100 Kumpulan Puisi Ayah Bait Panjang dan Pendek

Posted on

Kumpulan Puisi Ayah – Ayah adalah sosok yang berperan penting dalam keluarga. Jika ibu adalah hati dan jiwa sebuah keluarga, maka ayah adalah pikiran dan tubuh yang menggerakan roda kehidupan. Ayah selalu menyuruh kita berkata ketika anda tetap bayi,dia pun yang menggenggam tangan ini dengan demikian erat saat kita baru belajar berjalan. Dia tidak jarang kali berdoa dan berharap supaya kita menjadi anak yang terbaik guna keluarga.

Setelah kita menginjak bangku sekolah,berbaur dengan lingkungan selama perlahan pandangan anda terhadap seorang Ayah menjadi begitu jelek. Terlebih saat kita tumbuh menjadi seorang anak Remaja, rasa hendak bebas dalam diri anda yang begitu menggebuk-gebuk menciptakan kita memandang bahwa Ayah ialah sosok yang jahat.

Yang mengekang dan mendidik anda dengan begitu keras. Namun, saat tumbuh dewasa lalu anda menyadari bahwa didikannya yang keras tersebut semata-mata dia melulu ingin mengayomi kita dari hal-hal buruk diluar rumah.Definis seorang Ayah untuk setiap orang tentu bertolak belakang satu dengan yang lainnya.

Ada yang bilang : “Ayah tersebut seseorang yang memiliki pendirian yang kokoh dan tak tergoyahkan “. Ada pula yang berkata: “Ayah tersebut seseorang yang pintar berbohong, saat sakit dia akan berbicara dia baik-baik saja “. Seorang Ayah akan berbicara sesuatu yang tak cocok dengan apa yang dia rasakan.Seorang Ayah pun ternyata diam-diam menciptakan akun media sosial supaya bisa memantau pergaulan anak-anaknya di dunia maya.

Ayah tetaplah seorang insan biasa, dia pun dapat merasa kecewa saat kepercayaannya anda hancurkan. Dia pun merasa sedih saat harus melepas anaknya merantau,walaupun kadang dia kelihatan yang sangat mendukungmu guna pergi keperantauan. Dia tidak jarang kali merindukanmu ketika berjauhan, tapi tidak jarang kali kalah dengan gengsi yang begitu tinggi. Di bawah ini ada beberapa Kumpulan Puisi Untuk Ayah yang dibuat khusus untuk mengenang kebaikan-kebaikan seluruh ayah di muka bumi ini,

silahkan disimak :

GETAR MALAM RINDUKU

Ingin ku gali gundukan itu
Dan mencabut papan nama setiap dukaku
Biarlah nafasku memeluk tentangmu
Puisi-puisi gelap menimangku

Sajak berairmata merangkulku
Dan merambatkan tiap ratap disekitar gelap
Seolah kau utus jangkrik untuk memejamkan lelahku
Nyanyi cerita tentang dahaga merindu
Seolah kau titipkan restumu
Lewat dingin malam menyuap

Mantra-mantra penghapus basah tatapku
Tiap dendang lantun macapat mengiring sendu
Seperti suara hati yang tersampaikan padaku
Bahkan suara gitar berbeda saat anganku

Menuju kenangmu
Getar yang mencakar, melahirkan syair bak
pujangga berlagu
Ini untukmu, itu buatmu, dan doa sebagai bhaktiku

AYAH

Disetiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafas mu
Si penuhi kasih sayang yang luar biasa
Demi aku kau rela si sengat matahari
Hujan pun tak dapat membatasi mu
untuk aku anakmu…
Si setiap doamu kau haturkan segenap harapan

Ayah…
kan ku jaga setiap nasehatmu
Di setiapnafas ku
Di relung hati akan ku hangatkan nmamu
Akan ku kobarkan semua impianmu
Hanya untuk menikmati senyumu
Di ufuk senjamu
Ayah

KERINDUAN

Ayah dimana engkau berada
disini aku merindukanmu
menginginkan untuk berjumpa
merindukan akan belaianmu

