6 Contoh Naskah DRAMA untuk 4 orang Berbagai Tema- Kali ini #jatikom akan memberikan contoh naskah drama yang dapat anda pilih karena terdapat 6 judul , pementasan drama adalah bergantung pada sejumlah hal, dan salah satu diantaranya adalah naskah skenario drama itu sendiri.
Jika teks dialog dramanya ditulis dengan baik nan lengkap, maka ia akan memudahkan para pemeran drama tersebut.Naskah drama yang akan saya share berikut ini merupakan contoh naskah drama pendek untuk dimainkan oleh 4 orang pemeran. Baiklah, langsung saja, bagi Anda yang sedang mencari tereferensi contoh naskah drama pendek untuk 4 orang, silakan simak contohnya dibawah ini.
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Judul : Mengisi Liburan Sekolah
Tema : Pendidikan
Pemeran : Abdul, Kadir, Dina, Afifah
Karakter : Abdul (pemalas), Kadir (Rajin), Dina (Periang), Afifah (Religius)
Sinopsis Drama :
Suatu ketika di sebuah majid, berkumpulah 4 orang remaja SMA yang tergabung dalam remaja islam masjid (RISMA). Dalam situasi ini adalah beberapa saat menjelang rapat RISMA akan diadakan. Mereka berbincang-bincang ringan seputar masalah agama dan pendidikan.
Dialog Drama :
Dina : Liburan akhir semester setelah ujian ini apa rencana kalian?
Abdul : Kalau aku lebih baik di rumah. Santai sambil main game dan nonton TV saja. Kalau kamu Din?
Dina : Nanti dulu tanya ke akunya. Aku tunggu jawaban teman-teman lainnya dulu. Kamu mau ke mana liburan ini Dir?
Kadir : Hmm, apa ya? Aku mau beres-beres rumah. Aku juga mau banyak belajar saja. Lagi pula tugas liburan kita kan banyak sekali.
Abdul : Ya ampun, tugas lagi-tugas lagi.
Dina : Kalau kamu Fah? Apa rencanamu?
Afifah : Hmm apa ya? Aku mau menghidupkan masjid saja.
Abdul : Menghidupkan masjid bagaimana maksudmu?
Afifah : Ya aku mau menyibukkan diri dengan kegiatan ibadah di masjid sekaligus menghidupkan kegiatan di dalamnya.
Dina : Misalnya?
Afifah : Ya seperti yang kita lakukan sekarang ini. Saat ini bukankah kita sedang berupaya untuk menghidupkan masjid?
Kadir : Dengan mengobrol begini maksudmu?
Afifah : Bukan bagian mengobrolnya Dir. Tapi rapat yang akan kita selenggarakan beberapa saat nanti. Rapat RISMA ini kan salah satu bentuk upaya untuk menghidupkan rumah ibadah dengan berbagai kegiatan positif.
Dina : Betul juga sih.
Abdul : Din, tadi kamu yang memulai diskusi ini kan? Terus rencanamu apa liburan kali ini?
Dina : Aku sih belum ada rencana apa-apa. Makanya aku coba menggali dari kalian, siapa tahu dapat referensi yang bagus untuk kegiatan selama liburan.
Abdul : Ah, aku sih sudah mantap. Mau santai-santai saja di rumah.
Afifah : Aku punya ide bagus. Dir, kamu mau mengisi liburan dengan belajar kan? Sedangkan Dina belum ada rencana apapun untuk liburan. Bagaimana kalau kita isi saja liburan kita dengan belajar sekaligus mengisi kegiatan di masjid?
Dina : Wah ide bagus itu. Nah, benar kan? Aku bisa dapat referensi liburan dari kalian. He..he. Bagaimana Dir?
Kadir : Wah, boleh juga itu. Mengisi kegiatan di masjid juga kan termasuk aktivitas belajar. Tapi bentuk kegiatannya seperti apa fah?
Afifah : ya kita bisa adakan seminar keotentikan Al-Qur’an dengan ilmu pengetahuan, lomba cerdas cermat TPA, lomba hafalan Al-Qur’an, dan lainnya. Semua nanti akan kita bahas di rapat Risma. Bagaimana?
