Kamus Translate Bahasa Banjar Online

Posted on

Kamus Translate Bahasa Banjar Online -Bahasa Banjar adalah bahasa yang digunakan oleh suku Banjar di Kalimantan Selatan, Indonesia. Meskipun bahasa ini memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri, tetapi penggunaannya mulai tergeser oleh bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk melestarikan bahasa Banjar, kita dapat melakukan berbagai upaya seperti mempelajari bahasa Banjar dan menggunakan bahasa Banjar sehari-hari.

Kamus Translate Bahasa Banjar Online

Kamus translate bahasa banjar

bahasa banjar terbagi dalam :

  • Banjar Pahuluan 

Sangat barangkali  sekali pemeluk Islam telah  ada sebelumnya di dekat  keraton yang di bina  di Banjarmasin, namun  pengislaman secara massal diperkirakan  terjadi sesudah  raja, Pangeran Samudera yang lantas  dilantik menjadi Sultan Suriansyah, mendekap  Islam dibuntuti  warga kerabatnya, yakni  bubuhan raja-raja. Perilaku raja ini dibuntuti  elit ibukota, setiap  tentu menjumpai warga  yang lebih asli, yakni  suku Dayak Bukit, yang dahulu diduga  mendiami lembah-lembah sungai yang sama.   Dengan menyimak  bahasa yang dikembangkannya, suku Dayak Bukit ialah  satu asal usul dengan cikal akan  suku Banjar, yakni  sama-sama berasal dari Sumatera atau sekitarnya, namun  mereka lebih dahulu menetap. Kedua kumpulan  masyarakat Melayu ini memang hidup bertetangga tetapi, setidak-tidaknya pada masa permulaan, pada asasnya tidak berbaur.   Jadi meskipun kumpulan  suku Banjar (Pahuluan) membina  pemukiman di sebuah  tempat, yang barangkali  tidak terlampau  jauh letaknya dari balai suku Dayak Bukit, namun setiap  merupakan kumpulan  yang berdiri sendiri. Bagi  kepentingan keamanan, dan atau sebab  memang terdapat  ikatan kekerabatan, cikal akan  suku Banjar menyusun  komplek pemukiman tersendiri.  Komplek pemukiman cikal akan  suku Banjar (Pahuluan) yang kesatu  ini adalah komplek pemukiman bubuhan, yang pada awalnya  terdiri dari seorang figur  yang berwibawa sebagai kepalanya, dan penduduk  kerabatnya, dan mungkin diperbanyak  dengan keluarga-keluarga beda  yang bergabung dengannya. Model yang sama atau hampir  sama juga  terdapat  pada masyarakat balai di kalangan masyarakat Dayak Bukit, yang pada asasnya masih berlaku sampai  sekarang. Daerah lembah sungai-sungai yang berhulu di Pegunungan Meratus ini nampaknya wilayah  pemukiman pertama  masyarakat Banjar, dan di distrik  inilah konsentrasi  warga  yang tidak tidak banyak  semenjak  jaman kuno, dan distrik  berikut  yang dinamakan  Pahuluan. Apa yang dikemukakan  di atas menggambarkan  terbentuknya masyarakat (Banjar) Pahuluan, yang tentu  saja dengan dapat  jadi adanya unsur  Dayak Bukit ikut merangkai  nya.

  • Banjar Batang Banyu
  Kamus Translate Bahasa Aceh Online

Masyarakat (Banjar) Batang Banyu terbetuk diperkirakan  erat sekali sehubungan  dengan terbentuknya pusat dominasi  yang mencakup  seluruh distrik  Banjar, yang mungkin  terbentuk awal  kesatu  di hulu sungai Negara atau cabangnya yakni  sungai Tabalong.  Selaku penduduk  yang berdiam di ibukota pasti  merupakan kehormatan  hati  tersendiri, sampai-sampai  menjadi kumpulan  penduduk yang terpisah. Daerah tepi sungai Tabalong ialah  adalah tempat bermukim  tradisional dari suku Dayak Maanyan (dan Lawangan), sampai-sampai  diduga tidak sedikit  yang ikut serta menyusun  subsuku Batang Banyu, di samping pasti  saja orang-orang asal Pahuluan yang pindah ke sana dan semua  pendatang yang datang dari luar. Bila di Pahuluan lazimnya  orang hidup dari bertani (subsistens), maka tidak sedikit  di antara warga  Batang Banyu yang bermata penelusuran  sebagai saudagar  dan pengrajin.

  • Banjar Kuala

Ketika pusat kerajaan dialihkan  ke Banjarmasin (terbentuknya Kesultanan Banjarmasin), sebagian penduduk  Batang Banyu (dibawa) pindah ke pusat dominasi  yang baru ini dan, bersama-sama dengan warga  sekitar keraton yang telah  ada sebelumnya, menyusun  subsuku Banjar.   Di area  ini mereka berjumpa dengan suku Dayak Ngaju , yang laksana  halnya dengan dengan masyarakat Dayak Bukit dan masyarakat Dayak Maanyan. Banyak salah satu  mereka yang kesudahannya  melebur ke dalam masyarakat Banjar, sesudah  mereka mendekap  agama Islam.   Mereka yang berlokasi  tinggal di dekat  ibukota kesultanan inilah sebetulnya  yang disebut  atau menamakan dirinya orang Banjar, sementara  masyarakat Pahuluan dan masyarakat Batang Banyu biasa menyinggung  dirinya sebagai orang (asal dari) kota-kota kuno yang terkemuka dahulu. Tetapi bila   berada di luar Tanah Banjar, mereka tersebut  tanpa kecuali menyatakan  sebagai orang Banjar.

