Interaksi sosial adalah komponen penting dalam kehidupan manusia yang memungkinkan kita untuk berhubungan dengan orang lain, memahami dunia sekitar kita, dan membentuk hubungan yang berarti. Dalam interaksi sosial, kita membangun identitas kita, berpartisipasi dalam masyarakat, dan tumbuh sebagai individu. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang interaksi sosial, kita dapat menciptakan dunia yang lebih terhubung dan makna.
Interaksi sosial adalah dasar dari kehidupan manusia yang memungkinkan kita berhubungan, berkomunikasi, dan membangun hubungan dalam berbagai konteks. Ini memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan pribadi, masyarakat, dan budaya. Memahami makna dan pentingnya interaksi sosial dapat membantu kita menjadi individu yang lebih terhubung dan penuh makna dalam masyarakat yang semakin kompleks ini. Dengan memperkuat keterampilan interaksi sosial dan mempraktikkan empati, kita dapat memperkaya kehidupan kita dan mengembangkan hubungan yang lebih positif dengan orang-orang di sekitar kita.
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah salah satu aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia. Ini adalah proses yang memungkinkan kita berhubungan dengan orang lain, berbagi ide, emosi, dan pengalaman, serta membentuk hubungan sosial yang kompleks. Interaksi sosial merupakan bagian integral dari kehidupan sehari-hari, dan tanpanya, kehidupan manusia akan menjadi sangat berbeda.
Manfaat Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Dalam konteks sosial, kita dapat mengidentifikasi beberapa alasan mengapa interaksi sosial penting:
- Pembentukan Identitas Sosial: Interaksi sosial membantu kita membentuk identitas kita sebagai individu dalam masyarakat. Melalui interaksi ini, kita belajar tentang norma, nilai-nilai, dan budaya yang menggambarkan siapa kita.
- Pemahaman Sosial: Interaksi sosial membantu kita memahami orang lain. Ini memungkinkan kita untuk mengembangkan empati, memahami perasaan dan perspektif orang lain, dan menciptakan hubungan yang lebih baik.
- Pertumbuhan Pribadi: Melalui interaksi sosial, kita tumbuh dan berkembang. Kita belajar dari pengalaman, menciptakan peluang baru, dan memperluas wawasan kita.
- Keterlibatan Sosial: Interaksi sosial memungkinkan kita untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Ini mencakup kegiatan seperti kerja sama, politik, dan kegiatan sosial yang memungkinkan kita berkontribusi pada masyarakat.
Teori Interaksi Sosial
Beberapa teori telah dikembangkan untuk menjelaskan interaksi sosial. Salah satu teori yang terkenal adalah Teori Pertukaran Sosial, yang menggambarkan interaksi sosial sebagai pertukaran timbal balik antara individu yang mencari keuntungan pribadi. Teori lain seperti Konstruksi Sosial Realitas berpendapat bahwa realitas sosial dibangun melalui interaksi manusia.
Tantangan dalam Interaksi Sosial
Interaksi sosial tidak selalu berjalan lancar. Ada berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, termasuk perbedaan budaya, konflik, ketidakpahaman, dan perasaan isolasi sosial. Namun, belajar untuk mengatasi tantangan ini dapat memperkaya pengalaman interaksi sosial dan meningkatkan hubungan antarmanusia.
Interaksi Sosial dalam Berbagai Konteks
Interaksi sosial tidak terbatas pada satu konteks saja; ia terjadi dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut beberapa contoh interaksi sosial dalam konteks yang berbeda:
- Interaksi Sosial di Tempat Kerja: Di tempat kerja, interaksi sosial adalah kunci untuk kolaborasi, tim kerja yang efektif, dan pencapaian tujuan bersama. Karyawan berinteraksi dengan rekan kerja, atasan, dan pelanggan untuk mencapai keberhasilan bisnis.
- Interaksi Sosial dalam Pendidikan: Di lingkungan pendidikan, guru dan siswa berinteraksi untuk menyampaikan dan menerima pengetahuan. Selain itu, siswa berinteraksi satu sama lain dalam proses pembelajaran.