Kadir : wah, ide bagus.
Dina : baiklah, aku ikut kamu Fah. Lalu kamu bagaimana Dul? Masih mau santaisantai di rumah?
Abdul : yah, bagaimana ya? Kalau semuanya mau menyibukkan diri dengan aktivitas di masjid, ya mau tidak mau aku ikut.
Dina : ha..ha. nah, begitu donk Dul. Oke, kita sudah sepakat.
Afifa : Oh iya, sudah pukl 13.00 WIB. Kita mulai saja rapatnya.
Kadir, Dina, Abdul : Oke. Kita mulai sekarang!
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Judul : Menjaga Keamanan Lingkungan
Tema : Sosial
Pemeran : Adi, Elan, Budi, dan Efendi
Karakter : Adi (bijaksana), Elan (Kritis), Budi (ceria), Efendi (penyabar)
Sinopsi Drama :
Suatu ketika di sebuah pos ronda berkumpulah empat orang pemuda kompleks yang sedang membahas tentang keamanan lingkungan kampung. Keemapat orang tersebut adalah Adi, Elan, Budi, dan Efendi. Mereka berempat tengah mendapat giliran jaga untuk ronda di lingkungan RT di tempat mereka tinggali.
Dialog Drama :
Elan : Sepi sekali, Apa Cuma kita berempat yang dapat giliran ronda malam ini?
Budi : Harusnya ada tujuh orang. Tapi yang di sini cuma kita saja.
Efendi : kenapa semakin lama warga semakin enggan dan malas untuk ronda ya?
Adi : Ya…, mungkin saja yang tidak datang ke pos siskamling malam ini sedang kelehalahan karena aktivitasnya. Atau mungkin saja mereka sedang ada keperluan mendesak.
Elan : Keperluan mendesak juga tidak selalu pada saat giliran jaga kan?
Budi : ha..ha. bisa saja kam Lan.
Efendi : Minggu lalu masih ada lima orang termasuk kita. Sekarang berkurang satu orang lagi. Ada apa ya sebenarnya?
Elan : Ya apalagi kalau bukan kurangnya kesadaran untuk menjalankan program siskamling. Padahal kan kegiatan ini sangat kita perlukan demi menjaga keamanan lingkungan kita.
Budi : Siskamling juga asyik sih sebenarnya, bisa kumpul dengan kalian sambil minum kopi dan makan kacang rebus. Ha..ha.
Efendi : Dasar kamu ini Bud.
Adi : Yang jelas kegiatan siskamling ini sangat kita butuhkan. Demi kebaikan kita sendiri sebagai warga negara. Dengan adanya warga yang berjaga di malam hari, secara efektif akan mampu mencegah terjadinya tindak kriminalitas seperti pembegalan, penodongan, dan yang paling utamanya lagi adalah pencurian di rumah warga. Yang perlu kita lakukan adalah mengingatkan warga yang tidak ikut serta dalam kegiatan ronda!
Elan : Memang harus diingatkan itu mereka yang tidak pernah datang untuk berjaga! Enak betul mereka. Kita yang jaga, mereka enak-enakan tidur.
Budi : Sabar lan, sabar! He..he.
Efendi : Sudahlah, besok pagi kita laporkan siapa saja yang tidak pernah ikut ronda, termasuk yang jarang hadir juga. Ini demi keamaan serta ketentraman kampung kita.
Adi : Setuju. Kita juga perlu megingatkan yang bersangkutan. Tapi tetap dengan cara santun dan beretika.
Elan : Ya sudah, sekarang kita keliling kompleks dulu. Dari tadi kita cuma ngobrol saja. Terutama kamu Bud, makan saja kerjamu.
Budi : he…he. Maaf maaf. Ayo kita berkeliling!
Adi, Efendi : Baiklah, ayo kita berangkat!
Akhirnya mereka berempat berkeliling kompleks untuk memastikan keamanan kampung agar tetap terjaga dengan baik.