Kasih sayangmu selalu ku rindu
engkau selalu hadir dimimpi
mimpi yang begitu nyata bagiku
menginginkan engkau untuk kembali

Aku selalu mengharapkan engkau hadir
menemani aku setiap hari
menemani masa pertumbuhanku ini
Aku tumbuuh menjadi besar
tanpa engkau disisiku
tanpa engkau yang menemani hari-hariku

AYAH SEGALANYA UNTUKKU

Beribu kata telah kau ucapkan..
Beribu cinta tlah kau berikan ..
Beribu kasih telah kau curahkan..
Hanya untuk anak mu..

Ayah..
Kau ajarkan ku tentang kebaikan..
Kau tunjukan ku tentang arti cinta..
Kau jelaskan ku tentang makna kehidupan..
Dan kau mendidik ku dengan sungguh kasih sayang..

Ayah..
Betapa mulianya hati mu..
Kau korbankan segalanya demi anak mu..
Kau banting tulang hanya untuk anak mu..
Kini ku berjanji untuk semua kerja keras mu..
Ku berjanji untuk semua kasih sayang mu..
Dan ku berjanji untuk ketulusan hati mu..
Bahwa aku akan selalu menjaga mu..
Aku akan selalu menyayangi mu hingga akhir hiup ku..
Terima kasih ayah untuk semua kasih sayang mu..

RINDUKU PADA AYAH

Rapuhya hatimu
Rapuhnya jiwamu
Rapuhnya ragamu
Rapuhnya penglihatanmu
Rapuhnya ucapanmu

Sosok yang dulu tegap perkasa
Kini telah dimakan waktu

Sosok yang dulu pemberani
Kini telah pudar oleh usia

Sosok yang dulu pekerja keras
Kini telah habis oleh raga yang lemah

Tapi..
Aku tetap bangga
Aku tetap sayang
Aku tetap cinta
Aku tetap rindu

Rinduku pada ayah
tak akan termakan waktu
pudar oleh usia
habis oleh raga yang lemah
dan takkan pernah rapuh

AYAH MENGAPA KITA JAUH

Ayah Mengapa Kita Jauh?
Ayah… aku mencintaimu
Tapi aku tidak tahu bagaimana mengucapkannya
Ayah… aku menyayangimu
Tapi aku tidak tahu bagaimana menunjukkannya
Ayah… aku merindukanmu

  34 Provinsi Rumah adat Pakaian Tarian Tradisional Senjata Tradisional Lagu Bahasa Suku Julukan di Indonesia

Tapi aku tidak tahu bagaimana menebusnya
Ayah… kita serumah tapi mengapa selalu berbeda arah
Ayah… aku darah dagingmu tapi mengapa aku ragu menyapa dulu
Ayah… masih ingin kunikmati bising kota denganmu
Atau anggunny mentari menampakkan diri
Ayah… masih kutunggu kepul asap rokokmu pagi hari
Ayah… masih kunanti kau bangunkanku dini hari
Ayah… bagaimana kesenjangan ini berakhir nanti
Ayah… marahi aku biar kutahu salahku
Ayah… buatku menangis lagi dengan nasihatnmu

Kenapa tak lagi kurasai sayang menjalari diri
Kenapa tak lagi tawamu mengganggu belajarmu malam hari
Ayah… akhiri pertikaian ini segera
Tak bertahan lamu kutanpa kau ada dengan marah dan tawa
Ayah… aku mencintaimu
Puisi-puisi di atas di buat khusus untuk ayah, terlebih jasa ayah sangat lah besar sebanding dengan kasih sayang Ibu, walaupun terkadang kasih sayang ayah terhadap anak tidak ayah tunjukan berbeda dengan kasih ibu yang ditunjukan dengan perhatian,namun kasih sayang ayah terlihat dengan sikapnya dan tanggung jawab nya, ketika kita beranjak dewasa kita akan sadar betapa penting dan vital nya peran seorang ayah dimata kehidupan anda.

