Pengertian Idiom : Jenis Fungsi Macam Contoh Menurut Para Ahli

Posted on

Idiom adalah bagian penting dari bahasa yang memberikan warna, ekspresi, dan kedalaman dalam komunikasi kita. Meskipun seringkali tidak dapat diartikan secara harfiah, idiom membantu menggambarkan makna yang lebih dalam dan nuansa emosional dalam bahasa kita sehari-hari.

Pengertian Idiom

Idiom adalah ungkapan atau frase dalam bahasa yang memiliki makna khusus yang tidak dapat ditebak secara harfiah dari makna kata-kata individual yang membentuknya. Idiom sering kali memiliki arti kiasan atau simbolis yang lebih mendalam daripada makna kata per kata yang tertera.

pengertian idiom menurut para ahli

Pengertian idiom menurut beberapa ahli linguistik dan bahasa adalah sebagai berikut:

  • Edward Sapir (Antropolog dan Ahli Bahasa): “Idiom adalah bentuk yang terikat secara leksikal dan memiliki arti yang tidak dapat diprediksi dari arti kata per katanya.”
  • Charles Earle Funk (Linguistik dan Penulis): “Idiom adalah ungkapan atau kelompok kata yang memiliki makna khusus yang tidak dapat dianalisis atau dipecahkan menjadi arti kata-kata individual yang membentuknya.”
  • Peter Burleigh (Linguistik): “Idiom adalah ungkapan yang memiliki arti khusus yang seringkali tidak dapat dipahami berdasarkan arti kata-kata yang membentuknya. Mereka berfungsi untuk mengkomunikasikan pesan yang lebih dalam dan nuansa emosional.”
  • John Saeed (Linguistik): “Idiom adalah ekspresi tetap yang mengandung makna khusus yang tidak dapat diperoleh dari makna kata-kata individu yang digunakan. Mereka memiliki makna yang bersifat konvensional dan tidak dapat dipecahkan.”
  • P. Cowie (Linguistik): “Idiom adalah sekelompok kata yang digunakan bersama dalam urutan tertentu untuk mengekspresikan makna tertentu, yang tidak dapat diperoleh dari arti kata-kata individu dalam urutan tersebut.”

Semua definisi di atas menyoroti sifat unik idiom sebagai ungkapan dengan makna khusus yang sering kali tidak dapat ditebak berdasarkan arti kata-kata yang membentuknya. Idiom menciptakan dimensi ekspresif dan kreatif dalam bahasa yang memengaruhi komunikasi dan penyampaian pesan dengan cara yang lebih kuat dan efektif.

Jenis-Jenis Idiom

  • Idiom Literal: Idiom ini memiliki makna yang dapat diartikan secara harfiah berdasarkan kata-kata yang digunakan. Contohnya adalah “air muka” yang berarti ekspresi wajah seseorang.
  • Idiom Non-Literal: Idiom ini memiliki makna yang tidak dapat diartikan secara harfiah berdasarkan kata-kata yang digunakan. Contohnya adalah “melepaskan peluang emas” yang berarti melewatkan kesempatan baik.
  • Idiom Budaya: Idiom ini berkaitan dengan budaya tertentu dan mungkin sulit dipahami oleh mereka yang tidak familiar dengan budaya tersebut. Contohnya adalah “ambil hati” yang dalam budaya Indonesia merujuk pada usaha untuk mendapatkan simpati seseorang.

Fungsi dan Tujuan Idiom

  • Ekspresi Kreatif: Idiom memberikan nuansa kreatif dan warna bahasa dalam percakapan atau tulisan.
  • Komunikasi yang Lebih Ekspresif: Idiom membantu dalam mengkomunikasikan perasaan, emosi, dan pemikiran secara lebih kuat dan tepat.
  • Meningkatkan Daya Tarik Bahasa: Penggunaan idiom membuat bahasa lebih menarik dan mengejutkan, menarik perhatian pendengar atau pembaca.
  • Pembentukan Identitas Budaya: Idiom yang unik bagi suatu budaya membantu dalam membentuk dan mempertahankan identitas budaya.
  Arti Logo Lambang KORPRI Visi Misi Sejarah Tujuan

Macam-Macam Idiom

  • Idiom Warna: “Memerah telinga” berarti merasa malu atau malu-malu.
  • Idiom Binatang: “Tanggung jawab menjadi beban” berarti merasa memiliki kewajiban.
  • Idiom Tubuh: “Mata hati” berarti intuisi atau perasaan dalam.