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Judul : Nasehat Teman Tentang Pentingnya Pendidikan
Tema : Sosial
Pemeran : Lubis, Erna, Jalil, Umroh
Karakter : Lubis (suka bermain), Erna (suka terbawa pengaruh teman), Jalil (pegiat), Umroh (pelajar yang tekun).Sinopsis Drama Remaja
Jalil dan Umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kedua temannya, yaitu Erna dan Lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.Dialog Drama
Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!
Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.
Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari nggak jelas gitu.
Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja dirumah.
Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh adalah sosok remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.
Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.
Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih dari cukup.
Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran, sementara pendidikan kalian abaikan.
Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin kalin sih..
Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang membanggakan.
Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini sangat mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam hati.
Lubis:
Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu emang benar. Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.
Erna:Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang nggak jelas gitu, sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak perhatian malah jadi terabaikan.
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Contoh naskah drama pendek untuk 4 orang tentang “Nasihat teman mengenai pentingnya pendidikan”
Judul : Nasehat Teman Tentang Pentingnya Pendidikan
Tema : Sosial
Pemeran : Daniel, Sinta, Jalil, Rocky
Karakter : Daniel (suka bermain), Sinta (suka terbawa pengaruh teman), Jalil (pegiat), Rocky (pelajar yang tekun).
Sinopsis Drama Remaja
Jalil dan Rocky pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kedua temannya, yaitu Sinta dan Daniel tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.
Dialog Drama
Daniel:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!
Sinta:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.
Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari nggak jelas gitu.
Rocky:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja dirumah.
Jali dan Rocky memang berbeda dengan Daniel dan Sinta. Jalil dan Rocky adalah sosok remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.
Daniel:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.
Sinta:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih dari cukup.
Rocky kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.
Rocky:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.
Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Rocky. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran, sementara pendidikan kalian abaikan.
Sinta:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin kalin sih..
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Naskah Drama tentang kehidupan untuk 4 orang mengenai “Ketulusan Itu Nyata”
Tema: Kehidupan
Judul:Ketulusan itu Nyata
Pemeran:
Hasbi
Munarman
Bimo
Icut
SINOPSIS
Munarman sudah lama bersahabat dengan Hasbi. Sehari-hari mereka menghHasbiskan waktu bersama. Suatu hari, terjadi perdebatan panjang yang terjadi antara keduanya, hingga membuat Munarman membenci Hasbi. Sementara itu Bimo, teman sekelas mereka yang kemudian membantu Munarman dan Hasbi bersahabat kembali.
DIALOG
Hasbi berulang kali melirik Munarman di bangku sebelahnya. Tapi laki-laki yang diliriknya itu sama sekali tak menengok ke arahnya, meskipun jelas-jelas Munarman juga sedang tidak memperhatikan guru di depan kelas. Sudah seminggu ini, Hasbi didiamkan. Hasbi mencoba mencari cara untuk berkomunikasi dengan Munarman.
Hasbi : “De, Munarman, ssst.”
Munarman masih tak menoleh.
Hasbi memainkan pensil di tangannya, sambil terus berpikir mencari cara bagaimana agar Munarman mau menanggapinya.
Sementara itu, di bangku belakang Hasbi, Bimo memperhatikan Hasbi. Ia tahu apa yang terjadi diantara mereka. Tapi ia diam saja. Lama-kelamaan, ia kasihan juga dengan Hasbi. Bimo lantas menulis pesan lewat sobekan kertas untuk Hasbi.
Bimo : “Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa Munarman nggak mau menanggapi loe?”
Hasbi juga membalas kertas pesan dari Bimo.
Hasbi : “Terjadi kesalahpahaman diantara kita. Dia mengira, guesuka sama Icut, cewek anak kelas sebelah yang jadi incarannya.”
Bimo : “Loe yakin ini salah paham? Apa yang membuat loe yakin kalo loe tidak salah?”
Hasbi : “Memang, gue sering ngobrol sama Icut. Tapi gue sama sekali nggak bermaksud memiliki hati sama gadis itu. Eh, si Icut malah nyatain cinta ke gue. Gue nggak punya kesempatan buat menjelaskan ini pada Munarman.”
Bimo : “Lalu sekarang, apa yang terjadi antara loe sama Icut?
