Pengertian Kompas : Fungsi Jenis Bagian Penemu Manfaat

Posted on

Ilmu pengetahuan saat ini mengalami perkembangan yang pesat, mulai dari evolusi pola pikir manusia hingga kemampuan manusia menciptakan alat-alat yang dapat mempermudah pekerjaan dan bahkan menggantikan peran manusia itu sendiri.

Hasil dari perkembangan pikiran manusia ini membuka jalan bagi penemuan-penemuan baru di berbagai bidang ilmu pengetahuan. Salah satu contoh ilmu pengetahuan yang lahir dari pemikiran manusia adalah penemuan alat navigasi. Kompas adalah salah satu alat penting dalam hal ini, yang bekerja berdasarkan prinsip medan magnet. Setiap kompas memiliki komponen utama, yaitu sebuah magnet yang berbentuk jarum penunjuk.

Jarum magnet ini biasanya bisa berputar secara bebas, dan saat dalam keadaan bebas, ia akan selalu menunjuk ke arah utara-selatan magnet bumi. Konsep ini menjadi dasar utama dalam pembuatan kompas dan berbagai alat navigasi berbasis medan magnet lainnya. Secara umum, kompas terdiri dari tiga komponen utama, yaitu badan kompas, jarum magnet, dan skala arah mata angin. Badan kompas berfungsi sebagai pelindung serta tempat komponen-komponen utama kompas tersebut. Jarum magnet dipasang sedemikian rupa agar dapat berputar bebas secara horizontal, sementara skala arah mata angin biasanya terdiri dari lingkaran 360° yang menunjukkan berbagai arah mata angin.

Kompas adalah alat navigasi yang telah ada selama berabad-abad, digunakan oleh manusia untuk menentukan arah dan navigasi di berbagai situasi. Meskipun dalam era modern kita sering mengandalkan teknologi canggih seperti GPS dan peta digital, penggunaan kompas masih tetap relevan dan penting dalam berbagai konteks. Artikel ini akan membahas pengertian kompas, jenis-jenis kompas, dan pentingnya alat ini dalam navigasi.

Pengertian Kompas

Secara sederhana, kompas adalah alat yang digunakan untuk menentukan arah utara geografis (utara sejati), yang selanjutnya dapat digunakan untuk menavigasi. Prinsip dasar di balik fungsi kompas adalah berdasarkan kepada medan magnet Bumi. Kompas mengandalkan jarum magnet yang selalu akan menunjuk ke arah utara magnetik, yang sejajar dengan utara geografis di sebagian besar lokasi di Bumi.

Biografi Penemu Kompas

Nama Lengkap : William Thomson

Alias : Lord Kelvin | Baron Kelvin of Largs

Profesi : Ilmuwan

Tempat Lahir : Belfast, Irlandia

Tanggal Lahir : Sabtu, 26 Juni 1824

Zodiac : Cancer

Hobby : Berlayar

Warga Negara : Inggris

William Thomson lahir di Belfast, Irlandia, pada tanggal 26 Juni 1824. Ia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara, anak James Thomson, seorang guru dan penulis buku pelajaran matematika. Ketika William berusia 6 tahun, ibunya meninggal. Tidak lama setelah itu, ayahnya menjadi Profesor Matematika di Universitas Glasgow.

James Thomson secara pribadi membiayai pendidikan anak-anaknya dan mengajarkan kepada mereka perkembangan matematika yang belum termasuk dalam kurikulum saat itu. William dan saudara tertuanya, James, menunjukkan bakat yang luar biasa. Keduanya masuk Universitas Glasgow ketika masih sangat muda, William pada usia 10 tahun dan James pada usia 11 tahun. (William dan James sama-sama menjadi ilmuwan terkemuka, meskipun William lebih terkenal.) Di Universitas Glasgow, William mempelajari karya matematikawan Perancis kontroversial, Jean-Baptiste Fourier. Meskipun banyak ilmuwan Inggris menolak karya Fourier, William sangat mengaguminya. Ia bahkan percaya bahwa karya Fourier bisa diteruskan, dan konsep matematika yang sama bisa diterapkan pada aliran listrik dan gerakan fluida. Ia kemudian menerbitkan dua makalah ilmiah yang menjelaskan alasan-alasan mengapa ia setuju dengan pandangan Fourier, yang ia tulis saat usianya 16 tahun (makalah pertama) dan 17 tahun (makalah kedua).

