Pengertian Ciri Kekurangan Contoh Gymnospermae Tumbuhan Biji Terbuka

Posted on

Tanpa disadari, sekitar kita terdapat beragam jenis tanaman yang memiliki manfaat penting bagi kehidupan manusia, salah satunya adalah tumbuhan gymnospermae.

Apa yang dimaksud dengan tanaman gymnospermae? Pada kesempatan ini, kami akan membahas tentang tanaman gymnospermae beserta ciri-cirinya. Bagi teman-teman yang masih berada di tingkat pendidikan SMA, terutama, mungkin sudah familiar dengan istilah “tumbuhan Gymnospermae” yang sering muncul dalam sejumlah soal ujian semester maupun Ujian Nasional.

Namun, sebelum membahasnya lebih lanjut, penting untuk mengetahui beberapa penjelasan berikut.

Gymnospermae, atau tumbuhan berbiji terbuka, merupakan kelompok tumbuhan vaskular yang memainkan peran penting dalam ekologi dan evolusi tanaman.

Nama “gymnospermae” berasal dari bahasa Yunani, di mana “gymnos” berarti telanjang dan “spermae” berarti biji. Ciri khas utama dari kelompok ini adalah bijinya yang terbuka atau tidak dilindungi oleh buah, berbeda dengan tumbuhan berbunga yang bijinya terlindungi dalam buah. Pemahaman tentang gymnospermae dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang keanekaragaman hayati dan adaptasi tanaman dalam ekosistem global.


Pengertian Tumbuhan Biji Terbuka (Gymnospermae)

Istilah “Gymnosperma” berasal dari bahasa Yunani, di mana “gymnos” berarti telanjang dan “sperma” berarti biji. Gymnospermae adalah kelompok tumbuhan yang memiliki serbuk sari yang jatuh langsung ke biji (biji yang belum terbuahi dan tidak diselubungi kepala putik seperti pada tanaman berbunga) dan bijinya terbuka (tidak tertutup dalam buah). Dengan kata lain, Gymnospermae mencakup semua tanaman dengan biji yang tidak terlindungi oleh buah. Beberapa contohnya meliputi Ginkgo, Cycad, Conifer, dan anggota Gnetofit seperti Ephedra dan Gnetum.

Gymnospermae dicirikan oleh kemampuan membentuk pohon berkayu atau semak, meskipun beberapa jenisnya mirip dengan liana. Sebagian besar Gymnospermae tidak memiliki pembuluh dalam xilem, kecuali pada Gnetofit. Dalam beberapa pendapat, Gymnospermae mirip dengan tanaman vaskular tanpa biji dan merupakan Angiosperma primitif.
Dengan populasi yang relatif kecil (sekitar 720 jenis dalam 65 marga), Gymnospermae menunjukkan keanekaragaman yang tinggi dalam struktur reproduksi dan tipe daun. Strobili mikrosporangia dapat tersusun secara longgar dengan ribuan mikrosporangia, membentuk untaian atau struktur mirip bunga. Bentuk daun bervariasi dari tunggal, pipih, hingga berbentuk jarum, serta daun majemuk yang mirip dengan daun Equisetum yang sangat tereduksi.

Gymnospermae, mirip dengan Angiospermae dalam hal tidak memerlukan air untuk menyebarkan sperma, kecuali Cycad dan pohon Ginkgo yang memiliki sperma berflagel. Namun, semua Gymnospermae, termasuk dua tipe yang disebutkan di atas, masih memerlukan serbuk sari untuk diserbuki oleh angin, fauna, atau air. Hal ini menyebabkan mayoritas Gymnospermae menghasilkan jumlah serbuk sari yang signifikan, seperti contohnya setiap pohon pinus yang bisa menghasilkan 1-2 juta serbuk sari, atau hutan Conifer di Swedia yang mampu menghasilkan 75.000 ton serbuk sari setiap musim semi.

Perbedaan paling mencolok antara Gymnospermae dengan tanaman lainnya terletak pada serbuk sari, biji, dan organ yang memuatnya. Karakteristik ini sering kali berbeda secara signifikan dengan organ yang sebanding pada tanaman berbunga.