Hasbi : “Nggak terjadi apa-apa lah. Kita nggak jadian juga.”
Bimo : “Maksud gue, apa kalian masih sering berhubungan? Jadinya si Munarman masih marah?”
Hasbi : “Masih sih. Masa karena ini gue harus menghindari Icut? Lagipula gue juga nggak ngapa-ngapain. Jalan berdua aja nggak pSintah. Cuman ngobrol di sekolah doang.”
Bimo : “Yaelaaa bro, sementara ini mendingan loe jauhin Icut dulu. Ini demi kebaikan antara loe sama Munarman. Ngejauhin bukan berarti hilang kontak kan? Cari alasan apa kek buat ngehindar. Loe juga bisa jelasin masalah loe ini sama si Icut. Biar Icut yang jelasin ke Munarman.”
Hasbi : “Ha? Gila loe, trus menurut loe, Munarman nggak makin marah kalo tahu gue cerita tentang perasaannya sama Icut?”
Bimo : “Oiya juga ya… tapi yang paling penting sekarang, loe musti jauhin Icut dulu. Titik. Udeh, pura-pura perhatikan guru dulu, biar dikira murid teladan.”
Hasbi : “Ah, muka dua loe. Oke thanks nasehat loe.”
Hari-hari berikutnya, Hasbi mengikuti saran Bimo. Ia sebisa mungkin menjauhi Icut dengan berbagai alasan. Tindakan itupun sering diperhatikan Munarman. Tapi Munarman sama sekali tidak peduli.
Bimo dan Hasbi kembali saling bertukar pesan lewat sobekan kertas.
Hasbi : “Gimane bro, kayaknya rencana gue nggak berhasil.”
Bimo : “Sabaaar.”
Hasbi : “Gue nggak nerima nasihat sabar. Bantu gue cari cara lain.”
Bimo : “Oke oke bilang terus terang aja sama Munarman. Gue yakin dia maafin loe. Kalo dia nggak mau dengerin loe, kirimin dia kertas pesan kayak gini aja.”
Hasbi : “Gue coba dulu.”
Hasbi kemudian menyobek kertas lagi, dan menuliskan penjelasannya pada Munarman. Tapi dengan santainya, Munarman tidak membalas pesannya.
Setiap istirahat dan pulang sekolah, Hasbi selalu mengekor Munarman. Ia merendahkan harga dirinya, demi persahabatannya dengan Munarman. Sekarang, Hasbi lebih mirip bodyguard karena membuntuti Munarman terus. Sampai suatu hari ketika mereka istirahat, Munarman tidak tahan lagi.
Munarman : “Loe tu ngapain sih? Gue risih liatnya.”
Hasbi : “Gue mau ngejelasin ke loe.”
Munarman : “Gue udah tahu semuanya.”
Hasbi menunduk. Ia berpikir, jika Munarman sudah tahu semuanya, kenapa dia tetep nggak mau maafin?
Hasbi : “Oke, gue minta maaf. Gue ngaku gue salah. Gue sering ngobrol sama Icut, dan bikin loe sakit hati. Gue mohon sama loe De, gue tulus temenan sama loe.”
Tapi Munarman justru mengenyahkannya. Sama sekali tidak mengacuhkan permintaan maaf Hasbi padanya. Sementara itu, Hasbi makin nggak paham sama sikap Munarman. Ia kemudian memutuskan sikap mengekornya. Karena sangat kekanakan dan konyol.
Suatu hari, Hasbi melihat Munarman mengendap-endap di belakang gedung sekolah. Rupa-rupanya ia akan membolos. Hasbi tak tahu, kenapa Munarman membolos. Saat guru menanyakan, Hasbi menjawab Munarman izin pulang karena sakit perut.
Di hari lain, Hasbi juga melihat Munarman mencontek teman sebangkunya saat ulangan semester. Sang guru memergokinya, tapi lagi-lagi Hasbi membelanya. Hasbi bahkan juga mengambilkan penghapus saat penghapus Munarman jatuh. Hal-hal kecil selalu dilakukan Hasbi untuk Munarman. Seperti mempersilakan Munarman masuk duluan ketika keduanya sama-sama berada di depan pintu kelas. Hasbi juga memberikan jalan saat Munarman aka berjalan mendahuluinya.