Contoh Idiom

  • Makan hati: Merasa sangat kecewa atau sedih karena sesuatu yang tidak berjalan sesuai harapan.
  • Air susu dibalas dengan air tuba: Kejahatan atau kesalahan dijawab dengan kejahatan atau kesalahan yang sama.
  • Pisang ambon: Ungkapan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki penampilan manis tetapi sifat yang kurang menyenangkan.
  • Air beriak, air tenang – Ada masalah yang tidak terlihat di permukaan.
  • Ada gula, ada semut – Di mana ada keuntungan, di situ ada orang yang tertarik.
  • Bagai aur dengan tebing – Sangat erat atau tidak bisa dipisahkan.
  • Bagai pinang dibelah dua – Terlalu sulit untuk memutuskan antara dua pilihan.
  • Bagai kacang lupa kulitnya – Lupa akan bantuan yang pernah diberikan.
  • Bagai menampar pipi sendiri – Merugikan diri sendiri.
  • Bagai isi dengan kuku – Sama sekali tidak memiliki kesamaan.
  • Bagai kuku dengan isi – Sangat erat terkait.
  • Bagai mencari jarum di tumpukan jerami – Mencari sesuatu yang sangat sulit ditemukan.
  • Bagai pungguk merindukan bulan – Keinginan yang tidak realistis.
  • Bagai melukis air – Tidak memiliki hasil yang nyata.
  • Bagai ular tangga – Suka naik turun tanpa tujuan.
  • Bagai langit dan bumi – Sangat berbeda.
  • Bagai air di daun talas – Tidak stabil.
  • Bagai anak ayam kehilangan induknya – Tidak tahu arah atau bingung.
  • Bagai kucing mencari tikus – Sangat hati-hati atau waspada.
  • Bagai kucing dan tikus – Saling mengejar atau bermain-main.
  • Bagai membuang garam ke laut – Tidak berpengaruh sama sekali.
  • Bagai menepuk air di dulang – Sia-sia atau tidak mendapatkan hasil.
  • Bagai minyak dan air – Sama sekali tidak cocok.
  • Bagai makan buah simalakama – Terjebak dalam situasi sulit.
  • Bagai telur di ujung tanduk – Sangat riskan.
  • Bagai kera mendapat bunga – Kebetulan atau tidak terduga.
  • Bagai mencurahkan air ke daun keladi – Percuma atau tidak berguna.
  • Bagai bertepuk sebelah tangan – Tidak ada respon atau tanggapan.
  • Bagai mencuci tangan – Menolak tanggung jawab.
  • Bagai gajah di dalam kamar – Seseorang yang tidak menyadari keberadaan dirinya yang besar.
  • Bagai raja sehari – Menikmati sesuatu hanya untuk sementara waktu.
  • Bagai api dalam sekam – Memiliki kemarahan yang tersembunyi.
  • Bagai kera mendapat bala – Mengalami konsekuensi dari perbuatannya.
  • Bagai dayung terlentang – Sangat sulit atau mustahil.
  • Bagai menampar pipi sendiri – Menyusahkan diri sendiri.
  • Bagai air di tempayan – Sangat banyak atau tidak terbatas.
  • Bagai lalat yang datang ke sarang laba-laba – Terjebak dalam masalah.
  • Bagai ayam berkokok di atas gunung – Merasa sendirian atau tidak ada yang mendengarkan.
  • Bagai rusa masuk kampung – Tidak tahu diri atau menempati tempat yang tidak semestinya.
  • Bagai digigit semut – Terlalu merespon dengan dramatis terhadap hal kecil.
  • Bagai bunga di musim gugur – Tidak lama atau bersifat sementara.
  • Bagai telur asin dikejar ayam – Menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan.
  • Bagai ketupat kandangan – Selalu merindukan sesuatu yang jauh atau tidak mungkin didapatkan.
  • Bagai bumi dan langit – Sangat berbeda.
  • Bagai cacing kepanasan – Merasa tidak nyaman atau cemas.
  • Bagai langit tanpa bintang – Merasa kesepian.
  • Bagai membangun rumah dari kartu – Merasa tidak stabil atau tidak aman.
  • Bagai menanam jagung di atas batu – Sia-sia atau tanpa hasil.
  • Bagai kuda yang kehilangan kendali – Tidak bisa dikendalikan.
  • Bagai kuburan yang baru diinjak-injak – Merasa tidak dihormati atau diabaikan.
  • Bagai kapal pecah di tengah laut – Kehancuran yang tiba-tiba.