Serbuk sari Gymnospermae, meskipun mengalami reduksi gametofit jantan, masih menggunakan sisa vegetatif dari talus gametofit. Sisa ini, disebut sel protalium, biasanya terdiri dari 1 atau 2 sel yang menyatu sebelum fertilisasi. Gnetum dan beberapa Pinophyta adalah pengecualian di mana serbuk sari mirip dengan Angiospermae dan tidak memiliki sel protalus.

Serbuk sari Gymnospermae juga berisi sisa-sisa nenek moyang. Sel generatif membelah untuk membentuk sel tangkai dan sel badan yang menghasilkan sperma. Sel badan ini, terutama anterediumnya, bersel tunggal. Sebelum fertilisasi, sel badan membelah menjadi 2 sperma. Keberadaan gametofit betina langsung terjadi pada Gnetum dan Welwitschia, di mana sel generatifnya langsung menjadi sperma. Pembentukan sperma langsung dari sel generatif adalah ciri khas Angiospermae.

Biji Gymnospermae pada umumnya terdiri dari lapisan integumen, gametofit betina multiseluler, dan satu atau lebih benih. Pembukaan biji terjadi saat sel tunggal dalam megasporangium mengalami miosis, membentuk tetrad megaspora haploid yang linier.

Pada beberapa jenis, tiga spora dapat bergabung dan megaspora yang tersisa mengalami pembelahan mitosis tanpa sitokinesis yang langsung mengikuti. Gnetum merupakan pengecualian di mana seluruh inti megaspora membelah beberapa kali, menghasilkan gametofit betina berinti bebas yang mirip dengan pertumbuhan kantong benih tetrasporik lily.

Jumlah inti bebas dapat sangat bervariasi, misalnya, dari 256 pada Ephedra hingga lebih dari 8000 pada Ginkgo, yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan gametofit betina Angiospermae yang hanya memiliki 8-16 inti bebas. Dinding sel kemudian terbentuk di sekitar masing-masing inti setelah beberapa (hingga 200) arkegonia berkembang di bagian mikropil biji. Setiap arkegonium biasanya berisi satu sel telur, dan semua sel telur dapat difertilisasi. Namun, tidak semua anggota Gnetofit memiliki arkegonium.

  60 Kata Kata Buat Mantan Kekasih Singkat Dalam Penuh Kenangan

Ciri-ciri Gymnospermae (Tumbuhan Biji Terbuka)

  1. Tumbuhan Gymnospermae berakar tunggang yang relatif besar.
  2. Tidak memiliki bunga sejati (hanya memiliki strobilus jantan dan betina) sebagai alat produksinya.
  3. Tidak memiliki ovarium sebagai tempat perkembangan biji.
  4. Gymnospermae tidak memiliki mahkota bunga.
  5. Pada proses reproduksi terjadi pembuahan tunggal.
  6. Memiliki batang, akar, dan daun sejati.
  7. Tumbuhan ini memiliki daun yang kaku dan sempi tetapi tebal, ada yang berbentuk seperti jarum, namun adapula yang tipis seperti lembaran.
  8. Memiliki akar dan batang berkambium, sehingga batang tumbuh relatif besar.
  9. Bakal biji berada di luar sehingga tidak dilindungi oleh daun buah.
  10. Gymnospermae berumah satu hanya memiliki dua strobilus (strobilus jantan dan betina), sedangkan Gymnospermae berumah dua juga memiliki satu strobilus.
  11. Sporofil jantan dan sporofil betina letaknya terpisah, tetai tetap saling berhubungan.
  12. Tumbuhan Gymnospermae ini tidak memiliki pembungkus biji, sehingga biji tumbuhan ini terlihat atau berada pada permukaan daun buah.
  13. Pada umumnya gymnospermae adalah tanaman berkayu yang memiliki berbagai macam variasi.
  14. Pohon Gymnospermae dapat tumbuh besar dan bercabang.
  15. Termasuk dalam tumbuhan heterospora (yaitu dapat menghasilkan dua jenis spora).
  16. Penyerbukan dan pembuahan yang terjadi membutuhkan waktu yang cukup lama.
  17. Memiliki akar lateral yang cukup kuat untuk menopang batang pohon.
  18. Gymnospermae memiliki  bentuk fisik yang beragam mulai dari tumbuhan semak perdu hingga pohon yang menjulang tinggi menuju langit.