- Interaksi Sosial dalam Kehidupan Keluarga: Keluarga adalah tempat di mana interaksi sosial dimulai. Ini melibatkan hubungan antara orang tua, anak-anak, saudara, dan anggota keluarga lainnya. Interaksi sosial dalam keluarga sangat penting untuk perkembangan anak dan kesejahteraan keluarga secara keseluruhan.
- Interaksi Sosial dalam Kehidupan Romantis: Hubungan asmara adalah bentuk interaksi sosial yang sangat intim. Pasangan berinteraksi untuk membangun hubungan yang kuat, komunikasi, dan pemahaman satu sama lain.
Teknologi dan Interaksi Sosial
Dengan berkembangnya teknologi, interaksi sosial telah mengalami perubahan signifikan. Media sosial, platform pesan, dan telekonferensi telah memungkinkan orang untuk berinteraksi tanpa batasan geografis. Namun, teknologi juga menghadirkan tantangan seperti depersonalisasi dan penyalahgunaan media sosial. Penting untuk memahami bagaimana teknologi memengaruhi cara kita berinteraksi sosial dan bagaimana kita dapat menjaga kualitas interaksi tersebut.
Pentingnya Empati dalam Interaksi Sosial
Empati adalah elemen kunci dalam interaksi sosial yang bermakna. Kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan orang lain dapat memperkuat hubungan dan mengurangi konflik. Dengan meningkatkan kemampuan empati, kita dapat membangun hubungan yang lebih mendalam dan saling mendukung.
Jenis-jenis Interaksi Sosial
- Interaksi Sosial Positif: Interaksi positif adalah jenis interaksi di mana individu atau kelompok saling mendukung, membantu, atau memberikan dampak positif pada satu sama lain. Contohnya adalah pertemanan, kolaborasi dalam proyek, atau bantuan dalam situasi sulit.
- Interaksi Sosial Negatif: Sebaliknya, interaksi negatif melibatkan konflik, pertentangan, atau perlakuan buruk antara individu atau kelompok. Ini bisa berupa perdebatan, permusuhan, atau bahkan kekerasan.
- Interaksi Sosial Netral: Interaksi netral adalah bentuk interaksi yang tidak memiliki dampak positif atau negatif yang signifikan. Ini mungkin termasuk interaksi singkat seperti pertukaran sapaan atau transaksi bisnis rutin.
- Interaksi Sosial Fungsional: Interaksi ini membantu memenuhi kebutuhan individu atau masyarakat. Misalnya, ketika seseorang berinteraksi dengan petugas layanan kesehatan untuk mendapatkan perawatan medis.
- Interaksi Sosial Konflik: Interaksi konflik melibatkan perselisihan atau ketegangan antara individu atau kelompok. Konflik ini bisa terjadi dalam berbagai konteks, seperti konflik politik, perang, atau perpecahan dalam keluarga.
- Interaksi Sosial Kooperatif: Interaksi ini melibatkan kerjasama antara individu atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dalam proyek bisnis atau kolaborasi dalam penelitian adalah contoh interaksi kooperatif.
Peran Penting Interaksi Sosial
Interaksi sosial memiliki peran penting dalam kehidupan manusia dan masyarakat. Beberapa peran utamanya meliputi:
- Pembentukan Identitas Sosial: Melalui interaksi sosial, individu memahami diri mereka sendiri dalam konteks masyarakat dan membentuk identitas sosial. Identitas ini mencakup peran sosial, nilai-nilai, dan norma-norma yang dipahami individu dalam interaksi dengan orang lain.
- Komunikasi dan Pertukaran Informasi: Interaksi sosial adalah sarana utama komunikasi antarindividu. Ini memungkinkan pertukaran informasi, gagasan, dan pengetahuan yang penting dalam pengembangan masyarakat dan budaya.
- Pengembangan Keterampilan Sosial: Melalui berinteraksi dengan orang lain, individu mengembangkan keterampilan sosial seperti kemampuan berbicara, mendengarkan, berempati, dan beradaptasi dalam berbagai situasi sosial.
- Pemeliharaan Norma dan Nilai Sosial: Interaksi sosial membantu memelihara dan menguatkan norma-norma sosial serta nilai-nilai yang dipegang oleh masyarakat. Ketika norma dilanggar, interaksi sosial dapat berfungsi sebagai mekanisme koreksi.