Tidak ada rasa kesal dan benci pada Hasbi. Ia juga lebih memilih diam. Ia takut salah. Maka ia hanya melakukan apa yang menurutnya baik dilakukan.
Suatu pagi, ketika Munarman terlihat memasuki gerbang sekolah, Bimo mendekatinya.
Bimo : “De, kau tidak lihat ketulusan Hasbi?”
Munarman : “Maksud loe?”
Bimo : “Sebelumnya, gue minta maaf ikut campur urusan loe sama Hasbi. Tapi Hasbi udah menceritakan semuanya padaku. Eits…jangan marah dulu. Dia hanya bingung bagaimana cara menghadapimu. Aku berusaha membantunya, tapi selalu gagal. Lalu ia melakukan caranya sendiri.”
Munarman : “Apa memangnya yang dia lakukan?”
Bimo : “Kali ini dia tidak menceritakan padaku. Tapi aku melihatnya sendiri. Aku rasa kau juga lebih tahu akan hal ini.”
Munarman memiringkan kepala, pertanda tidak mengerti.
Bimo : “Dia selalu nge-bela loe saat loe dapat masalah, seperti ketika loe bolos tempo hari. Terus saat loe nyontek juga. Loe pasti juga liat cara dia memberikan jalan buat loe, atau cara mempersilakan loe masuk duluan saat di pintu kelas.”
Munarman terlihat berpikir sebentar, kemudian mengangguk pelan. Dengan bergegas, ia belari ke dalam kelas.
Di dalam kelas, terlihat Hasbi membuka bukunya, mengerjakan PR. Munarman datang menghampirinya dan memberikan buku PR-nya.
Munarman : “Cepat kerjakan.”
Hasbi mendongak, dan mendapati Munarman melihat ke arahnya.
Munarman : “Jangan banyak tanya saat gue sedang baik hati.”
Hasbi berdiri, dan memeluknya erat, dan tersenyum lebar.
Hasbi : “Gue nggak banyak tanya, tapi akan tetep cerewet kalo loe diem mulu gini. BTW makasih ya, udah maafin gue.”
Munarman : “Gue yang minta maaf, gue yang nggak liat ketulusan loe aja. Maafin gue ya sob.”
Ketulusan selalu berbuah kebaikan. Ucapan harus diimbangi dengan perbuatan. Karena orang hanya melihat perbuatan bukan perkataan.
Contoh Naskah Drama 4 Orang
Contoh Teks naskah drama untuk 4 orang tentang kisah persahabatan yang berjudul “selamat tinggal sahabat”
Tema: Persahabatan
Judul:Selamat Tinggal Sahabat
Pemeran:
1. Kumala
2. Yusril
3. Anies
4. Bu Yulianti
SINOPSIS DRAMA PENDEK
Kumala, seorang gadis yang tinggal bersama ibunya, Bu Yulianti di sebuah rumah di tengah kota. Kumala menjalin persahabatan dengan Yusrildan Anies. Yusril, Kumala, dan Anies saling bersahabat. Meskipun begitu, Yusril dan Kumala lebih dekat karena mereka sudah bersahabat sejak kecil. Sedangkan Anies bersahabat dengan Yusril dan Kumala baru dua tahun yang lalu atau tepatnya saat kelas satu SMA.Namun, suatu hari terjadi sesuatu yang membuat persahabatan mereka berjauhan bahkan terpisah karena kematian Kumala yang tiba-tiba.
CONTOH DIALOG DRAMA PENDEK
Pada hari itu Kumala tidak masuk sekolah. Di kelas, sudah ada Yusril dan Anies.
Yusril : “Eh, Kumala kemana ya? Kok dia nggak masuk sekolah?”
Anies : “Aku nggak tau. Tapi kan nggak biasanya Kumala nggak masuk. Jangan-jangan Kumala kenapa-napa lagi? “
Yusril : “Pulang sekolah ntar kita jenguk Kumala di rumahnya.”
Anies : “Tunggu dulu. Hari ini ada ekskul Karate. Jadi kita pulangnya jam setengah empat.”
