكِرُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

مَا يَفْعَلُ اللَّهُ بِعَذَابِكُمْ إِنْ شَكَرْتُمْ وَآمَنْتُمْ وَكَانَ اللَّهُ شَاكِرًا عَلِيمًا

“Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman? Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui” [QS. An-Nisaa’ : 147].

92. Asy-Syahiid (الشَّهِيدُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

“Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” [QS. Al-Buruuj : 9].

93. Asy-Syakuur (الشَّكُورُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri” [QS. Faathir : 30].

94. At-Tawwaab (التَّوَّابُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang?” [QS. At-Taubah : 104].

ثُمَّ تَابَ عَلَيْهِمْ لِيَتُوبُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

“Kemudian Allah menerima taubat mereka agar mereka tetap dalam tobatnya. Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” [QS. At-Taubah : 118].

95. Ath-Thayyib (الطَّيِّبُ)

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam:

أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا

“Wahal sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu adalah Thayyib, Ia tidak menerima kecuali yang baik” [Diriwayatkan oleh Muslim 1015, At-Tirmidziy no. 2989, dan yang lainnya].

96. Al-Waahid (الْوَاحِدُ)

Dalilnya adalah perkataan Yuusuf ‘alaihis-salaam dalam firman Allah ta’ala:

يَا صَاحِبَيِ السِّجْنِ أَأَرْبَابٌ مُتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?” [QS. Yusuuf : 39].

يَوْمَ هُمْ بَارِزُونَ لَا يَخْفَى عَلَى اللَّهِ مِنْهُمْ شَيْءٌ لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ

“(yaitu) hari (ketika) mereka keluar (dari kubur); tiada suatu pun dari keadaan mereka yang tersembunyi bagi Allah. (Lalu Allah berfirman): “Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini?” Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan” [QS. Al-Mukmin : 16].

97. Al-Waarits (الْوَارِثُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَإِنَّا لَنَحْنُ نُحْيِي وَنُمِيتُ وَنَحْنُ الْوَارِثُونَ

“Dan sesungguhnya benar-benar Kami-lah yang menghidupkan dan mematikan dan Kami (pulalah) yang mewarisi” [QS. Al-Hijr : 23].

98. Al-Waasi’ (الْوَاسِعُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَاللَّهُ يُؤْتِي مُلْكَهُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Dan Allah Maha Luas pemberian-Nya lagi Maha Mengetahui” [QS. Al-Baqarah : 247].

99. Al-Waduud (الْوَدُودُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الْغَفُورُ الْوَدُودُ

“Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih” [QS. Al-Buruuj : 14].

100. Al-Wahhaab (الْوَهَّابُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

رَبَّنَا لا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“(Mereka berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)” [QS. Aali ‘Imraan : 8].

101. Al-Wakiil (الْوَكِيلُ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلا

“Dan tawakallah kepada Allah. Cukuplah Allah menjadi Pelindung” [QS. An-Nisaa’ : 81].

102. Al-Waliy (الْوَلِيُّ)

Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

وَهُوَ الَّذِي يُنَزِّلُ الْغَيْثَ مِنْ بَعْدِ مَا قَنَطُوا وَيَنْشُرُ رَحْمَتَهُ وَهُوَ الْوَلِيُّ الْحَمِيدُ

“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji” [QS. Asy-Syuuraa : 28].

103. Al-Witr (الْوِتْرُ)

Dalilnya adalah hadits:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رِوَايَةً قَالَ: ” لِلَّهِ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ اسْمًا، مِائَةٌ إِلَّا وَاحِدًا لَا يَحْفَظُهَا أَحَدٌ إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَهُوَ وَتْرٌ يُحِبُّ الْوَتْرَ ”

Dari Abu Hurairah secara periwayatan (dari Nabi), berkata : “Sesungguhnya Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Tidaklah ada yang menghapalnya kecuali ia akan masuk surga. Dan Ia (Allah) adalah Al-Witr dan Ia menyukai al-witir (yang ganjil)” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6410].

Wallaahu a’lam.

Tujuan mempelajari Asmaul Husna:

  1. Mengenali Allah dengan lebih sempurna sepertimana Allah memperkenalkan diriNya kepada kita yakni bukan sahaja Allah Yang Maha Perkasa, tetapi Allah juga bersifat Ar rahman, Ar Rahim, As Syakur dan sebagainya seboleh2nya kesemua 99 nama2 Allah itu difahami dengan sebenar2nya. Benar Allah Maha dahsyat siksaNya tetapi DIA Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dengan memahami asmaulhusna kita dpt mengenali Allah melalui sifat2Nya dengan tidak melihat daripada satu aspek sahaja seperti Allah Maha Membalas dan sebagainya. Allah mencipta kita serba kekurangan dan kelemahan, jadi mungkin sesekali kita terlanggar larangan, tetapi kita tak boleh berputus asa sebab Allah telah menawarkan kpd kita keampunan.
  2. Sabda Nabi SAW: Sesungguhnya Allah memiliki 99 asma’, sesiapa saja yang memelihara nama2 itu dia akan masuk syurga” (HR Bukhari dan Muslim). Yang dimaksudkan “memelihara” itu ialah bukan setakat menghafal, membaca bahkan satu lagi inti ajaran agama (hakikat beragama) ialah berusaha bersungguh2 untuk berakhlak dengan sifat2 Allah (Bertakhalluk) atau meneladani. Yakni kita hendaklah sedaya upaya kita meneladani 99 sifat2 Allah itu, contoh jika Allah itu Maha Pengasih; kitapun hendaklah pandai menunjukkan rasa kasih sayang kita kepada semua makhluk ciptaan Allah. Jika Allah as-Syakur; kita hendaklah berusaha untuk membalas setiap kebaikan orang kepada kita.
    Semakin banyak sifat2 Allah kita contohi atau kita serap ke dalam diri kita, dalam kehidupan kita, semakin dekatlah kita dengan Allah. Ini bukan bermakna kita nak bersifat dengan sifat ZAT Allah. Mana mungkin! kita manusia yang Allah ciptakan nak bersifat seperti sifat zat Allah tapi kita kena meneladani sifat2 seperti contoh yang disebutkan tadi. Nabi kita digelar Al-Quran berjalan dan Allah juga mengiktiraf bahawa Nabi kita mempunyai akhlak yang agung, kerana apa? kerana baginda telah berakhlak dengan sifat2 Allah.
  3. Dengan memahami asmaul husna kita dapat mengEsakan Allah daripada sudut tauhid Uluhiyah, Tauhid asma wa sifatullah dan Tauhid Rububiyah Allah. Tauhid Uluhiyah ialah tauhid yang diyakini bahawa setiap amalan kita (ibadah) dilakukan hanya kerana Allah, untuk Allah dan bagi Allah (SEMATA2 KERANA ALLAH). Wajib ditujukan hanya kepada Allah kerana DIA sahaja yang berhak menerima peribadatan hambaNya. Tauhid asma wa sifatullah – Mesti meyakini hanya Allah sahaja yang mempunyai sifat2 asmaul husna, Ertinya mengesakan Allah dengan sifat-sifat atau nama-namaNya yang mulia contoh; jika Allah Maha Mengetahui, maksudnya hanya Allah satu-satunya yang mengetahui. Tidak ada selainNya yang mengetahui.
    Dengan ini dapat mengelakkan kita melakukan syirik dan tidak melakukan perkara2 yang membatalkan iman. Manakala Tauhid Rububiyah: kita kena yakin bahawa Allah yang menjadi penyebab setiap kejadian. Adanya kita dan makhluk lain dan segala kejadian langit bumi dan isinya Allah yang menciptaNya. Jika Allah tiada, tiadalah segala2nya. Jadi jangan percaya apabila ada orang mengatakan bahawa jika buat sesuatu tidak ikut tarikh2 tertentu akan dapat akibat tak baik dan banyak lagi contoh yang seumpanya.
    Asmaulhusna; bukan sebarang nama. Asma berasal dp perkataan ismun, makna asalnya TINGGI, jadi nama2 ini ialah sifat2 Allah penuh dengan kemuliaan, ketinggian dan keagungan. Nama yang Allah berikan menunjukkan hakikat nama tersebut, contoh : Langit Allah bagi nama SAMA’ bermaksud tinggi. Hati pula Allah bagi nama Qalbun yang bermaksud berbolak-balik. Nama2 makhluk ciptaan Allah, Allah ajarkan kpd nabi Adam as dalam surah al-Baqarah “Dan Dia telah mengajarkan Nabi Adam, akan segala nama benda-benda dan gunanya, kemudian ditunjukkannya kepada malaikat lalu Dia berfirman: Terangkanlah kepadaKu nama benda-benda ini semuanya jika kamu golongan yang benar”. (Al-Baqarah [2] : 31) Di sini Allah ajarkan kepada Nabi Adam as bukan setakat ini air, ini langit, tapi Allah ajar apa kandungan air, bila dipanaskan 100 darjah Celcius air mendidih dan macam2 pengetahuan sains (sunnatullah). Jika tidak bagaimana Allah nak jadikan Nabi Adam as sebagai khlifah di muka bumi. Asmaul husna ini Allah perkenalkan kepada kita melalui ayat2 al-Quran.
  4. Dengan mengetahui asmaul husna dapatlah kita menggunakan wasilah asmaul husna ini ketika berdoa: “Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik (yang mulia), maka serulah (dan berdoalah) kepadaNya dengan menyebut nama-nama itu dan pulaukanlah orang-orang yang berpaling dari kebenaran dalam masa menggunakan nama-namaNya. Mereka akan mendapat balasan mengenai apa yang mereka telah kerjakan”. (Al-A’araf [7] :180) Bila kita berdoa menggunakan asmaul husna sebagai wasilah kita kena seru nama2 yang sesuai denga hajat kita. selepas menyeru nama2 asmaul husna ini kenalah berdoa sesuai dengan tujuan kita menyeru namaNya.