- Perubahan Sosial: Interaksi sosial dapat menjadi pemicu perubahan sosial. Ketika individu atau kelompok dengan ide-ide atau tindakan baru berinteraksi dengan yang lain, ini dapat memengaruhi perubahan dalam masyarakat.
- Pengembangan Hubungan Sosial: Interaksi sosial adalah cara utama untuk menjalin dan memelihara hubungan sosial. Ini termasuk hubungan keluarga, persahabatan, dan hubungan kerja.
Pengertian Interaksi Sosial menurut para ahli
Pengertian interaksi sosial telah didefinisikan oleh berbagai ahli sosial dan sosiologis. Berikut ini adalah beberapa definisi interaksi sosial menurut beberapa ahli terkemuka:
- Max Weber: Max Weber, seorang sosiolog terkenal, mendefinisikan interaksi sosial sebagai “tindakan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang memiliki arti yang diberikan satu sama lain.” Menurut Weber, penting untuk memahami makna yang melekat dalam interaksi sosial.
- George Herbert Mead: George Herbert Mead adalah seorang filosof dan sosiolog Amerika yang memberikan kontribusi besar terhadap pemahaman interaksi sosial. Menurut Mead, interaksi sosial adalah proses di mana individu membentuk pemahaman tentang diri mereka sendiri melalui persepsi orang lain tentang mereka. Ia menggambarkan ini sebagai “proses refleksi diri.”
- Erving Goffman: Erving Goffman, seorang sosiolog interaksionis simbolik, mengembangkan konsep dramaturgi sosial. Baginya, interaksi sosial adalah seperti pertunjukan panggung, di mana individu bermain peran dalam kehidupan sehari-hari mereka untuk menciptakan kesan yang diinginkan di mata orang lain.
- Charles Horton Cooley: Charles Horton Cooley, juga seorang sosiolog interaksionis simbolik, memperkenalkan konsep “cermin sosial.” Ia berpendapat bahwa kita membentuk identitas sosial kita melalui interaksi dengan orang lain dan melalui refleksi dari bagaimana orang lain melihat kita.
- Herbert Blumer: Herbert Blumer adalah seorang sosiolog yang dikenal dengan pengembangan teori interaksionisme simbolik. Menurut Blumer, interaksi sosial melibatkan pemahaman simbolik individu tentang dunia di sekitar mereka, yang memengaruhi cara mereka bertindak dan berinteraksi dengan orang lain.
- Robert K. Merton: Robert K. Merton, seorang sosiolog terkemuka, menggambarkan interaksi sosial sebagai “proses pertukaran yang berlangsung antara individu-individu yang menimbulkan pemahaman bersama tentang arti yang relevan dalam konteks sosial.”
- Karl Marx: Karl Marx, seorang teoretikus sosial dan ekonomi, melihat interaksi sosial sebagai bagian dari struktur kelas sosial. Baginya, interaksi sosial sering kali tercermin dalam konflik kelas yang mendasari hubungan sosial.
- Emile Durkheim: Emile Durkheim, salah satu pendiri sosiologi, memandang interaksi sosial sebagai bagian dari solidaritas sosial dalam masyarakat. Ia menggambarkan dua jenis solidaritas: mekanik (berdasarkan kesamaan) dan organik (berdasarkan perbedaan), yang masing-masing mencerminkan bentuk-bentuk interaksi sosial yang berbeda.
- George Simmel: George Simmel, seorang sosiolog Jerman, menggambarkan interaksi sosial sebagai “proses saling berhubungan antara individu yang memiliki dampak langsung pada satu sama lain.” Simmel juga menggarisbawahi pentingnya “sensasi saling” dalam interaksi, yang berarti perasaan dan emosi yang muncul selama berinteraksi.
- Pitirim Sorokin: Pitirim Sorokin adalah seorang sosiolog Rusia-Amerika yang menggambarkan interaksi sosial sebagai “hubungan tindakan antara individu atau kelompok yang memengaruhi perilaku satu sama lain.” Dia juga mengidentifikasi berbagai tipe interaksi, seperti kompetisi, kooperasi, dan asimilasi.
