Contoh puisi ke prosa – Sumardi menuliskan bahwa puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan bahasanya dan diberi irama cocok bunyi yang padu dengan pemilihan kata kiasan yang mempunyai sifat imajinatif.
Berbeda dengan herman waluyo yang menyinggung bahwa definisi puisi adalahkarya sastra tertulis yang paling mula ditulis insan dalam sejarah.
Berdasarkan keterangan dari Thomas Carlye “Pengertian puisi ialah ungkapan benak yang disampaikn secara musikalisasi”.
Berdasarkan definisi puisi menurut keterangan dari para berpengalaman di atas dapat anda simpulkan bahwa definisi puisi secara umum ialah sebuah karya sastra yang berisi bagian irama, ritma, diksi, llirik dan memakai kata kiasan dalam masing-masing baitnya untuk membuat estetika bahasa yang padu.
puisi mempunyai aturan-aturan, yaitu:
- Diikat adanya bait.
- Diikat adanya larik atau baris tiap bait.
- Diikat adanya jumlah suku kata tiap larik atau baris.
- Diikat adanya sajak atau rima, yaitu persamaan bunyi.
- Diikat adanya irama atau pertentangan bunyi.
Contoh puisi ke prosaProsa ialah karya sastra yang berbentuk artikel bebas. Bersifat bebas dengan kata lain prosa tidak terbelenggu dengan aturan-aturan tulisan laksana rima, diksi, irama, dll.
Makna kata dalam prosa sifatnya denotative atau berisi arti sebenarnya. Jikapun terdapat ucapan-ucapan kiasan, mereka melulu menjadi ornamen di sejumlah bagian guna menekankan atau memperindah artikel dalam prosa.
Kata kias dalam prosa bermanfaat sebagai ornament, tidak laksana puisi yang beberapa besar memakai kata konotasi atau kata kiasan sehingga memerlukan penafsiran secara cermat.Bahasanya terurai dengan kata lain kata dicocokkan dengan kalimat sehingga gampang dipahami.
Kamu mesti tahu, bahwa mengolah puisi menjadi prosa dinamakan parafrase puisi. Parafrase dapat disebut mengungkapkan kembali sebuah puisi dalam format lain, namun tidak mengolah makna puisi.
Langkah-langkah saat anda memparafrasekan puisi ialah sebagai berikut.
- Membaca puisi itu secara cermat.
- Memerhatikan ucapan-ucapan yang susah dalam puisi tersebut.
- Mengungkapkan isi puisi itu menurut ucapan-ucapan sulit itu
Contoh puisi ke prosa
NELAYAN
Nelayan setiap hari kau pergi
Ke laut untuk mencari ikan
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga
Walau ada badai dasyat kau tak peduli.
Setelah kau sampai di tengah laut
Kau mulai melemparkan jarmu
Supaya mendapatkan ikan
Untuk keluarga tercinta
Bentuk Parafrase Bait Pertama :
Nelayan setiap hari pergi ke laut untuk mencari ikan tanpa kenal lelah.. Dia lakukan untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah yang selalu menanti dengan penuh kecemasan.Walau ada badai dasyat yang menerpa.. kau tetap tak peduli Demi kelangsungan hidup sehari-hari.
Bentuk Parafrase Bait Kedua :
Tiba tengah malam,nelayan telah sampai di laut.Nelayan pun mulai menebar jalanya untuk mendapatkan beberapa ikan yang bisa ditukarkan dengan uang. Ditemani nyamuk-nyamuk di selimut dingin. dihiasi bintang-bintang. Nelayan memang sudah terbisa. Demi mendapat ikan para nelayan melakukannya demi keluarga tercinta.
GURUKU
Oh Guruku
Betapa besar jasamu
Walaupun semua orang bilang,kau pahlawan tanpa tanda jasa
Tanpa mengenal lelah mengajarkU
Oh Guruku
kau memang pahlawan
walaupun tanpa tanda jasa
Kau tetap mengajar kami
Demi masa depan kami untuk bangsa negara kami..
Bentuk Prosa :
Oh Bapak/Ibu guruku.Betapa besar jasamu kepada kami.Walaupun semua orang mengatakan,kau adalah pahlawan tanpa tanda jesa. Tanpa mengenal lelah mengajariku berbagai ilmu. Membuat anak-anak menjadi pintar.
Oh Bapak/Ibu guruku, Kau memang seorang pahlawan.Walaupun tanpa tanda jasa dipundakmu.Kau tetapi mengajarkan kami berbagai ilmu. Demi masa depan kami di dunia dan bangsa negara kami..