Pada tahun 1841, ketika usianya 17 tahun, William belajar di Universitas Cambridge. Ia lulus pada tahun 1845 dengan gelar Sarjana Muda (BA) dengan nilai yang sangat baik. Pada tahun yang sama, ia mempelajari karya George Green (yang menghubungkan matematika dengan listrik dan magnetisme) dan penemuan fisikawan dan kimiawan terkemuka, Michael Faraday (tentang bagaimana magnetisme dapat menghasilkan listrik dan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnetik).

Pada tahun 1846, ketika berusia 22 tahun, Thomson diangkat menjadi profesor ilmu fisika (dulu disebut filsafat alam) di Universitas Glasgow. Ia memegang jabatan ini selama sekitar 53 tahun, meskipun ia menerima banyak tawaran untuk mengajar di tempat lain. Saat Thomson menjadi profesor ilmu fisika, fisika mencakup berbagai topik yang luas dan tampaknya tidak terhubung satu sama lain. Namun, melalui karya Fourier, Faraday, dan Green, ia mulai melihat kesatuan di antara berbagai topik ini. Ia bahkan mampu secara matematis menjelaskan hubungan antara aliran fluida dan aliran listrik. Ide ini ia peroleh dari karya Fourier ketika ia masih berusia 16 tahun.

Pada tahun 1847, Thomson pertama kali mendengar tentang karya James Joule yang menghubungkan panas dengan gerak mekanik. Prinsip penyimpanan energi dalam karya Joule kemudian dikenal sebagai Hukum Termodinamika Pertama. Meskipun Joule diakui sebagai penemu utama teori termodinamika, Thomson dikenal sebagai orang yang “mengkristalisis termodinamika menjadi disiplin ilmiah yang sah dan merumuskan hukumnya pertama dan kedua dengan terminologi yang tepat.”

Hukum Termodinamika Pertama menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, tetapi dapat berubah bentuk. Ini berarti jumlah energi atau materi dalam alam semesta tetap konstan. “Hukum ini dengan tegas menunjukkan bahwa alam semesta tidak bisa menciptakan dirinya sendiri! Keadaan alam semesta saat ini adalah hasil dari konservasi, bukan inovasi, seperti yang dinyatakan dalam teori evolusi.” Meskipun kaum evolusionis tidak dapat menjelaskan asal-usul energi atau materi yang tetap ada, Alquran dapat menjelaskannya, yaitu hanya Allah yang dapat menciptakan sesuatu dari ketiadaan.

  contoh Kata kalimat homograf serta pengertian

Semua perubahan, baik oleh manusia maupun oleh kekuatan alam, hanyalah pengaturan ulang dari apa yang sudah ada. Meskipun banyak ilmuwan Inggris meragukan ide Joule, Thomson mendukung pandangan ini sebagai bagian dari perkembangan fisika. Pada tahun 1851, Thomson menerbitkan makalah berjudul “Tentang Teori Dinamika Panas,” yang mendukung teori Joule tentang panas dan gerakan. Makalah ini menjadi langkah penting dalam mengintegrasikan berbagai bidang fisika yang sebelumnya terpisah-pisah. Makalah ini juga mencakup Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson.

(Tanpa pengetahuan Thomson, fisikawan Jerman berpengalaman, R.J.E. Clausius, sebelumnya telah merumuskan hukum yang sama dengan Hukum Termodinamika Kedua versi Thomson.) Hukum Termodinamika Kedua juga dikenal sebagai Hukum Peluruhan Energi. Prinsip universal yang mendasarinya adalah bahwa seluruh sistem, jika tidak diatur sebelumnya atau tidak diatur dengan benar, akan cenderung berubah dari keadaan teratur menjadi tidak teratur.

Ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, alam semesta terus bergerak menuju keadaan di mana ketertiban semakin berkurang. Namun, perubahan ini bergantung pada arah yang berlawanan. Ilmuwan evolusi terkenal asal Inggris, Sir Julian Huxley, mengatakan, “Evolusi dalam arti luas dapat diinterpretasikan sebagai proses berarah yang pada dasarnya tidak dapat dibalik, yang terjadi sepanjang waktu, dan menghasilkan berbagai perkembangan dan peningkatan kompleksitas.” Konsep ini jelas bertentangan dengan Hukum Termodinamika Kedua.

Secara singkat, hukum termodinamika menyatakan bahwa “jumlah energi dalam alam semesta tetap konstan, tetapi energi yang ada terus berkurang.” Hukum ini bertentangan dengan pandangan evolusionis, tetapi sepenuhnya konsisten dengan konsep penciptaan Allah pada waktu lalu, yang diikuti oleh proses degenerasi bertahap menuju kemerosotan dan ketidakteraturan.

Hubungan antara panas dan gerakan mekanik yang pertama kali ditemukan oleh Joule mendorong Thomson untuk membuat penemuan yang sangat terkenal, yaitu skala suhu mutlak. Seorang ilmuwan Perancis, Jacques Charles, mengamati bahwa volume gas akan mencapai nol pada suhu -273°C (atau tepatnya -273,15°C) pada skala Celsius (setara dengan -459,67°F). Thomson menyadari bahwa bukan volume gas yang akan mencapai nol, melainkan energi kinetik partikel gas yang akan berhenti pada suhu tersebut. Artinya, pada -273°C, partikel gas akan berhenti bergerak.

Thomson kemudian merancang skala suhu baru yang dimulai dari -273°C. Satuannya disebut kelvin (ditulis sebagai K tanpa simbol derajat [°]), sebagai penghargaan untuk Thomson, yang kemudian diberi gelar Lord Kelvin. Thomson juga mendorong penggunaan termometer gas untuk memungkinkan pengukuran suhu yang lebih rendah dengan lebih akurat.

Penggunaan skala suhu mutlak (yang tidak memiliki nilai negatif) sangat membantu seorang ilmuwan matematika Skotlandia, James Clerk Maxwell, dalam penelitiannya tentang teori kinetik gas. Kontribusi terbesar Thomson dalam ilmu adalah bahwa ia adalah salah satu ilmuwan Inggris yang sangat sedikit yang membantu membangun dasar fisika modern. Ini dilakukan dengan menghubungkan listrik, magnetisme, panas, gerakan mekanik, dan perilaku gas, serta menyusun kerangka matematika yang umum yang menjadi dasar eksperimen dalam berbagai bidang fisika ini. Ini adalah perluasan teori yang penting dari karya ilmuwan besar seperti Fourier, Faraday, dan Joule. Perkembangan kerangka teori ini kemudian diteruskan oleh Maxwell dalam teori cahaya elektromagnetik. Maxwell mengakui utangnya pada Thomson sebagai mentornya.

Bersama dengan ilmuwan matematika dan fisika Skotlandia lainnya, Percy Guthrie Tait, Thomson menulis buku pelajaran fisika untuk melanjutkan kerangka teoritisnya kepada ilmuwan fisika masa depan. Selama hidupnya, Thomson menerbitkan lebih dari 600 karya ilmiah. Pada tahun 1844, Samuel Morse berhasil memperagakan mesin telegrafnya. Namun, apakah teknologi ini dapat digunakan untuk berkomunikasi antarbenua melalui kabel bawah laut? Usaha Morse untuk menguji telegraf melalui kabel bawah laut ternyata gagal. Mathew Maury, seorang ilmuwan kelautan Amerika Serikat, dan William Thomson adalah dua orang yang mendukung usulan Morse. Thomson menjadi konsultan utama di Atlantic Telegraph Company dan aktif dalam tahap awal pemasangan kabel bawah laut tersebut. Thomson menciptakan alat penerima telegram yang dikenal sebagai galvanometer cermin yang digunakan bersama-sama dengan kabel di bawah laut.