Siklus hidup Gymnospermae

Embrio berjumlah banyak terdapat pada satu biji, yang kadang-kadang terjadi pada beberapa divisi Gymnosperma. Terbentuknya embrio ini dapat melalui dua cara. Cara yang kurang umum disebut poliembrioni sederhana, terjadi ketika dua atau lebih zigot tumbuh menjadi embrio. Cara yang lebih umum yaitu embrio yang banyak berasal dari embrio tunggal terdiferensiasi menjadi lebih dari satu embrio. Mekanisme ini disebut dengan poliembrioni sigaran dan menghasilkan embrio klonal.

Tahap awal perkembangan embrio pada Gymnosperma dicirikan dengan pembelahan inti bebas dari inti zigot (kecuali mungkin pada beberapa gnetofti). Embrio berinti bebas terdiri dari sebanyak empat inti pada pinus dan 256 inti pada Cycad. Gametofit jadi seluler, sel dekat mikropil ujung embrio memanjang menjadi sel suspensor pada semua divisi kecuali Ginkgophyta.

Penyebaran Gymnospermae terbatas jika dibandingkan Angiosperma karena, bijinya telanjang, tidak dilindungi karpel; tidak dapat diperbanyak secara vegetatif seperti Angiospermae (secara stek, cangkok); secara ekonomi, kurang kegunaannya bagi manusia; xilem tidak punya vessel (trakea), floem tidak punya sel pengiring; penyebaran, anemofili dan manusia; uniseksual; pembuahan tunggal.

Gymnospermae mempunyai persamaan dengan angiospermae antara lain keduanya berupa pohon dan semak; sistem akar berkembang dengan baik, akar bisa diarch, triach, tetrach, atau polyarch. Xilem exsarch pada akar, terjadi pertumbuhan sekunder; keduanya menghasilkan biji; keduanya heterospora, gametofit tereduksi; megaspora terdapat dalam megasporangium (nuselus) dan tidak pernah lepas; nuselus dikelilingi oleh integumen membentuk struktur yang disebut bakal biji. Bakal biji mempunyai mikropil, bisa bertangkai atau sesil; serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk.

Reproduksi Gymnospermae

Organ reproduksi pada gymnospermae disebut konus atau strobilus. Tumbuhan berbiji terbuka tidak memiliki bunga, sporofil terpisah-pisah atau membentuk srobilus jantan dan betina.

Makrosporofil dan makrosporangium yang tampak menempel pada strobilus betina. Letak makrosporofil dan mikrosporofil terpisah. Sel kelamin jantan berupa spermatozoid yang masih bergerak aktif. Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk.

Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.

Pada Gymnospermae sering terjadi poliembrioni, walaupun hanya ada satu embrio yang terus berkembang karena adanya pembelahan beberapa arkegonia. Air sudah tidak digunakan sebagai media fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah.

Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagel, sehingga buluh serbuk menghantarkannya langsung ke mulut arkegonia. Serta pada Cycas dan Gingko fertilisasinya merupakan bentuk antara kondisi pada paku-pakuan dan tumbuhan tanpa biji lainnya, yaitu spermanya mampu berenang bebas dan bentuk pada tumbuhan berbiji yaitu spermanya tidak mampu bergerak bebas.

Gametofi jantan umumnya bersifat haustorial, yaitu menyerap makanan dari ovulum ketika tumbuh, walaupun dibutuhkan buluh serbuk tetapi tidak langsung masuk ke arkegonium.

Buluh serbuk tersebut tumbuh dan menetap di dalam nuselus selama berbulan-bulan sebelum menuju gametofit betina. Setelah sampai di mulut gametofit betina, buluh serbuk robek dan melepaskan sel sperma yang berflagel banyak. Sperma tersebut kemudian menuju ke arkegonium dan membuahi telur. Dengan adanya buluh sperma tersebut maka tumbuhan berbiji tidak ada lagi yang bergantung pada ketersediaan air pada fertilisasinya.