Yusril : ‘Oh iya, kalau begitu nanti saja setelah ekskul Karate selesai, kita baru ke rumah Kumala.”
Anies : OK! Siap.
Sepulang sekolah, Yusril dan Anies pun mengikuti ekskul Karate. Jam setengah empat ekskul selesai dan mereka segera ke tempat parkir kenderaan untuk pulang. Namun di tengah perjalanan ke tempat parkir, mereka melihat sesosok gadis yang membelakangi mereka sedang berdiri di pinggir lapangan sekolah.
Anies : “Dia siapa ya?”
Yusril : “Murid pindahan mungkin.”
Anies : “Kalau dia murid pindahan, kenapa dia ada di sekolah saat jam ekskul basket?
Yusril : “Tau. Kita samperin yuk!”
Anies : “Bentar-bentar…”
Tiba-tiba handphone Anies berdering.
Anies : “Duh, Yusril. sepertinya aku nggak bisa ikut jenguk Kumala. Soalnya kakakku SMS, katanya dia mau ke bandara jemput temannya yang datang dari luar kota. Aku disuruh menemani adikku dirumah. Maaf ya. Sampaikan salamku untuk Kumala ya.”
Yusril : “Ya sudah deh. Nggak apa-apa kok.”
Anies : “Kalau gitu, aku pergi dulu ya…”
Yusril : “Ya. Hati-hati di jalan.”
Yusrillalu menghampiri gadis yang ada di pinggir lapangan tersebut untuk menjawab rasa penasarannya. Ia merasa gadis itu mirip dengan perawakan yang dimiliki Kumala.
Yusril : “Kumala!”
Gadis itu berbalik dan ternyata benar memang Kumala.
Kumala:“Yusril?”
Yusril : “Kamu kok nggak masuk sekolah? Terus kenapa kamu jam segini di sekolah?’
Kumala : (Menggenggam secarik kertas) “Aku datang kesini karena aku mau kasih tahu sesuatu ke kamu.”
Yusril : “Kasih tahu apa?”
Kumala : “Aku mau ngucapin terima kasih karena selama ini kamu sudah baik banget sama aku. Kamu sudah mau jadi sahabat aku, pengertian sama aku, dan aku juga minta maaf kalau aku punya salah sama kamu.”
Yusril : ‘Kamu kenapa La? Kenapa kamu ngomong begitu? Apa yang kamu sembunyiin dari aku?”
Kumala: “Aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan untuk ngebalas kebaikanmu di sisa-sisa waktuku ini.”
Yusril : “Sisa-sisa waktu? Maksudnya? Memangnya kamu mau kemana La?”
Kumala : “Kamu tahu kan kalau kepala aku itu sering sakit?”
Yusril : “Iya. Terus kenapa memangnya?”
Kumala : “Karena aku sudah nggak tahan sakitnya, kemarin aku periksa ke dokter, terus saat itu juga dokter menyuruhku untuk dironsen, dan tadi pagi aku ambil hasil ronsennya.”
Yusril : “Terus, bagaimana hasil ronsennya?”
Kumala tak menjawab pertanyaan Yusril. Langsung saja Yusril merebut secarik kertas yang sedari tadi digenggam oleh Kumala.
Yusril : “Apa? Ini nggak mungkin. Saudari Kumala SalsHasbila Putri positif mengidap kanker otak? Kamu bohong kan La?”
Kumala : “Kamu bisa lihat sendiri kan Yusril. Itu semua bukan rekayasa. Hidup aku sebentar lagi berakhir. Sebentar lagi aku akan ninggalin kamu untuk selama lamanya. Harapan hidup aku sudah kecil banget.”
Yusril : “Nggak, kamu nggak boleh bilang begitu, kita nggak boleh pisah, nggak boleh.”
Kumala : “Tapi Yusril, setiap ada pertemuan, di situ juga pasti ada perpisahan.”
Yusril : “Nggak, aku nggak mau La. Aku nggak mau pisah sama kamu.”
Tiba tiba Kumala merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lalu kemudian pingsan.
Kumala : “Kepalaku sakit Yusril.”