Namun, ia tidak sepakat dengan kepala ilmuwan listrik perusahaan, E.O.W. Whitehouse, tentang desain kabel. Perusahaan awalnya mengikuti usulan Whitehouse, tetapi akhirnya menyadari bahwa desain Thomson lebih baik. Akhirnya, desain Thomson digunakan untuk kabel dan penggunaan galvanometer cermin. “Dengan demikian, perusahaan menghemat waktu dan biaya.”

Penemuan kabel transatlantik merupakan terobosan besar dalam dunia komunikasi. Sebagai penghargaan atas kontribusi Thomson dalam proyek tersebut, Ratu Victoria memberinya gelar bangsawan pada tahun 1866. Namanya kemudian menjadi Sir William Thomson. Setelah suksesnya pemasangan kabel transatlantik, galvanometer cermin, yang telah dimodifikasi oleh Thomson, digunakan hampir di semua kabel bawah laut di seluruh dunia.

Selama hidupnya, Thomson memegang banyak hak paten untuk sekitar tujuh puluh penemuannya, termasuk berbagai alat listrik untuk kabel bawah laut. Thomson juga merupakan anggota kunci dari komite Inggris yang merumuskan standar satuan listrik, yang kemudian diterima secara internasional. Thomson juga berhasil mengembangkan kompas kapal yang minim pengaruh dari bahan besi kapal. Selanjutnya, ia menciptakan alat yang dapat memprediksi pasang surut laut dan mengukur kedalaman laut.

Namun, Thomson sangat menentang pandangan geologi uniformitarian yang diusung oleh Charles Lyell dan teori evolusi Charles Darwin. Uniformitarianisme mengasumsikan bahwa proses geologis adalah hasil dari kekuatan alam biasa yang berlangsung selama waktu yang sangat lama. Pada tahun 1865, Thomson menulis sebuah artikel berjudul “The Doctrine of Uniformity in Geology Briefly Refuted,” di mana ia menolak pandangan ini atas dasar ilmiah. Thomson berpendapat bahwa “kehidupan di bumi tentu tidak terjadi secara kimia atau listrik atau penyusunan molekul kristal. Kita harus merenungkan misteri penciptaan semua makhluk.” Ia juga terlibat dalam debat dengan Thomas Huxley, Presiden Geological Society of London, mengenai bukti ilmiah untuk uniformitarianisme dan evolusi.

  Sistem Adaptasi Lebah dan Klasifikasi Morfologi Penjelasan Lengkap

Debat panjang antara Thomson dan Huxley dimulai ketika Thomson menghitung usia maksimal Bumi berdasarkan hukum termodinamika. Pada tahun 1862, Thomson menghitung bahwa jika Bumi terbentuk melalui proses pendinginan yang meleleh, seperti yang diterima pada saat itu, maka berdasarkan hukum termodinamika, usia maksimal Bumi tidak boleh lebih dari 100 juta tahun. Meskipun ini hanya merupakan batas atas berdasarkan fisika, bukan pandangan pribadi Thomson, perhitungan ini berlawanan dengan pandangan bahwa proses perubahan yang lambat, seperti evolusi, memerlukan waktu yang sangat lama. Ketika radioaktivitas ditemukan, penemuan ini mengubah perhitungan Thomson tentang usia Bumi, dan semua kritikusnya menyatakan bahwa temuan radioaktivitas menggugurkan perhitungannya.

Meskipun panas radioaktif memengaruhi perhitungannya, Thomson terus mengembangkan perhitungannya dengan mempertimbangkan efek radioaktif.

Hingga akhir hayatnya, Thomson masih terlibat dalam kontroversi tentang perhitungan usia maksimal Bumi dengan mempertimbangkan efek radioaktivitas. Ini adalah topik yang tetap menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan hingga saat itu.

Selama hidupnya, Thomson menerima 21 gelar doktor kehormatan. Pada tahun 1851, ia diterima sebagai “Fellow of the Royal Society” – sebuah penghargaan bergengsi di Inggris untuk ilmuwan. Ia kemudian menjabat sebagai Presiden Royal Society dari tahun 1890 hingga 1895. Pada tahun 1892, Thomson diberi gelar bangsawan dengan gelar Baron Kelvin of Largs oleh Ratu Victoria. Sejak saat itu, ia lebih dikenal dengan nama Lord Kelvin daripada Sir William Thomson. Lord Kelvin meninggal di Largs, Ayrshire, Skotlandia, pada tanggal 17 Desember 1907. Sebagai penghormatan besar atas kontribusinya, ia dimakamkan di Westminster Abbey di London.