- Peter L. Berger dan Thomas Luckmann: Berger dan Luckmann, dalam karyanya yang terkenal “The Social Construction of Reality,” menggambarkan interaksi sosial sebagai proses di mana realitas sosial dibangun melalui interaksi dan interpretasi kolektif individu dalam masyarakat.
- Howard S. Becker: Becker, seorang sosiolog simbolik, menggambarkan interaksi sosial sebagai proses di mana individu mengembangkan konsep dan etiket sosial berdasarkan pengalaman dan persepsi mereka dalam interaksi sosial.
- George Homans: George Homans adalah salah satu pendiri teori pertukaran sosial. Baginya, interaksi sosial adalah pertukaran tindakan dan perilaku yang bergantung pada pengharapan individu terhadap imbalan dan hukuman dari tindakan tersebut.
- Mead and Herbert Blumer: Selain definisi yang telah disebutkan sebelumnya, George Herbert Mead dan Herbert Blumer yang merupakan tokoh penting dalam interaksionisme simbolik, menganggap interaksi sosial sebagai proses komunikasi yang melibatkan simbol-simbol, seperti bahasa dan tanda-tanda, yang digunakan individu untuk berinteraksi.
- Harold Garfinkel: Garfinkel, seorang tokoh dalam aliran etnometodologi, memandang interaksi sosial sebagai proses di mana individu secara aktif menciptakan makna sosial dalam kehidupan sehari-hari mereka melalui praktek-praktek sosial.
Pengertian interaksi sosial dari berbagai ahli ini mencerminkan keragaman perspektif dalam ilmu sosial. Namun, pada intinya, interaksi sosial adalah dasar dari kehidupan sosial manusia, di mana individu atau kelompok berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami dunia sosial mereka. Definisi ini membantu kita memahami bagaimana manusia membentuk hubungan, membangun masyarakat, dan mengembangkan pemahaman tentang diri mereka melalui interaksi dengan orang lain dalam konteks sosial.
Ciri Interaksi Sosial
Salah satu karakteristik karakteristik interaksi sosial lebih cenderung kepada komunikasi yang ikut serta di antar sebaya serta orang- orang terdekat di dekat ataupun yang dikenalnya, sebab hakikat dari interaksi sosial merupakan interaksi sosial merupakan ikatan timbal balik antara orang dengan orang kelompok dengan kelompok.
Interaksi ini meliputi ikatan antar perorangan, antar kelompok, sampai antara orang dengan kelompok. Dalam ikatan ini, orang ataupun kelompok bisa silih berkolaborasi ataupun apalagi berkonflik secara resmi ataupun informal, langsung ataupun tidak langsung selaku wujud interaksi. Bila manusia tidak tergantung pada manusia yang lain kehidupannya malah hendak tersendat.
- Interaksi Membutuhkan Minimal Dua Orang atau Lebih
Ciri-ciri interaksi sosial yang pertama adalah terjadi karena ada interaksi lebih dari satu orang. Baik itu dalam bentuk perorangan maupun dalam bentuk kelompok. Karena pelaku interaksi lebih dari satu orang, interaksi membutuhkan aksi dan reaksi.
- Terjadi Komunikasi Antar Pelaku
Para pelaku interaksi sosial biasanya dengan menggunakan simbol-simbol. Simbol yang paling umum digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah simbol harus dapat dipahami oleh pihak yang berkomunikasi agar komunikasi berjalan lancar.
- Terdapat Dimensi Waktu
Dapat dilakukan di masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
- Adanya Tujuan-tujuan Tertentu
Terlepas dari sama atau tidaknya tujuan-tujuan tersebut, interaksi sosial dilakukan oleh pelaku yang memiliki tujuan tertentu. Tujuan tersebut dapat menentukan apakah interaksi akan mengarah kepada kerja sama atau mengarah kepada pertentangan.
Elemen Interaksi Sosial
Berikut ini adalah unsur-unsur interaksi sosial:
- Dua atau lebih dari dua orang
- Hubungan timbal balik di antara mereka
- Pengaruh pada peristiwa, perilaku, otak orang.
Syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Segala tindakan, sikap dan perilaku yang kita tampilkan kepada orang ternyata tidak selalu dapat diartikan sebagai interaksi sosial. Ada Syarat Terjadinya Interaksi Sosial. Syarat tersebut dapat kita simak berikut ini.