PAHLAWAN KESUKSESANKU

Fajar telah menyapa pagi ku
Kau jadikan hari mu,hari untuk pengorbanan
Pengorbanan mencari rezki,pengorbanan untuk mencari awal yg baru
Kau ajarkan aku arti perjuangan,kau ajarkan aku arti kesuksesan
Ayah mungkin tanpa mu aku tidak bisa seperti ini
Mungkin tanpa mu aku tidak bisa berdiri ditengah tengah impian ku
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan

PENUNTUN JIWAKU

Ayah….
Kau adalah yang terbaik
Yang selalu bicara apa adanya
Salah ya salah
Keterbukaanmu lebih dari sekedar ayah
Aku yang terlahir dari tulang rusukmu
Menjelma dewasa kini
Belajar dari sikap mu
Ketegasanmu
Dan luka-luka nan berbekas jadi
Disiplin ku pada waktu
Kau yang beri tahu aku
Betapa waktu itu penting
Bahwa hukuman untuk orang yang salah itu juga penting
Jauh darimu aku belajar mandiri ayah
Dengan slalu mengingat semua nasehat yang kau bagi
Bersama kenakalan yang lahir dari hati
Maafkan anakmu ayah
Kini aku tau rasanya jadi lelaki dewasa
Yang harus bekerja demi masadepan
Untuk menyongsong hari esok
Agar aku tak terluntah-luntah
Menyambut masa didepan ku

UNTUKMU AYAH

Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta..

HANYA AYAH YANG KUMAU

Detik berganti menit
Menit berganti jam
Jam berganti hari
Hari berganti bulan
Bulan berganti tahun
Tahun berganti tahun
Telah kulalui
Semua terasa hampa dan sepi
Hati selalu bertanya, dimanakah ?
Dimanakah ayah ku ?
AYAH….
Tidakkah kau merindukan ku ?
Tidakkah kau meinginginkan daku ?
Mengapa kau hanya terdiam saja ?
AYAH….
Andaikan aku bersayap seperti burung disana
Ku akan terbang, tuk mencari engkau ayah
Karna yang kupinta dalam hidup ini
Hanyalah engkau ayah
Hanyalah dirimu satu yang kumau

AKU CINTA AYAH

Telah rapuh Tulang-tulangmu
Yang dahulu kau gunakan
Untuk memberikan kami sesuap nasi
Untuk menunaikan kewajibanmu sebagai kepala keluarga
Kini… Kau berdaya lagi melakukan semuanya
Kini… Kau hanya mampu memberikan kami nasehat
Kini… Kau hanya mampu mengucapkan do’a yang lurus untuk kami
Untuk… anak yang telah kau besarkan dengan kerja kerasmu
Ayah….
Air mata ini tak mampu membalas semuanya
Semua yang kau lakukan untuk hidup kami
Semua yang kau berikan kepada kami
Ayah….
Kasih sayangmu takkan mampu tergantikan orang lain
Perhatian yang kau berikan kepada kami takkan pernah kami lupakan
Walaupun terkadang kami tidak mengindahkan semua yang kau berikan
Terkadang kami tak pernah menghargai semua yang kau berikan
Ayah….
Kini kamilah yang harus melakukan semuanya
Kamilah yang harus membalas semuanya
Kamilah yang harus memperhatikan mu
Ayah….
Izinkanlah kami menjadi anak yang berbakti kepadamu
Anak yang tak melupakan kasih sayang mu
Izinkanlah kami tuk membahagiakanmu
Ayah….
Meskipun kami sadar
Itu semua tidak bisa membayar semua yang telah kau berikan
Dan kami sadar, Nyawapun tak mampu membalas semuanya
Terimakasih Ayah
Kini kami menjadi orang yang mampu berdiri
Kini kami mampu menjadi orang yang mandiri
Kini kami mampu menapaki hidup dengan do’a dan kasih sayangmu
Aku mencintaimu Ayah
Ayah….
Di setiap tetes keringatmu
Di derai lelah nafasmu
Di penuhi kasih sayang yang luar biasa