  • Bagai merpati yang masuk sangkar – Merasa terjebak.
  • Bagai duri dalam daging – Menyebabkan sakit atau ketidaknyamanan.
  • Bagai harimau kencing – Suka memamerkan kekuatan atau keberanian.
  • Bagai jentik nyamuk – Masalah yang sepele atau kecil.
  • Bagai tikus di balik jerami – Orang yang bersembunyi atau curiga.
  • Bagai telinga kuali – Tidak mendengar atau tidak peka terhadap situasi.
  • Bagai setitik embun di atas daun keladi – Tidak berdampak signifikan.
  • Bagai itik pulang petang – Pulang dengan tangan kosong.
  • Bagai kuku dan daging – Sangat erat terkait.
  • Bagai menampar pipi sendiri – Melakukan sesuatu yang merugikan diri sendiri.
  • Bagai menghujam jarum ke dalam jerami – Cari kesulitan atau cari masalah.
  • Bagai menelan buah simalakama – Menghadapi konsekuensi dari tindakan sendiri.
  • Bagai mencurahkan air ke daun keladi – Tidak memberikan hasil atau manfaat.
  • Bagai gajah di dalam kamar – Orang yang tidak menyadari diri sendiri yang besar.
  • Bagai telur di ujung tanduk – Dalam situasi yang riskan.
  • Bagai air di tempayan – Sangat banyak atau tidak terbatas.
  • Bagai anjing dengan bayang-bayangnya – Selalu tergantung pada seseorang.
  • Bagai ayam mencari biji – Menyusahkan diri sendiri.
  • Bagai air di daun talas – Tidak stabil.
  • Bagai langit dengan bumi – Sangat berbeda.
  • Bagai kuku dengan isi – Sangat erat terkait.
  • Bagai melukis air – Tidak ada hasil yang nyata.
  • Bagai kera mendapat bunga – Keberuntungan yang tak terduga.
  • Bagai seorang menolak betis – Menolak sesuatu yang sudah diinginkan.
  • Bagai ketupat baru menggembung – Orang yang baru saja mendapat sesuatu.
  • Bagai telur di ujung tanduk – Dalam situasi yang sangat sulit.
  • Bagai kera mendapat batu – Kebetulan yang tidak menyenangkan.
  • Bagai kapal dalam palung – Dalam situasi yang sangat sulit.
  • Bagai bangkai di dalam lemari – Rahasia yang disembunyikan.
  • Bagai kumbang ke dalam api – Terjerumus ke dalam masalah.
  • Bagai ayam tak bertuan – Tidak memiliki arah atau tujuan.
  • Bagai gajah di pelupuk mata – Sesuatu yang sangat besar dan sulit diabaikan.
  • Bagai cacing kepanasan – Merasa tidak nyaman atau gelisah.
  • Bagai air di daun keladi – Sangat tidak stabil.
  • Bagai menaruh garam di luka – Memperburuk situasi yang sudah buruk.
  • Bagai menjala burung – Mengalami kesulitan yang tidak perlu.
  • Bagai menaruh garam di air laut – Tidak berpengaruh sama sekali.
  • Bagai kayu dalam air – Seseorang yang tidak terlibat dalam perdebatan atau konflik.
  • Bagai katak dalam tempurung – Orang yang terbatas pengalaman atau pengetahuannya.
  • Bagai mencari batu akik di dasar jurang – Mencari sesuatu yang hampir mustahil ditemukan.
  • Bagai burung di dalam sangkar – Tidak bebas atau terbatas geraknya.
  • Bagai bunga yang layu – Kehilangan semangat atau energi.
  • Bagai bebek dalam kandang – Sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh keadaan sekitar.
  • Bagai api dalam sekam – Memiliki kemarahan yang tersembunyi.
  • Bagai kucing lari dari kucing – Lari dari masalah yang lebih besar.
  • Bagai burung terbang tinggi – Sukses atau mendapatkan prestasi yang luar biasa.
  • Bagai burung elang yang mencengkram mangsanya – Menghadapi situasi sulit dengan tegas.
  • Bagai rambut dan kepala – Sangat erat terkait dan tidak bisa dipisahkan.
  • Bagai anjing di bawah meja – Mendapat sisa-sisa atau kurang dihargai.
  • Bagai telinga kuali – Tidak mendengar atau mengabaikan informasi.
  • Bagai cacing di dalam perut – Merasa gelisah atau cemas.
  Pengertian Ketahanan Nasional : Asas Tujuan Fungsi Contoh Menurut Para Ahli