William Thomson, atau lebih dikenal sebagai Lord Kelvin, adalah seorang ilmuwan besar yang membawa perubahan signifikan dalam bidang fisika, terutama dalam bidang termodinamika dan ilmu listrik. Kontribusinya yang luar biasa dalam menghubungkan berbagai aspek fisika dan peran pentingnya dalam pengembangan teknologi komunikasi melalui kabel bawah laut adalah bukti ketegasan dan keteguhan dalam mengejar pengetahuan ilmiah. Meskipun ada perdebatan seputar pandangannya tentang usia Bumi, tidak dapat dipungkiri bahwa Lord Kelvin adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Sejarah Kompas

Kompas pertama kali ditemukan di Tiongkok pada abad ke-2 Masehi. Diketahui bahwa Tiongkok adalah tempat asal mula kompas sebagai alat navigasi. Kompas pertama kali digunakan sebagai alat untuk menentukan arah mata angin. Alat ini terdiri dari jarum magnet yang mengambang bebas dan selalu menunjuk ke arah utara, karena pengaruh medan magnet bumi.

Penggunaan kompas kemudian menyebar ke Timur Tengah dan Eropa, dan menjadi alat yang sangat penting dalam penjelajahan geografis selama Abad Pertengahan. Dalam perjalanan Columbus ke Amerika, kompas menjadi alat yang tak tergantikan, memungkinkan para pelaut untuk menavigasi lautan yang luas.

Manfaat dan Fungsi Kompas

Kompas adalah alat navigasi yang memiliki berbagai manfaat dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari kompas:

  • Navigasi Luar Ruangan: Kompas adalah alat yang sangat penting bagi mereka yang menjalani kegiatan luar ruangan seperti hiking, camping, berlayar, dan mendaki gunung. Dengan menggunakan kompas, seseorang dapat menentukan arah yang benar, menghindari kebingungan, dan memastikan keselamatan mereka selama petualangan di alam terbuka.
  • Penyelamatan Dalam Darurat: Dalam situasi darurat, seperti tersesat di hutan atau pegunungan, kompas dapat membantu penyelamat menentukan arah yang benar untuk menemukan korban. Ini dapat menjadi alat yang sangat berharga untuk tim penyelamat.
  • Navigasi di Laut: Kapal laut, termasuk kapal pesiar dan kapal nelayan, sering menggunakan kompas sebagai alat utama untuk navigasi. Kompas membantu dalam menjaga arah dan menghindari tersesat di lautan yang luas.
  • Penerbangan: Kompas masih digunakan dalam dunia penerbangan sebagai alat cadangan. Meskipun pesawat modern dilengkapi dengan sistem navigasi yang sangat canggih, kompas adalah alat yang penting jika sistem elektronik mengalami kegagalan.
  • Geologi dan Surveying: Kompas digunakan dalam bidang geologi untuk mengukur orientasi batuan dan mengidentifikasi arah geologis. Dalam surveying, kompas digunakan untuk menentukan arah dan sudut pada peta dan survei lahan.
  • Pemanfaatan Sumber Daya Alam: Kompas digunakan dalam penelitian eksplorasi sumber daya alam, seperti pengeboran minyak dan penambangan. Kompas membantu dalam menentukan letak geografis yang akurat.
  • Panduan dalam Kegiatan Sehari-hari: Meskipun kita memiliki teknologi modern, seperti GPS di ponsel cerdas, kompas masih digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebagai panduan arah. Ini dapat membantu seseorang dalam menentukan arah saat berkendara, berjalan kaki, atau melakukan aktivitas luar ruangan.
  • Penggunaan Simbolis: Kompas sering digunakan dalam seni, desain, dan simbolisme untuk menggambarkan arah moral, orientasi hidup, atau tujuan yang ingin dicapai. Ini menjadi simbol dalam banyak budaya dan filosofi.
  • Pendidikan: Kompas digunakan dalam pendidikan untuk mengajarkan konsep arah dan navigasi kepada siswa. Ini membantu mereka memahami prinsip-prinsip dasar navigasi dan pentingnya menjaga arah.