AYAH KAU KILAU TERAKHIR

Mengertilah duhai angin
Meraunglah wahai ombak
Mendekatlah kau..Sunyi
Disaat waktu memukulku
Diantara kerinduan
Bersamaan perpisahaan
Ayah…
Masihkah kau dengar ?
Aku merindukanmu
Saat duduk disampingku
Dan berkata “Ayah bangga padamu”
Tapi… Aku selalu berpikir
Hal apa yg telah ku perbuat
Hingga membuatmu bangga
Ku akui aku bukan mutiara yang indah
Untukmu ayah
Kepergiaanmu menyisakan luka yg dalam
Aku sadar senyumku yg selalu
Membuatmu bangga padaku
Hidup tanpa ibu dan kini
Kilau terakhir ku ikut pergi
Ku doakan ayah kan bertemu ibu
Dan lihatlah aku
Tersenyum bayangkan kalian
Bergandeng tangan
Ayah…
Aku merindukanmu

  Organel Sel Hewan : Fungsi Struktur Pengertian Gambar

Ayah, Pahlawan Hidupku

Dalam senja yang bersahaja,
Ayah berdiri tegar, penuh makna.
Wajahnya memancarkan kebijaksanaan,
Menyinari langkah-langkahku dalam hidup yang panjang.

Pergelangan tangannya yang kasar,
Sebuah pelukan tulus dari dunia yang keras.
Dalam bisikan angin malam yang sepi,
Ceritanya terukir dalam detik-detik hati.

Ayah, pahlawan hidupku,
Dengan senyum yang hangat seperti matahari.
Kau adalah tiang yang kokoh,
Menopang beban dan impian yang kuemban.

Jejak langkahmu membentuk jejakku,
Kau adalah pelaut dalam lautan kehidupan.
Ayah, pelabuhan hatiku,
Tempatku kembali saat badai mendera.

Kata-kata lembutmu seperti melodi,
Melukiskan kisah cinta yang abadi.
Ayah, pahlawan tanpa sayap,
Tetapi terbang tinggi di relung kalbuku.

Meski waktu merajut benang keemasan,
Takkan pernah pudar kisah kita.
Ayah, di setiap hembusan nafasmu,
Terukir keajaiban cinta yang abadi.

Dalam peluk hangatmu, aku temukan arti,
Dalam setiap nasihat, petunjuk hidup sejati.
Ayah, dalam setiap detik kebersamaan,
Kau adalah harta yang tak ternilai.

Puisi ini untukmu, Ayah tercinta,
Dalam bait-baitnya, tersemat doa dan harapan.
Ayah, pahlawan hidupku,
Dengan kasihmu, aku belajar tentang keajaiban kehidupan.

Ayah, Penyinar Hidupku

Dalam bayangan senja yang meranggas,
Sosokmu terbentang, ayahku tercinta.
Penuh kasih, tulus dari hatimu,
Dalam setiap detik, hadir sebagai pahlawan abadi.

Wajahmu, sepenggal sejarah lelah,
Namun mata yang penuh kebijaksanaan.
Tanganmu, genggaman erat kehidupanku,
Pelukanmu, tempat perlindungan yang abadi.

Di langit-langit malam, bintang-bintang berbisik,
Cerita tentang perjalanan hidupmu yang panjang.
Dalam setiap doa, namamu selalu bersulam,
Menjadi mantra penyemangat, tiada terlupakan.

Dalam riuhnya dunia, kau adalah keheningan,
Dalam gelombang kesulitan, kau adalah pelabuhan.
Dalam setiap langkahku, kau adalah jejak yang teguh,
Ayah, penyinar hidupku, tuk selamanya.

Dalam senyum lembutmu, terukir kisah bahagia,
Dalam airmatamu, meluruh deras makna kasih.
Engkau adalah akar, yang teguh menopang,
Menyemai harapan, membentuk mimpi-mimpi.

Ayah, sungguh engkau lebih dari kata-kata,
Kau adalah pahlawan sejati di balik pelukan kasih.
Terima kasih takkan pernah cukup,
Hanya doa dan cinta, yang bisa kurima.