Percakapan Sehari-hari Bahasa Banjar

Bahasa Banjar sebenarnya tidak susah asal bisa berbahasa Indonesia, sebab beberapa kalimatnya (bahkan banyak) mirip dengan bahasa Indonesia. Mungkin ini karena bahasa Banjar merupakan satu rumpun dengan bahasa Melayu asli yang kemudian berevolusi menjadi bahasa Indonesia.

  Kamus Translate Bahasa Inggris Indonesia Online

Ada juga kata yang sama dengan bahasa Indonesia tetapi cuma vokalnya yang berubah, ini karena pengaruh pola pengucapan oleh orang Banjar. Misalnya, karing = kering, handak = hendak, karas = keras.
Kemudian kata bentukan yang mirip dengan bahasa Indonesia tetapi berubah sedikit karena pengaruh logat berbicara orang Banjar. Misalnya, biarakan = biarkan, sampaiakan = sampaikan, ambilakan = ambilkan.

Selain itu ada penambahan kata yang tidak ada artinya tetapi lebih kepada penekanan arti kata di depannya dalam percakapan. Misalnya, “am” “ai”.

Bila Anda kebetulan mendengar orang Banjar berbicara biasanya kata-kata berikut ini yang terdengar:

  • aku = aku
  • ikam = kamu (bahasa antar sebaya)
  • pian = kamu (bahasa kepada yang lebih tua; sopan)
  • ulun = aku, saya (bahasa kepada yang lebih tua; sopan)
  • nyawa = kamu (bahasa antar sebaya yang sangat akrab; di beberapa daerah Banjar dianggap kasar)
  • unda = aku, saya (bahasa antar sebaya yang sangat akrab; di beberapa daerah Banjar dianggap kasar)
  • kada = tidak
  • indah = tidak (biasanya menyatakan penolakan terhadap ajakan)
  • handak = mau; ingin; hendak
  • lawan = dengan; dan
  • uyuh = letih; lelah
  • lajui; hancapi; cepati; lakasi = cepat-cepat; lekas-lekas; segera (menunjukkan permintaan untuk ~ )
  • kanyang = kenyang
  • nyaman = enak
  • bungul = bodoh
  • bungas; langkar = cantik; tampan
  • lamak = gemuk

Bahasa Banjar (BB) berwujud dalam 3 Komunitas besar yakni  Bahasa Banjar Kuala, Bahasa Banjar Pahuluan dan Bahasa Melayu yang terangkum dalam sekian banyak   dialek. Tanjung, Kelua, Amuntai, Barabai, Kandangan, Banjarmasin, Baarito Kuala. Sebahagian besar ucapan  dalam Bahasa Banjar ialah  sama dengan Bahasa Melayu, begitu pun  dengan awalan laksana  di, ber, ter, men, meng, dan akhiran laksana  kan, an dan sebagainya.

Perbedaan yang nyata hanyalah dari sisi  sebutan. Bahasa Banjar memakai  a untuk  menggantikan e (pepet) laksana  kalihatan(kelihatan), handak(hendak) dsb. Jika hujung ayat, bunyi a dan u menjadi a’ dan u’ iaitu dengan bunyi k yang lembut.

  Kamus Translate Bahasa Palembang Online

Bahasa Banjar pun  menggunakan awalan ‘ber‘ , ‘ter‘ , ‘me, men, meng‘ yang ditukar menjadi ‘ba‘, ‘ta‘, ‘ma‘ laksana  ‘bersedih’ dinamakan  ‘basadih‘, ‘memberi‘ dinamakan  ‘mambari‘ , sedangkan  akhiran ‘kan’ kadangkala dinamakan  ‘akan‘ misalnya  ‘mendengarkan’ jadi ‘mandangarakan‘.  Kalau kita simaklah  pembicara-pembicara BB,maka dengan gampang  kita mengedintifikasi adanya variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan-perbedaan kosa kata satu kumpulan  dengan kumpulan  suku banjar lainnya,dan perbedaan tersebut  disebut sebagai logat  dari BB yang dapat  dibedakan antara dua logat  besar yakni  : (1) logat  Bahasa Banjar Kuala(disingkat BK);(2)dialek Bahasa Banjar Hulu sungai (disingkat BH).Dialek BK umumnya digunakan  oleh warga  “asli” selama  kota banjarmasin,Martapura,dan Pelaihari,sedangkan logat  BH ialah  BB yang digunakan  oleh warga  di wilayah  Hulu sungai lazimnya  yaitu daerah-daerah kabupatn Tapin,

Hulu Sungai Tengah dan Hulu Sungai Utara serta Tabalong.Pemakai BH ini jauh lebih luas dan masih menunjukan sejumlah  variasi subdialek lagi yang oleh Den Hamer dinamakan  dengan istilah logat  lokal yaitu laksana Amuntai,Alabio,Kalua,Kandangan,Tanjung,,bahkan Den Hamer cenderung berasumsi  bahwa bahasa yang digunakan  oleh “orang bukit” yakni  penduduk terpencil  pegunungan Meratus adalah salah satu subdialek nya dapat  dipetakan secara seksama  dan tepat.