  Pengertian Evaporasi Jenis Faktor Manfaat Kerugian

Strobilus jantan –> serbuk sari –> jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) –> buluh serbuk –> membelah –> inti tabung dan inti spermatogen –> inti spermatogen –> membelah –> dua inti sperma –> membuahi sel telur di dalam ruang arkegonium –> zigot –> lembaga di dalam biji –> tumbuhan baru.

Proses Penyerbukan dan Pembuahan

Penyerbukan yang terjadi pada tumbuhan berbiji terbuka selalu dengan cara anemogami (penyerbukan dengan bantuan angin). Serbuk sari jatuh langsung pada bakal biji. Selang waktu antara penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Pembuahan yang terjadi pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal (setiap inti generatif melebur dengan inti sel telur). Mikropil terdedah ke udara bebas. Pembuahan pada gymnospermae disebut pembuahan tunggal, karena tiap-tiap inti sperma membuahi satu sel telur.

Contoh Gymnospermae

1. Pohon Cemara

cemara anginPohon cemara yang mempunyai nama latin Araucaria Cunninghamii ialah tumbuhan berkayu yang memiliki format daun yang menarik dan indah. Selain format daunnya yang khas, cemara pun tidak mempunyai buah, sampai-sampai masuk misal tumbuhan gymnosperamae.

Pohon cemara sendiri terbagi menjadi sejumlah jenis, diantaranya ialah dibawah ini:

  • Cemara Kipas

Cemara kipas adalahcemara yang berasal dari genus Thuja dan family Cipressaceae, tidak sedikit yang menyinggung pohon cemara kipas ini dengan sebutan tumbuhan cakar ayam. Cemara jenis ini adalahtumbuhan yang hidup di lingkungan lembab dan bisa ditemukan di rawa-rawa.

Berbagai guna yang dapat dipakai dari pohon ini diantaranya ialah sebagai obat kudis suku India pada abad ke-16 silam, selain tersebut juga dapat dipakai sebagai obat penyakit rematik, psoriasis dan cystitis. Kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk menciptakan pagar ataupun perahu. Seiring berjalannya waktu, pohon cemara jenis ini dijadikan sebagai tumbuhan hias.

  • Cemara Pinsil

Cemara pinsil ialah jenis cemara yang berasal dari distrik mediterania yang tergolong dalam family Cupressaneae. Cirinya paling unik, yakni mempunyai kayu dengan bau yang harum, sampai-sampai tak heran bila sejumlah pintu Gereja di bina dengan kayu pohon cemara ini.

Dulunya pohon ini dipakai oleh orang Yunani dalam upacara pemakaman sebagai penghormatan terakhir untuk orang yang meninggal. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, pohon cemara ini dijadikan sebagai tumbuhan hias oleh mayoritas orang di Florida.

2. Pinus

pinusPinus yang mempunyai nama latin Pinus Mercusii atau Casuarina Equisetifolia atau Pinus Longaeva adalahtumbuhan yang menghasilkan getah guna dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia sendiri terdapat tidak sedikit pinus jenis Mercusii.

Beberapa guna yang dapat didapatkan dari pohon pinus diantaranya ialah getahnya dapat diubah sebagai bahan utama dalam penciptaan sabun dan cat, selain tersebut juga bisa dimanfaatkan dalam industri parfum.Kayunya bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, sebagai batang korek api serta dijadikan sebagai kerta dengan serat panjang.

Kulitnya yang cukup tebal bisa dijadikan guna bahan bakar yang nantinya abu hasil pembakaran bisa dimanfaatkan sebagai gabungan pupuk organik yang berisi kalium tinggi.

Di samping mempunyai segudang guna yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari, pinus mercusii ini pun memiliki kelemahan yang diantaranya ialah sangat rentan terbakar, sehingga bilamana terjadi kebakaran di sekitar pohon pinus yang lantas merambat, maka api bakal berkobar lebih besar. Nilai jual dari jenis pinus ini sangatlah tinggi, jadi tidak heran bilamana disekitar anda terdapat tidak sedikit lahan yang dipakai untuk membudidayakan pohon pinus.