Ayah Pahlawanku

Dalam senyumanmu yang lembut,
Aku temukan kehangatan tak tergantikan.
Ayah, pahlawan dalam hidupku,
Pelindung di malam gulita.

Pada langkahmu yang tegar,
Aku lihat ketabahan yang tiada tara.
Ayah, penuntun dalam badai,
Kau berikan cahaya di tengah kegelapan.

Pada pelukanmu yang kokoh,
Aku rasakan keamanan yang abadi.
Ayah, benteng dalam kelemahan,
Kau jadi tempat singgah di saat pilu.

Dalam senyummu terukir kisah,
Kisah perjuangan dan cinta tak terhingga.
Ayah, kau adalah matahari di langit kelam,
Menerangi jalan setiap langkahku.

Terimakasih, Ayah, pahlawanku,
Yang mengajariku arti sejati hidup.
Dalam setiap doa yang terucap,
Harapku hanya satu, bahagia untukmu.

Dalam keheningan malam,
Aku ucapkan syukur tanpa batas.
Ayah, pahlawan dalam diriku,
Kau adalah cinta yang tak akan pudar.

Takdir Sang Pahlawan

Dalam senja yang gemilang bermandikan cahaya,
Sebuah bayangan tegar menatap masa depan,
Ayah, pahlawan di kisah kehidupan kami,
Menyulam arti kasih, tak terukur ukurannya.

Gagahnya langkah diiringi mentari senja,
Berkisah tentang perjuangan, karya tak ternilai,
Pada setiap matahari terbenam dan terbit,
Ayah, pahlawan sejati, tuk keluarga tercinta.

Hatinya, sejernih air mata yang diam,
Tersimpan di relung-relung pengorbanan,
Ia menatap dunia dengan tatapan bijak,
Mengajarkan kami arti hidup dan kasih sayang.

Di pundaknya, beban berat berupa impian,
Ayah, sang tukang tabur mimpi dan harapan,
Mengajarkan kami arti tekad dan keteguhan,
Bahwa hidup adalah perjuangan yang tak terputus.

Walau badai datang dan bergelora mencoba,
Ayah tetap berdiri tegak, tanpa mengeluh,
Dalam pelukan kasih, kami temukan kekuatan,
Bersama sang pahlawan, kami menembus waktu.

Melangkah bersama, jejak-jejak cinta abadi,
Ayah, pahlawan tanpa sayap namun luar biasa,
Puisi ini lahir dari tinta rasa terdalam,
Untukmu, sang pelindung dalam kisah hidup kita.

Sang Pemimpin Abadi

Di keheningan malam yang tenang,
Purnama bersinar lembut menyapamu.
Sejuknya udara membawa pelukan,
Dalam pelukan kasih dari sang Ayah.

Wajahmu penuh cerita kebijaksanaan,
Jejak langkahmu mengukir makna.
Penuh tawa, kadang serius,
Engkau adalah pemimpin di hatiku.

Ayah, pelaut di lautan kehidupan,
Melintasi badai dan redup senja.
Kau bawa kami melangkah,
Meniti jejak keberanian dan ketabahan.

Pandangan matamu bagaikan fajar,
Menyinari gelapnya dunia.
Kau adalah pelita di kegelapan,
Membimbing langkah-langkah yang ragu.

Bukan hanya tanganmu yang kuat,
Namun hatimu penuh dengan kelembutan.
Pelukanku menjadi tempat perlindungan,
Ketika dunia terasa berat dan keras.

Ayah, engkau adalah pohon yang teguh,
Akar keluarga yang kokoh dan dalam.
Dalam pelukanmu, kami temukan keamanan,
Bahkan ketika badai mengamuk di luar.

Terima kasih, Ayah, untuk segalanya,
Untuk pelajaran dan cinta yang tak terbatas.
Kau adalah harapan yang abadi,
Sang pemimpin di hati yang selalu kita rindu.