A. Kontak Sosial
Secara harfiah, kontak sosial memiliki penjelasan yang cukup panjang. Secara singkatnya, kontak sosial adalah terjadinya hubungan badaniah atau kontak fisik. Hubungan dalam hal ini bukan diartikan menyentuh lawan kita. Contoh berbicara, juga termasuk bentuk hubungan dengan orang lain.
Apalagi di era teknologi canggih seperti sekarang, kontak sosial dapat dilakukan secara virtual, yang secara jelas tidak ada kontak fisik atau kontak badan secara langsung.
1. Bentuk Kontak Sosial
Bentuk kontak sosial itu sendiri ada tiga macam bentuk, sebagai berikut.
- Individu dengan individu lain
Sesuai dengan namanya, kontak sosial terjadi karena adanya hubungan antara perseorangan (individu) satu dengan yang lain.
- Individu dengan kelompok
Sementara yang dimaksud dengan kontak sosial yang kedua adalah terjadinya hubungan antara individu dengan kelompok.
- Kelompok dengan kelompok
Bentuk kontak sosial yang ketiga adalah terjadi hubungan interaksi sosial antara kelompok dengan kelompok lain.
2. Sifat Kontak Sosial
Selain bentuk kontak sosial, kamu juga penting mengetahui sifat kontak sosial. Ada dua bentuk sifat kontak sosial, sebagai berikut.
- Kontak sosial positif
Dikatakan terjadinya kontak sosial positif apabila terjadi interaksi sosial yang mengarah pada nilai-nilai yang bersifat menguntungkan dan baik.
- Kontak sosial negatif
Sebaliknya, dikatakan sebagai kontak sosial negatif apabila terjadi interaksi sosial yang mengarahkan pada nilai-nilai kurang baik atau negatif bagi orang atau sekelompok orang tersebut.
Itulah beberapa bentuk kontak sosial. Sebagai tambahan, kontak sosial juga bersifat sekunder dan primer. Dikatakan terjadinya kontak sekunder apabila terjadi hubungan langsung dalam bentuk bertatap muka.
Sementara yang dimaksud dengan kontak sekunder adalah kontak sosial yang dilakukan melalui perantara.
B. Komunikasi
Syarat terjadinya interaksi sosial harus ada komunikasi. Komunikasi bisa berbentuk komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi adalah upaya seseorang untuk menyampaikan stimulus dan orang lain akan merespons stimulus yang diberikan sesuai dengan perasaan, pengalaman dan situasi mereka pada saat itu.
Maka dari itu komunikasi dapat dijadikan sebagai sarana mengetahui perasaan orang lain atau menunjukan perasaan kepada orang lain.
Mengingat ada banyak bentuk komunikasi (bahasa verbal dan nonverbal) maka sangat mungkin memunculkan penafsiran yang berbeda. Sehingga ada istilah kesalahpahaman, terjadi konflik karena ketidak sepahaman dan masih banyak lagi.
Namun berkat komunikasi juga, dapat menyatukan perbedaan dan perselisihan yang dialami oleh orang lain.
Bentuk Interaksi Sosial
- Kerja Sama
Hal yang dikerjakan oleh sekelompok individu atau kegiatan saling membantu yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan yang positif.
Manusia adalah makhluk sosial yang selalu memerlukan bantuan orang lain, namun tetap dalam batas yang wajar.
Contoh kerja sama seperti gotong royong bersama tetangga.
- Akomodasi
Akomodasi adalah penyesuaian diri seseorang atau kelompok yang sebelumnya saling bertentangan.
Akomodasi ini dilakukan untuk mengatasi ketegangan antara pihak yang saling bertentangan.
Tujuan dari bentuk sosial ini adalah untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial dengan norma dan nilai-nilai dalam ruang lingkup masyarakat.
Akomodasi terbagi menjadi beberapa bagian, yakni:
- Ajudikasi
- Arbitrase
- Kompromi
- Konsiliasi
- Mediasi
- Stalemate
- Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam kehidupan bermasyarakat, baik individu maupun kelompok.
Salah satu contoh sederhana toleransi adalah sikap saling tolong menolong antar sesama tanpa memandang suku, ras, agama, maupun golongan.