Mengapa Idiom Penting?

Idiom menjadi penting karena mereka tidak hanya mengajar kita tentang cara bahasa digunakan dalam konteks sosial dan budaya, tetapi juga memberikan dimensi artistik dalam komunikasi. Mereka mewakili cara orang memandang dunia dan menyampaikan pemikiran yang lebih mendalam melalui ekspresi yang unik.

Cara Menggunakan Idiom dengan Tepat

  • Ketahui Maknanya: Pastikan Anda benar-benar memahami makna di balik idiom sebelum menggunakannya. Menggunakan idiom tanpa pemahaman yang benar dapat menyebabkan kesalahpahaman.
  • Sesuaikan dengan Konteks: Perhatikan konteks percakapan atau tulisan Anda. Tidak semua idiom cocok untuk semua situasi.
  • Jangan Terlalu Banyak: Menggunakan terlalu banyak idiom dalam satu percakapan atau tulisan dapat membuatnya terasa berlebihan.
  • Fokus pada Tujuan Komunikasi: Pastikan idiom yang Anda pilih mendukung tujuan komunikasi Anda dan tidak mengaburkan pesan yang ingin Anda sampaikan.

Penggunaan Idiom dalam Sastra dan Budaya Populer

1.Sastra: Idiom sering digunakan dalam sastra untuk memberikan lapisan tambahan makna dan mendalami karakter atau tema. Mereka dapat membantu membentuk suasana cerita.

2.Lagu dan Film: Lagu dan film sering kali menggunakan idiom untuk mengekspresikan emosi atau menggambarkan situasi dengan cara yang menarik.

3.Humor: Idiom juga digunakan dalam humor, seringkali dengan cara yang tidak terduga, untuk menciptakan efek lucu.

Perbandingan dengan Eufemisme dan Peribahasa:

Eufemisme: Eufemisme adalah penggantian kata-kata yang lebih halus atau tidak langsung untuk menggambarkan sesuatu yang mungkin tidak nyaman atau tabu. Contohnya adalah “meninggal dunia” sebagai eufemisme untuk “mati.”

Peribahasa: Peribahasa adalah ungkapan populer yang mengandung ajaran atau nasihat. Mereka tidak selalu memiliki makna tersembunyi seperti idiom, tetapi lebih bersifat universal dan mudah dipahami.

  Penyebab Kerajaan Banten mulai mengalami kemunduran

Kesimpulan

Idiom adalah bagian integral dari bahasa yang memberikan warna, kedalaman, dan kreativitas dalam komunikasi. Mereka memainkan peran penting dalam sastra, budaya populer, dan pengungkapan diri. Memahami dan menggunakan idiom dengan tepat memperkaya keterampilan berbahasa dan membantu kita menyampaikan nuansa emosional dan makna yang lebih dalam dalam ekspresi kita.