Dengan berbagai manfaatnya, kompas tetap menjadi alat yang berharga dalam berbagai bidang kehidupan, memastikan bahwa kita dapat menavigasi dunia dengan tepat, aman, dan efisien. Meskipun teknologi terus berkembang, kompas tetap relevan dan bermanfaat di era modern.

Jenis-Jenis Kompas

Kompas terbagi menjadi dua yaitu Kompas Analog dan Kompas Digital

1. Kompas Analog

Kompas analog adalah kompas yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk oleh para anggota pecinta alam. Penggunaan kompas analog secara manual, yaitu dengan menyelaraskan jarus kompas yang terdapat di dalamnya. Kompas analog terdiri atas beberapa jenis, seperti:

  Kumpulan Kebaya Modern Berbagai Daerah Etnis Jenis Sejarah

a. Kompas Lensa;

Kompas lensa merupakan kompas yang dilengkapi dengan lensa biconcave yang berfungsi untuk mempermudah dalam pembacaannya. Umumnya kompas lensa berbentuk sederhana, ringan, dan harganya lebih murah. Namun validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang akurat.

Kelebihan :

  • Keringanannya sehingga mudah untuk dibawa dan digunakan, selain harganya yang cukup murah.
  • Memiliki pengait untuk memudahkan dalam mendatarkan kompas.

Kekurangan :

  • Piringan kompas mudah sekali bergerak sehingga mempersulit kita dalam penghitungan besar sudut kompas.
  • Skala pada kompas tiap strip rnewakili dua skala, validitas pengukuran besarnya sudut kompas kurang, terutama untuk pengukuran sudut kompas dengan angka ganjil, pengukurannya berdasarkan perkiraan saja.

b. Kompas Bidik (Kompas Prisma)

Kompas bidik atau disebut juga sebagai kompas prisma adalah kompas yang berfungsi sebagai pembidik besar derajat pada sebuah medan (bentang alam sebenarnya) untuk diproyeksikan dalam peta. Jenis kompas ini yang sering digunakan dalam kegiatan-kegiatan alam.

Kelebihannya adalah:

  • Besar sudut bidikan bisa langsung di baca melalui prisma.
  • Dapat langsung diketahui azimuth dan back azimuthnya.
  • Mudah digunakan, mudah didatarkan.
  • Kekurangannya adalah kompas ini terbuat dari logam sehingga berat

Kekurangan

  • kompas ini terbuat dari logam sehingga berat

c. Kompas Orientering (Kompas Silva)

Kompas orientaring atau kompas silva adalah kompas yang digunakan dalam orientasi (penghitungan dan pembacaan peta secara langsung), Kompas ini umumnya memiliki badan (wadah) transparan memudahkan pembacaan terhadap peta yang ditaruh di bawahnya.

Kelebihannya adalah :

  • Memiliki cermin untuk memudahkan dalam pembacaan dan pembidikan
  • Dilengkapi dengan penggaris (dalam cm dan inchi).
  • Untuk jenis tertentu memiliki kaca pembesar dan konektor untuk peta berskala I : 50.000 dan I : 25.000.
  • Untuk jenis tertentu dilengkapi dengan lensa pembidik.
  • Dapat digunakan untuk mengukur besar sudut peta (pengganti busur derajat).

Kekurangannya adalah:

  • Untuk membuat kompas terdebut datar kita harus menggunakan alat bantu yang datar.
  • Bila membidik besar sudut kornpas tidak dapat langsung diketahui.

2. Kompas Digital

Kompas digital adalah kompas yang bekerja secara digital. Jenis ini biasanya disertakan sebagai sistem navigasi dalam dunia robotika atau dalam gadget-gadget elektronik.