Yusril : “Kumala, kamu kenapa?”
Kumala tiba-tiba pingsan.
Yusril : “La bangun La! Bangun! Ya Tuhan, Kumala kenapa? Tolong… tolong…”
Kumala pun segera dibawa ke rumah sakit. Kemudian, Kumala segera ditangani oleh Dokter. Yusril pun menelfon ibu Kumala, Bu Yulianti agar segera datang melihat keadaan Kumala.
Yusril : “Hallo Bu Yulianti…”
Bu Yulianti : “Hallo. Ada apa Yusril?”
Yusril : Ibu bisa datang ke rumah sakit Sehat Sejahtera, tidak bu?”
Bu Yulianti: Memangnya ada apa nak?”
Yusril : “Kumala pingsan bu. Dan saat ini ada di rumah sakit.”
Bu Yulianti: “Iya. Ibu secepatnya kesana. Terima kasih ya sudah memberi tahu.”
Yusril : “Iya bu. Sama-sama.”
Tak berapa lama kemudian, Bu Yulianti pun datang. Setelah satu jam menunggu, akhirnya Dokter pun telah selesai memeriksa keadaan Kumala. Namun, Dokter terlihat tidak bahagia.
Bu Yulianti : “Dokter, bagaimana keadaan Kumala?”
Dokter : “Sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya sudah bekerja dengan semaksimal mungkin, tapi saya bukanlah Tuhan yang bisa mengubah jalan hidup seseorang. Maaf, anak ibu tidak bisa di selamatkan. Kondisinya sudah sangat kritis, dan sel kanker tersebut telah menyebar keseluruh tubuhnya.”
Bu Yulianti : “Maksud Dokter, Kumala sudah meninggal?”
Dokter : “Saya sudah berusaha bu. Ini sudah takdir.”
Bu Yulianti : “Kumala, ini tidak mungkin. tidak mungkin.”
Dokter pun pergi meninggalkan Yusril dan Bu Yulianti. Yusril pun menghampiri Bu Yulianti yang sedang meratapi kepergian Kumala.
Yusril : “Ibu yang sabar ya bu. Saya yakin di balik semua ini pasti ada hikmah yang bisa dipetik.”
Bu Yulianti : “Terima kasih selama ini kamu sudah menjadi sahabat terbaik Kumala.”
Yusril : “Sudah bu, saya juga sedih karena kepergian Kumala. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Dan semua itu sudah tisak bisa kembali.”
Bu Yulianti : “Ya, kamu benar. Semoga saja Kumala tenang disisi-Nya.”
Yusril : “Amin…”
Keesokan harinya, jenazah Kumala sudah sampai di pemakaman.
Anies : “Yusril! (berlari dengan terengah-engah) Aku sudah dengar dari teman-teman kalau Kumala meninggal karena kanker otak.”
Yusril : “Iya. Hari ini dia akan dimakamkan.”
Anies : “Kalau begitu, ayo kita ke pemakaman Kumala. Aku ingin melihat Kumala meski untuk yang terakhir kalinya.”
Yusril : “Ya.” (bergegas menuju pemakaman)
Sesampai di pemakaman, Yusril dan Anies melihat Bu Yulianti yang berlinang air mata.
Yusril : “Kumala, kenapa kamu cepet banget tinggalin aku? Aku nggak mau pisah sama kamu.
Anies : “Sudahlah Yusril, kita harus relakan kepergian Kumala. Ini semua sudah takdir Tuhan.”
Yusril menangis sambil memandangi batu nisan Kumala.
Yusril : “Kumala, kenapa kamu pergi sebelum aku bisa bikin kamu bahagia. Asal kamu tahu La, di hatiku nggak ada sahabat sebaik kamu. Kamu itu sahabat sejatiku yang selalu bisa menemaniku dalam suka ataupun duka. La, semoga kamu tenang di alam sana. Aku harap, kamu nggak akan lupakan aku dan Anies, karena kami juga nggak akan pSintah lupakan kamu. Selamat jalan ya sobat!”
Keduanya beranjak pergi meninggalkan rumah abadi milik sahabatnya dengan hati yang amat sedih.