Teman Setia di Pelukan Malam

Di antara bintang-bintang gemintang
Terpancar cahaya, sejuk kasih ayah
Dalam gelap, pelukmu tulus menyinari
Teman setia di pelukan malam

Ayah, pahlawan di kisah hidupku
Menyulam mimpi, membimbing langkah
Kau pelita di lorong kegelapan
Bersamamu, kuatkan hati yang rapuh

  Kata Baku dan Kata Tidak Baku,Pengertian,Contoh,Fungsi

Penuh sabar, seperti matahari terbit
Menyinari dunia, mengusir kelam
Ayah, doa dan senyummu tersimpan
Sebagai harta yang tak ternilai

Di pundakmu, ku temui kekuatan
Dalam bisikan, hikmah dan nasihat
Kau adalah pilar di rumah kecil ini
Menyulam kasih dalam benang-benang waktu

Walau usiamu bertambah
Namun semangatmu tetap membara
Menatap masa depan dengan keyakinan
Ayah, kau adalah pelita abadi

Dalam langkahku, jejakmu terukir
Kau adalah contoh, teladan yang nyata
Terima kasih, ayah, teman setia
Di pelukan malam, kau tetap sinar dalam hidupku.

Di Pangkuan Ayah

Di pangkuan ayah yang tulus kasihnya,
Tak terukur waktu dan usia,
Dalam pelukan hangatnya,
Ku temukan keamanan sejati.

Wajah lelahnya, cermin perjalanan,
Melintasi derita dan kegembiraan,
Namun senyumnya tetap abadi,
Sebagai pelipur hati, penyemangat jiwa.

Ayah, pahlawan tanpa tanda jasa,
Mengajariku arti hidup yang sejati,
Menyemai biji-biji kebijaksanaan,
Dalam setiap langkah dan bisikan kata.

Dengan cinta yang mendalam,
Ayah menuntunku melangkah,
Melalui hujan dan teriknya panas,
Menjadi pribadi yang tegar dan berbakti.

Pada setiap riuhnya dunia,
Ayah adalah ketenangan dalam keheningan,
Menyinari jalan gelap,
Dengan sinar kebijaksanaan dan keikhlasan.

Terima kasih, ayah, atas segalanya,
Puisi ini hanya sejumput ungkapan,
Dari hati yang penuh rasa syukur,
Untuk kasih sayangmu yang tak terhingga.

“Ayah Pemimpin Hati”

Di matahari senja, bayangan yang teguh,
Ayah, pilar kehidupan, cahaya yang abadi.
Peluk hangat kasih, dalam pelukanmu,
Diriku tumbuh, berseri dalam langkahmu.

Bijaksana tanganmu, arungi lautan kehidupan,
Tak henti berjuang, tak henti berkorban.
Ayah, pahlawan di kegelapan malam,
Sinar pelita hati, terangi jalan kami.

Bunga-bunga bermekaran, di taman batin,
Seiring nafasmu, puisi asmara keluarga.
Dalam senyumu, pelangi warna kebersamaan,
Ayah, kau adalah irama dalam syair kita.

Dalam pelukanmu, getaran kasih tak terukur,
Cerita masa kecil, dalam desiran doamu.
Ayah, kau adalah raja di istana jiwa,
Mahkota kasihmu, takkan pudar oleh waktu.

Jejak langkahmu, menuntun melangkah,
Bimbingan yang tulus, cahaya di kegelapan.
Ayah, oh ayah, seribu doa terucap,
Untukmu yang abadi, dalam hati ini.

Dalam senyap malam, doa dihaturkan,
Untuk ayah tercinta, pemimpin hati abadi.
Kasih yang tulus, takkan pernah padam,
Ayah, di sini kau akan selalu dikenang.

“Sang Pemimpin Hati”

Di ufuk senja, sang mentari berlabuh,
Dalam pelukan hangat, ayah berdiri teguh.
Dengan langkah yang penuh kebijaksanaan,
Dia membimbing perjalanan, tanpa ragu dan tanda tanya.

Wajahnya yang penuh wrinkle, cermin waktu yang berlalu,
Kisah hidupnya, seperti bait-bait puisi yang terukir dalam kalbu.
Ayah, sang pemimpin hati, di dalam pelukmu,
Kuharapkan keteduhan, dalam tiap langkah yang terucap dan terlukis.