IBU
Ibu kau mengandungku 9 bulan
Sampai engaku melahirkanku dengan susah payah
Engkau merawatku sampai aku tumbuh besar
Engkau juga merawatku tanpa pamrih
dan Engkau juga merawatku dengan penuh kasih sayang
Ibu Kau mengajariku berjalan sampai aku bisa
Ibu kau bagaikan malaikat
di kala aku sedih engkau selalu ada menghiburku
Ibu .. aku juga merasa engkaulah pahlawanku
Ibu… kau bekerja keras untuk menafkahiku
Ibu terima kasih atas pengorbaananmu
Yang engkau berikan padaku
Bentuk Prosa
Ibu kau mengandungku selama 9 bulan.S ampai engaku melahirkanku dengan susah paya..Engkau merawatku sampai aku tubah besar dan merawatku tanpa pamrih. serta erawatku dengan penuh kasih sayang.
Ibu kau mengajariku berjalan hingga aku bisa.. dan juga mengajariku berbicara.. Ibu kau baikan malaikat untukku. dikala aku sedih engaku selalu ada untuk menghiburku.Ibu aku juga merasa kau adalah pahlawanku kau bekerja kears untuk menafkahiku terima kasih atas pengorbananmu yang telah kau berikan padaku selama ini.
BUNGAKU BERSEMI
Bungaku kini bersemi
Setelah sewindu terkurung
di lembah sunyi
dedaunan yang berguguran
Reranting yang dahulu kering
kini telah biru kembali
membentuk singgasana
di tengah pusaran angin
Tiada sia-sia kiranya ku sirami taman
di kala kemarau murka
Bungaku kini bersemi
Hatiku kini bersemi
Bentuk Prosa :
Bunga itu telah kembali bersemi. setelah bertahun tahun tiada terurus. Sama seperti hatiku yang telah kembali ceria dan penuh harap. Harapan yang dulu seolah pupus. kini hadir kembali menerangi. Semangat yang dulu memudar kini hidup kembali. Membentuk semangat baru di tengah arus kehidupan. Tak sia-sia rasanya usahaku untuk bangkit dari keterpurukan yang membuatku luluh lantak. Kini aku berhasil hatiku berbahagia.
Judul Puisi: “Embun Pagi”
Bait 1:
Embun pagi merayap pelan
Menari-nari di ujung daun
Matahari bersinar lembut
Menyapa dunia dengan senyuman hangat
Prosa:
“Embun Pagi” memperlihatkan keindahan ketika embun pagi merayap dengan lembut, menari-nari di ujung setiap daun. Matahari, dalam sinar lembutnya, menyapa dunia dengan senyuman hangat, mengawali hari dengan keindahan yang lembut dan menenangkan.
Judul Puisi: “Pelangi di Langit”
Bait 1:
Setelah hujan reda, pelangi muncul
Warna-warni indah terbentang di langit
Seperti jembatan antara bumi dan awan
Menyiratkan harapan dalam setiap warnanya
Prosa:
“Pelangi di Langit” adalah gambaran tentang keindahan setelah hujan reda. Warna-warni indah pelangi terbentang di langit, seolah menjadi jembatan yang menghubungkan bumi dan awan. Dalam setiap warnanya, terkandung harapan yang menyiratkan keindahan setelah kegelapan.
Judul Puisi: “Aliran Sungai”
Bait 1:
Sungai mengalir dengan tenang
Airnya mengalun membelai batu-batu kecil
Irama alam yang menenangkan
Mengajak jiwa merenung dalam kedamaian
Prosa:
“Aliran Sungai” menggambarkan keindahan sungai yang mengalir dengan tenang. Airnya mengalun, membelai batu-batu kecil, menciptakan irama alam yang menenangkan. Suasana ini mengajak jiwa untuk merenung dalam kedamaian yang disuguhkan oleh alam.
Judul Puisi: “Sepasang Matahari”
Bait 1:
Dua matahari bersinar di langit
Satu dari timur, satu dari barat
Menyinari dunia dengan cahaya berbeda
Namun, bersatu dalam keindahan yang sempurna
Prosa:
“Sepasang Matahari” menceritakan tentang dua matahari yang bersinar di langit, satu dari timur dan satu dari barat. Meskipun cahayanya berbeda, keduanya menyinari dunia secara bersamaan, menciptakan keindahan yang sempurna dalam kesatuan yang harmonis.