3. Pakis Haji

Pakis haji ialah tumbuhan yang masuk dalam keluarga tanaman paku ini mempunyai nama beda Cycas Rumphii adalahsalah satu misal tumbuhan gymnospermae.
Di Indonesia sendiri tidak jarang disebut sebagai ‘sikas’ atau ‘aji’. Di Indonesia, tumbuhan pakis haji ini seringkali dibudidayakan sebagai tumbuhan hias atau sebagai tumbuhan biasa yang ditanam di pekarangan rumah.
Pakis haji seringkali dapat dijadikan sebagai bahan makanan, seperti:

  • Diambil daun dan batangnya guna dimasak tumis
  • Dijadikan sebagai lalapan
  • Dijadikan sayur pakis.
  • Manfaat yang dapat didapatkan sangat bermanfaat, diantaranya ialah untuk obat infeksi dan menangkal osteoporosis.

4. Zamia Furfuracea

zamia cardboardZamia Furfuracea adalahnama latin dari tanaman Zamia. Tanaman ini dijadikan sebagai tumbuhan hias untuk kebanyakan orang. Zamia bisa tumbuh pada situasi cuaca yang panas, bakal tetapi pun membutuhkan asupan air guna pertumbuhannya.

Tanaman ini adalahtumbuhan langka, urusan itu karena perawatannya tidak begitu mudah, membutuhkan kecermatan dan kesabaran. Zamia memiliki karakteristik pada daunnya, yaitu:

  • Struktur daunnya serupa kartu sampai-sampai mempunyai julukan sebagai Zamia Cardboard
  • Struktur daunnya berikut yang memisahkan Zamia dengan tanaman lainnya.

5. Cycas Revoluta

cycas revolutaCycas Revoluta adalahnama latin dari tumbuhan Penawar Jambe (di Jawa). Tanaman ini seringkali dapat ditemukan di pekarangan rumah, dimana penawar jambe ini ternyata sama-sama satu family dengan tumbuhan pakis haji.
Oleh sebagian tidak sedikit orang, tanaman ini dijadikan sebagai tumbuhan hias, bakal tetapi sejumlah orang pun memanfaatkannya sebagai obat.

  Biografi Penemu Pesawat Terbang dan Sejarah Perkembangan

Beberapa guna yang dapat didapatkan dari tumbuhan ini diantaranya ialah :

  • Dimanfaatkan sebagai obat kanker (stadium awal)
  • Untuk menurunkan darah tinggi
  • Sebagai obat diare
  • Sebagai obat penyembuh telat menstruasi
  • Menyembuhkan penyakit TBC.

Yang perlu diacuhkan ketika mengkonsumsi tanaman ini ialah takarannya, karena bilamana terlalu berlebihan akan memunculkan efek keracunan.

6. Melinjo

melinjoMelinjo yang mempunyai nama latin Gnetum Gnemon Linn ialah tumbuhan yang masuk dalam family Gnetaceae. Dalam bahasa Sunda, emping sering dinamakan sebagai tangkil dan dalam bahasa Melayu dinamakan sebagai bago.

Melinjo ialah salah satu misal tumbuhan gymnospermae yang mempunyai batang kokoh, daunnya memiliki format yang unik, yaitu format oval yang ujungnya tumpul, selain tersebut tumbuhan ini diduga dapat hidup sampai 100 tahun lamanya dan panenya bisa menghasilkan selama 80-100 kg bilamana tingginya menjangkau 25m.

Beberapa guna yang dapat didapatkan diantaranya ialah sebagai anti oksidan yang dapat menangkal penyakit berkembang dalam tubuh, menangkal terjadinya penuaan dini, menangkal pikun serta bisa dimanfaatkan sebagai obat asam urat. Akan tetapi penyembuhan asam urat dengan melinjo bilamana tidak diiringi dengan meminimalisir asupan makanan yang digoreng hasilnya tidak bakal maksimal.

7. Pohon Damar

pohon damarPohon damar yang mempunyai nama latin Agathis Dammara adalahpohon yang menghasilkan getah sama laksana pohon pinus. Tumbuhan ini adalahtumbuhan yang hidup di distrik Sulawesi, Maluku serta Jawa.

Pohon damar mempunyai diameter batang yang lumayan lebar, yaitu menjangkau 1 meter. Beberapa senyawa yang bisa ditemukan di pohon damar diantaranya ialah alkohol kompleks, resin, asam resinat dan balsam.