- Akulturasi
Akulturasi adalah penerimaan segala unsur-unsur baru di masa kini yang menjadi kebudayaan baru tanpa menghilangkan ciri khas yang berkaitan dengan unsur lama.
Contoh akulturasi di antaranya:
- Arsitektur Masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi budaya Jawa dengan Islam dan Hindu
- Gaya hidup seseorang yang mengikuti tren
- Pertunjukan wayang yang mengisahkan cerita dari India tentang Mahabarata
- Asimilasi
- Asimilasi adalah percampuran suatu budaya dengan menghilangkan ciri khas kebudayaan aslinya, kemudian membentuk kebudayaan baru yang diterapkan dalam keseharian.
- Contoh asimilasi di antaranya:
- Asimilasi ras Mongoloid dan ras Negroid di Benua Asia membentuk ras bary
- Pernikahan beda ras dan etnis
Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi adalah seseorang atau lebih melakukan untuk meniru seseorang dalam hal gaya, sikap, perilaku hingga penampilan terlihat menyerupai fisik seseorang. Biasanya faktor interaksi sosial ini dapat terjadi pada indvidu yang ngefans dengan salah satu idolanya.
Seseorang yang ngefans dengan idolanya biasanya akan berusaha untuk memakai pakaian dengan model yang sama. Tidak hanya itu, seorang fans terkadang mengikuti model rambut yang sama dengan idolanya.
2. Sugesti
Sugesti merupakan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan diberikan orang lain dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut akan melaksanakan dengan apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional. Faktor ini dapat kita lihat ketika ada seorang anak yang diberikan nasihat oleh orang tuanya.
Selain itu, faktor sugesti yang bisa memunculkan interaksi sosial bukan hanya bisa terjadi karena diberi nasihat oleh orang tua saja, tetapi bisa terjadi karena diberikan nasihat oleh seorang guru. Dengan nasihat-nasihat yang diharapkan penerima nasihat bisa menerima dengan baik dan bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani masa depan nanti.
3. Simpati
Simpati adalah bagaimana kita memperlihatkan sikap akan rasa tertarik pada seseorang akan sesuatu hal atau sikap yang menarik pada dirinya seperti penampilan, pola pikirnya bahkan kebijaksanaannya dengan menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
Dengan adanya faktor ini, maka seseorang akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain. Apabila semakin banyak orang yang dapat dibantu, maka kehidupan bermasyarakat akan menjadi lebih harmonis dan interaksi sosial pun tetap bisa terus terjaga dengan baik.
4. Identifikasi
Identifikasi merupakan suatu pemberian tanda ciri khas sehingga sebenarnya ini berkaitan dengan imitasi seseorang dengan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain yang ditiru (idolanya), hingga menghilangkan jati dirinya sendiri. Hal seperti ini, sebaiknya segera dihindari karena kehilangan jati diri bisa membuat seseorang lupa kelebihan dan kekurangan yang dimiliki oleh dirinya.
5. Empati
Empati merupakan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan. Contohnya, ketika seorang siswa masuk ke PTN yang diharapkan, orang tua bahkan temannya akan ikut merasakan kebahagiaan.
Interaksi dalam masyarakat akan menumbuhkan bentuk hubungan saling mempererat dan mengubah suatu kondisi masyarakat di suatu daerah, misalnya dalam interaksi sosial positif melakukan gotong royong ini merupakan suatu bentuk Interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial terbagi menjadi dua yaitu Asosiatif dan Disosiatif. Apa perbedaanya, mari kita pelajari lebih mendalam.
Pola Interaksi Sosial Pola interaksi sosial
yang terjadi antara individu maupun kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu, sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan secara pengulangan hingga berjangka panjang, maka akan bertahan terwujudnya hubungan sosial yang baik . Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berdasarkan kedudukan sosial (status) dan peranannya. Contohnya, seorang guru yang mengajar bersama muridnya harus mencerminkan perilaku seorang guru. Sebaliknya, siswa harus menaati gurunya.
- Kegiatan yang terus berlanjut hingga menemukan titik tujuan untuk menghasilkan suatu hal yang terbaik dan terus mengembangkan pemikiran atau ide.Contohnya, dari adanya interaksi, seseorang melakukan terjalin kerja sama bisnis, muncul suatu pertentangan, adanya persaingan, dan lain sebagainya.