Judul Puisi: “Hujan yang Menyembuhkan”
Bait 1:
Hujan turun dengan lembut
Menyentuh tanah kering yang haus
Seperti rahmat yang turun dari langit
Memberi kesegaran dan penyembuhan
Prosa:
“Hujan yang Menyembuhkan” menggambarkan hujan yang turun dengan lembut, menyentuh tanah yang kering dan haus. Seperti rahmat yang turun dari langit, hujan memberikan kesegaran dan penyembuhan, menghidupkan kembali kehidupan yang telah terpanggil.
Judul Puisi: “Pagi yang Cerah”
Bait 1:
Pagi datang dengan sinar matahari
Langit biru memancarkan kehangatan
Bunga-bunga mekar dengan senyuman
Memberi sambutan indah pada hari yang baru
Prosa:
“Pagi yang Cerah” mengisahkan kedatangan pagi dengan sinar matahari yang memancarkan kehangatan. Langit biru menjadi latar belakang yang sempurna, sementara bunga-bunga mekar dengan senyuman, memberikan sambutan indah pada hari yang baru.
Judul Puisi: “Rindu di Malam”
Bait 1:
Rindu menyelinap di malam yang sunyi
Seperti bayangan yang merayap perlahan
Menciptakan kerinduan di sudut hati
Malam menjadi saksi bisu dari kehampaan ini
Prosa:
“Rindu di Malam” menggambarkan rindu yang menyelinap di malam yang sunyi, seperti bayangan yang merayap perlahan ke dalam keheningan. Kerinduan tercipta di sudut hati, dan malam menjadi saksi bisu dari kehampaan yang dirasakan dalam sepi ini.
Judul Puisi: “Lautan Emosi”
Bait 1:
Lautan emosi bergelora di dalam
Gelombang-gelombang merayap tinggi
Malam mengantar perahu hati melaju
Menuju pelabuhan ketenangan yang jauh
Prosa:
“Lautan Emosi” menggambarkan lautan emosi yang bergelora di dalam, dengan gelombang-gelombang yang merayap tinggi. Malam menjadi pengantar bagi perahu hati yang melaju, berlayar menuju pelabuhan ketenangan yang terlihat begitu jauh di kegelapan.
Judul Puisi: “Angin Musim Gugur”
Bait 1:
Angin musim gugur membawa daun-daun jatuh
Seperti tarian lembut yang merayap di udara
Pohon-pohon menari dalam kesunyian
Menyambut kedatangan musim perubahan
Prosa:
“Angin Musim Gugur” menggambarkan angin musim gugur yang membawa daun-daun jatuh, seperti tarian lembut yang merayap di udara. Pohon-pohon menari dalam kesunyian, menyambut kedatangan musim perubahan dengan gemulai.
Judul Puisi: “Senyap Malam”
Bait 1:
Senyap malam memeluk bumi dengan lembut
Bintang-bintang bersinar dengan keindahan diam
Bulan memandu perjalanan mimpi
Malam menjadi sahabat bagi hati yang merenung
Prosa:
“Senyap Malam” menggambarkan senyap malam yang memeluk bumi dengan lembut. Bintang-bintang bersinar dengan keindahan diam, sementara bulan memandu perjalanan mimpi. Malam menjadi sahabat bagi hati yang merenung, memberikan kesejukan dalam ketenangan yang hanya dimiliki oleh malam.
Judul Puisi: “Sembilan Belas Oktober”
Bait 1:
Daun-daun berubah warna di sembilan belas Oktober
Menyiratkan pergantian musim yang mendalam
Angin membawa aroma nostalgia
Seolah-olah bumi ikut merayakan kenangan
Prosa:
“Sembilan Belas Oktober” menciptakan gambaran tentang daun-daun yang berubah warna di tanggal tersebut, menandakan pergantian musim yang mendalam. Angin membawa aroma nostalgia, seolah-olah bumi ikut merayakan kenangan di hari itu.
Judul Puisi: “Jalan Kehidupan”
Bait 1:
Setapak demi setapak, jalan kehidupan terbentang
Penuh liku dan pilihan yang beragam
Tiap langkah adalah petualangan baru
Menuju destinasi yang mungkin belum terlihat
Prosa:
“Jalan Kehidupan” menggambarkan perjalanan hidup sebagai setapak demi setapak yang terbentang, dipenuhi liku dan pilihan yang beragam. Tiap langkah dianggap sebagai petualangan baru, menuju destinasi yang mungkin belum terlihat dengan jelas.