Kelebihan:

  • Lebih Akurat
  • Lebih mudah dibaca

Kekurangan

  • Mudah Pecah
  • Karena perangkat elektronik, maka umur benda lebih pendek

Bagian-Bagian Kompas

Bagian kompas pada dasarnya harus kita pahami, hal ini dapat menunjang Penggunaan kompas untuk navigasi. Selain bagian-bagian kompas yang harus dipahami, kita juga harus mengetahui perawatan maupun penyimpanan kompas yang baik, karena penyimpanan kompas yang kurang baik dapat mempengaruhi akurasi kompas. Bagian – bagian penting dari Kompas :

  • Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
  • Visir, adalah lubang dengan kawat halus untuk membidik sasaran.
  • Kaca Pembesar, digunakan untuk melihat derajat Kompas.
  • Jarum Penunjuk adalah alat yang menunjuk Utara Magnet.
  • Tutup Dial dengan dua garis bersudut 45o yang dapat diputar.
  • Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Cara Kerja Kompas

Kompas adalah alat navigasi yang sederhana, tetapi memiliki prinsip kerja yang menarik dan penting untuk memahami bagaimana manusia telah mengandalkan alat ini selama berabad-abad dalam perjalanan dan petualangan mereka. Artikel ini akan menjelaskan cara kerja kompas dan dasar-dasar prinsip magnetisme yang menjadi landasan utamanya.

Dasar-Dasar Magnetisme

Pemahaman dasar tentang magnetisme sangat penting dalam menjelaskan cara kerja kompas. Di balik prinsip kerja kompas terdapat dua jenis kutub magnetik yang disebut “utara” dan “selatan.” Magnet memiliki dua kutub yang berbeda, yaitu utara dan selatan. Ketika Anda menggantungkan magnet, salah satu ujungnya akan selalu menunjuk ke utara magnetik Bumi, sementara ujung lainnya akan mengarah ke selatan magnetik.

Prinsip ini adalah dasar dari cara kerja kompas. Kompas mengandalkan jarum magnet yang lepas (biasanya terbuat dari bahan seperti besi atau baja) yang ditempatkan di dalam lubang dengan sedikit gesekan agar bebas berputar. Jarum magnet ini akan bergerak dan berhenti pada arah utara magnetik Bumi.

Cara Kerja Kompas Magnetik

Berikut adalah langkah-langkah umum yang menjelaskan cara kerja kompas magnetik:

  • Penyeimbangan: Saat kompas diam, jarum magnet akan bergerak bebas hingga akhirnya berhenti dan menunjuk ke arah utara magnetik. Ini terjadi karena kutub utara magnet jarum saling tolak-menolak dengan kutub utara magnet Bumi, sehingga jarum akan berhenti menghadap ke utara.
  • Pengukuran Arah: Ketika Anda ingin menentukan arah, Anda melihat arah yang ditunjukkan oleh ujung jarum magnet. Utara magnetik akan selalu berada di satu arah tetap, dan Anda dapat menggunakan informasi ini untuk menentukan arah lain, seperti selatan, timur, dan barat.
  • Deklinasi: Harus diingat bahwa kompas mengukur arah ke utara magnetik, yang mungkin berbeda dengan utara geografis. Perbedaan ini disebut “deklinasi magnetik” dan berubah tergantung di mana Anda berada di Bumi. Sebagian besar kompas memiliki pengaturan atau skala yang memungkinkan Anda mengkoreksi deklinasi untuk mendapatkan arah utara sejati.
  • Perjalanan dan Navigasi: Dengan kompas, Anda dapat memandu diri sendiri atau navigasi dengan mengikuti arah yang benar. Ini sangat berguna dalam berbagai konteks, mulai dari hiking, berlayar, hingga perjalanan darat.

Cara kerja kompas sangat sederhana tetapi sangat efektif dalam membantu manusia menavigasi di berbagai lingkungan. Ini adalah alat yang andal dan telah digunakan selama berabad-abad, membantu pelaut, penjelajah, dan pecinta alam mengarungi samudra, melewati hutan belantara, dan menjelajahi dunia. Dalam era teknologi modern, kompas tetap menjadi alat yang tak tergantikan dalam navigasi.