Pada setiap senyummu, menyiratkan kebijaksanaan,
Di dalam matamu, terpancar kehangatan kasih sayang.
Saat badai datang menggelayuti, ayah menuntun,
Seperti mercusuar di tengah samudra, membimbing kapal-kapal yang gelisah.

Jejak langkahmu menjadi peta hidupku,
Setiap kata-kata bijakmu, hiasi kisah di dalam relung hatiku.
Dalam gemulai tawa, atau di dalam derai tangis,
Ayah, engkau adalah cahaya dalam kegelapan malamku.

Kesederhanaanmu adalah pelajaran berharga,
Melalui kesabaranmu, kutemukan arti sejati kekuatan.
Sang pemimpin hati, dalam pelukmu aku merasa aman,
Dengan engkau di sisi, hidup menjadi lebih berarti.

Ayah, sungguh kau adalah pelita dalam kehidupanku,
Tiap langkahku, kuteruskan dengan memimpin cahayamu.
Meski waktu berlalu, dan lorong kenangan tercipta,
Sang pemimpin hati, dalam doa selalu kusertakan namamu.

Dalam pelukan cinta, dalam doa dan harapan,
Ayah, engkau adalah puisi yang tak lekang oleh zaman.
Sang pemimpin hati, dalam kenangan dan kenyataan,
Kau tetap abadi, di dalam relung kalbu yang penuh kehormatan.

Dendangan Ayah

Di tepian waktu yang tak terhitung,
Berkibarlah kisah penuh pengabdian.
Ayah, pelita dalam malam gulita,
Pancaran kasih, tak terbatas batasnya.

Pada langkah kakimu, kuukir doa,
Seiring angin bertiup, membawa cerita.
Kau bagai gunung, kokoh dan abadi,
Menuntun langkah, melintasi badai.

Di pelukanmu, hangat dan aman,
Setiap detik, membentuk kenangan.
Pintumu selalu terbuka lebar,
Bagiku, ayah, kau surga sejati.

Wajahmu penuh jejak perjalanan,
Sepanjang rintangan, tetap tersenyum.
Kau guruku, dalam pelajaran hidup,
Mengajariku arti kesabaran dan cinta.

Ayah, engkau pahlawan dalam diam,
Menyirami hati, setiap keping waktu.
Bukan hanya berkata, tapi berbuat,
Kaulah panutan, terang dalam gelap.

Saat mentari terbenam di ufuk timur,
Rona kehidupan, tergambar di wajahmu.
Terimakasih, ayah, takkan terucap,
Namun hatiku berbisik, cinta abadi.

Dendangan ayah, melodi yang tak ternilai,
Merdu dalam kesederhanaan kasih.
Puisi ini terukir, sebagai penghormatan,
Untukmu, ayah, pelita dalam kehidupan.

Sang Pemimpin Abadi

Di malam sunyi, bintang-bintang berkisar,
Ayah, pelita hidup dalam kegelapan.
Dalam detak jantung, irama kehidupan,
Ayah, derap langkah di tanah yang penuh makna.

Wajahnya bersinar, sederhana namun bijaksana,
Sebuah senyuman, tanda cinta yang tak terhingga.
Ayah, pahlawan di kisah hidupku,
Panduan sejati, dalam petualangan yang tak terduga.

Dalam pelukan hangat, rahmat dan kebijaksanaan,
Ayah, benteng kuat dalam badai dan hujan.
Jejak langkahnya, jejak kebaikan dan keberanian,
Dalam pelajaran hidup, dia adalah guru sejati.

Di malam-malam gelap, doa-doa terpancar,
Untuk ayah, yang tiada henti berjuang.
Penuh kasih, meski kata-kata terucap pelan,
Ayah, sahabat dalam semua cerita.

Dalam pelukanmu, aku temukan ketenangan,
Ayah, singgasana hati yang tak tergantikan.
Puisi ini, untukmu yang abadi,
Ayah, cahaya dalam setiap langkah hidupku.