Judul Puisi: “Cahaya Dalam Gelap”
Bait 1:
Gelap malam menyelimuti bumi
Namun, cahaya lilin tetap berkobar
Menyinari kegelapan dengan kehangatan
Sebagai tanda harapan di saat sulit
Prosa:
“Cahaya Dalam Gelap” menggambarkan gelapnya malam yang menyelimuti bumi. Namun, cahaya lilin tetap berkobar, menyinari kegelapan dengan kehangatan, menjadi tanda harapan di saat-saat sulit yang melintasi kehidupan.
Judul Puisi: “Pohon Penyejuk Hati”
Bait 1:
Pohon rindang di tepi sungai
Menyajikan naungan yang sejuk
Daun-daunnya berbisik dalam angin
Menjadi teman setia dalam kesendirian
Prosa:
“Pohon Penyejuk Hati” menggambarkan pohon rindang di tepi sungai yang menyajikan naungan yang sejuk. Daun-daunnya berbisik dalam angin, menjadi teman setia dalam kesendirian, memberikan ketenangan dan kesejukan.
Judul Puisi: “Suara Hujan”
Bait 1:
Suara hujan memukul jendela
Seolah-olah nada-nada pelukan lembut
Bersama hujan, rasa damai hadir
Seperti nyanyian alam yang menenangkan
Prosa:
“Suara Hujan” menggambarkan suara hujan yang memukul jendela, seolah-olah nada-nada pelukan lembut. Bersama hujan, rasa damai hadir, seperti nyanyian alam yang menenangkan, menciptakan ketenangan dalam setiap tetes air yang jatuh.
Judul Puisi: “Pantai Senja”
Bait 1:
Pantai yang sepi di senja hari
Ombak melambai perpisahan
Pasir putih menyimpan jejak langkah
Sebagai saksi bisu kisah yang berlalu
Prosa:
“Pantai Senja” menghadirkan gambaran pantai yang sepi di senja hari, dengan ombak yang melambai sebagai tanda perpisahan. Pasir putih menyimpan jejak langkah, menjadi saksi bisu dari kisah yang berlalu di tepi pantai ini.
Judul Puisi: “Pergi, Namun Tetap Dekat”
Bait 1:
Pergi adalah langkah yang tak terhindarkan
Namun, dalam hati tetap ada kehadiranmu
Seperti bayangan yang selalu mengikuti
Menyapa dalam kenangan dan mimpi
Prosa:
“Pergi, Namun Tetap Dekat” menggambarkan pergi sebagai langkah tak terhindarkan, tetapi dalam hati tetap ada kehadiran yang abadi. Seperti bayangan yang selalu mengikuti, menyapa dalam kenangan dan mimpi, menciptakan keterhubungan yang tak terputus.
Judul Puisi: “Cinta Abadi”
Bait 1:
Cinta seperti bintang di langit malam
Bersinar dengan keabadian yang tak tergoyahkan
Meskipun jarak memisahkan
Hatinya tetap bersatu dalam cinta yang abadi
Prosa:
“Cinta Abadi” menggambarkan cinta seperti bintang di langit malam, bersinar dengan keabadian yang tak tergoyahkan. Meskipun jarak memisahkan, hati tetap bersatu dalam cinta yang abadi, menciptakan hubungan yang tidak terbatas oleh waktu dan ruang.
Judul Puisi: “Harapan yang Tumbuh”
Bait 1:
Bibit harapan ditanam di tanah
Air mata menjadi hujan yang menyiram
Tumbuhlah, oh harapan yang kini berkembang
Menjadi kekuatan di setiap musim
Prosa:
“Harapan yang Tumbuh” menciptakan gambaran bibit harapan yang ditanam di tanah, di mana air mata menjadi hujan yang menyiram. Tumbuhlah, oh harapan yang kini berkembang, menjadi kekuatan di setiap musim kehidupan, menunjukkan bahwa dari setiap kesedihan, harapan bisa tumbuh dan berkembang.
Judul Puisi: “Terang di Ujung Gelap”
Bait 1:
Di ujung gelap malam yang sunyi
Terang bintang menghiasi langit
Menunjukkan jalan dalam kegelapan
Sebagai panduan menuju pagi yang baru
Prosa:
“Terang di Ujung Gelap” menggambarkan di ujung gelap malam yang sunyi, terang bintang yang menghiasi langit. Bintang-bintang tersebut menjadi panduan dalam kegelapan, menunjukkan jalan menuju pagi yang baru, memberikan harapan dan keyakinan akan terbitnya fajar setelah malam yang gelap.