Manfaat yang dapat didapatkan dari pohon damar diantaranya ialah

  • Kayunya bisa dimanfaatkan dalam pembangunan
  • Getahnya dimanfaatkan dalam industri plastik
  • Getahnya dimanfaatkan dalam industri tekstil
  • Getahnya dimanfaatkan dalam industri cat
  • Dapat dijadikan sebagai obat HIV
  • Untuk mengobati penyakit sakit gigi
  • Untuk mengobati luka bakar
  • Untuk mengobati gangguan pada telinga dan mata.

8. Juniperus sp

jintan hitamJuniperus sp ialah nama latin dari tanaman Juniper. Di masyarakat sekitar, tanaman ini tidak jarang dikenal dengan sebutan jinten. Jika diamati, biji dari tanaman jinten nyaris sama dengan biji wijen.

Di Indonesia yang mempunyai iklim tidak menentu menciptakan pohon jinten susah tumbuh dengan baik, seringkali pohon ini tumbuh diatas 700 mdpl. Beberapa guna yang dapat didapatkan dari jinten merupakan:

  • Jika dikonsumsi akan menyerahkan rasa hangat di perut
  • Sebagai obat diabetes
  • Dapat menambah sistem imun tubuh
  • Mengurangi sakit batuk
  • Dapat menggandakan ASI untuk ibu menyusui.

Kekurangan Gymnospermae

Meskipun Gymnospermae memiliki berbagai ciri dan adaptasi unik, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan:

1.Pertumbuhan Lambat:

  • Gymnospermae umumnya tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan angiospermae. Pertumbuhan yang lambat ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk bersaing dengan tanaman lain, terutama dalam ekosistem yang cepat berubah.

2.Keterbatasan dalam Variasi Morfologi Daun:

  • Meskipun ada variasi dalam bentuk daun pada Gymnospermae, banyak spesies yang memiliki daun jarum atau sisik. Hal ini dapat mengakibatkan keterbatasan dalam peran ekologis dan estetika, terutama jika dibandingkan dengan tanaman berbunga yang memiliki variasi morfologi daun yang lebih besar.

3.Ketergantungan pada Angin untuk Penyerbukan:

  • Gymnospermae cenderung bergantung pada angin untuk penyerbukan, yang membatasi mobilitas serbuk sari dan menyebabkan pemborosan sumber daya. Sistem penyerbukan ini juga kurang efisien daripada penyerbukan oleh hewan, seperti serangga yang umumnya ditemui pada tanaman berbunga.

4.Kerentanan terhadap Perubahan Lingkungan:

  • Beberapa spesies Gymnospermae mungkin lebih rentan terhadap perubahan lingkungan, termasuk perubahan iklim dan kegiatan manusia. Kemampuan adaptasi mereka, meskipun canggih, mungkin tidak sefleksibel tanaman berbunga yang memiliki mekanisme penyebaran biji yang lebih kompleks.

5.Keterbatasan dalam Keanekaragaman Jenis:

  • Meskipun Gymnospermae memiliki sejumlah spesies yang beragam, jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan angiospermae. Keterbatasan ini dapat mempengaruhi keanekaragaman ekosistem di mana mereka tumbuh.

6.Kerentanan terhadap Penyakit dan Hama:

  • Beberapa jenis Gymnospermae dapat rentan terhadap penyakit dan hama tertentu. Karena pertumbuhan yang lambat, pemulihan dari infeksi atau serangan hama dapat memakan waktu lama, memberikan dampak negatif pada kesehatan dan kelangsungan hidup populasi.

7.Tidak Memiliki Buah untuk Perlindungan Biji:

  • Salah satu kekurangan utama Gymnospermae adalah bahwa bijinya tidak dilindungi oleh buah. Hal ini membuat biji tersebut lebih rentan terhadap elemen lingkungan dan mungkin memerlukan kondisi lingkungan yang lebih spesifik untuk keberhasilan perkecambahan.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa setiap kelompok tumbuhan memiliki peran dan kontribusi uniknya dalam ekosistem. Kekurangan Gymnospermae tidak mengurangi nilai ekologis dan ekonomisnya, dan mereka tetap menjadi komponen penting dalam keragaman hayati global.