- Interaksi sosial dapat terjadi pada siapapun tidak mengenal waktu, tempat dan keadaan biasanya akan terlibat sebagaimana pola pikir masyarakat akan terbentuk.Contohnya:Salah satu sekolah mempunyai penilaian yang baik dalam hal disiplin, kebersihan dan prestasi siswa yang begitu berpengaruh di salah satu daerah. Namun kepercayaan masyarakat pada sekolah tersebut selalu baik, hanya saja di suatu waktu sekolah tersebut tercemar tidak baik karena kelakuan siswa yang melakukan tindakan tidak terpuji.
Contoh Bentuk Interaksi Sosial
A. Proses Asosiatif
Bentuk interaksi sosial asosiatif dibagi menjadi beberapa bentuk, sebagai berikut.
1. Kerjasama
Kerjasama disebut-sebut sebagai bentuk interaksi sosial karena memiliki tujuan yang sama. Jika kamu ingin mempelajari bentuk-bentuk kerjasama, ada beberapa bentuk kerjasama, yaitu bargaining, kooptasi, koalisi, gotong royong dan joint venture.
- Gotong royong
Gotong royong salah satu bentuk interaksi sosial yang dapat dilakukan oleh satu individu atau kelompok untuk menyelesaikan masalah secara bersama-sama. Landasan dasar gotong royong adalah saling membantu satu sama lain.
- Bergaining
Bargaining lebi sering digunakan dalam bentuk Perjanjian tentang pertukaran jasa atau barang-barang yang dilakukan oleh organisasi. Umumnya dilakukan ole perusahaan atau organisasi besar.
- Ko-optasi
Kooptasi adalah upaya menjaga stabilitas organisasi dengan cara penerimaan unsur baru dalam pelaksanaan politik atau pemilihan kepemimpinan.
- Koalisi
Persatuan dua organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama. Dimana tujuan dari koalisi adalah menghasilkan situasi yang stabil untuk waktu tertentu. Istilah koalisi belakangan ini lebih sering kita dengar dalam kancah perpolitikan.
- Joint-ventrue
Kerjasama antar perusahaan dalam proyek tertentu. Misalnya dalam proyek pengeboran, perhotelan dan masih banyak lagi. dimana kerjasama ini bermaksud untuk mencapai tujuan bersama.
2. Akomodasi
Istilah akomodasi lebih sering digunakan pada kondisi, usaha seseorang untuk meredakan pertentangan atau pertikaian yang terjadi, agar mencapai sebuah keseimbangan atau equilibrium.
Interaksi sosial yang berupa akomodasi adalah upaya individu atau kelompok dalam meredam dan menyelesaikan pertentangan yang terjadi, tanpa harus melukai atau menghancurkan pihak lawan. Adapun bentuk-bentuk akomodasi.
- Coercion (Proses peleraian dilakukan atas dasar paksaan)
- Compromise(Orang yang terlibat pertentangan saling meringankan tuntutan)
- Arbitration(Upaya mencapai compromise)
- Mediation(Mengadirkan orang ketiga sebagai penetralan)
- Conciliation(Upaya mempertahankan keinginan yang berselisih demi mencapai tujuan)
- Toleration(akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya)
- Stalemate(Orang yang bertentangan memiliki kekuatan yang sama dan seimbang)
- Adjudication(menyelesaikan pertentangan di pengadilan)
3. Asimilasi
Asimilasi adalah interaksi sosial upaya seseorang atau kelompok untuk mengurangi perbedaan yang terjadi. Secara umum, asimilasi timbul disebabkan oleh perbedaan kebudayaan antar kelompok masyarakat dan faktor pergaulan.
B. Proses Disosiatif
Proses disosiatif sama seperti kerjasama yang dapat kita temukan di masyarakat dengan bentuk dan arah yang berbeda-beda setiap lokasi dan kebudayaan setempat.
Proses disosiatif disebut juga oppositional processes dimana interaksi sosial ini dipengaruhi atas dasar keterbatasan dan kesamaan pengalaman yang membentuk sebuah kerjasama. Atau secara sederhana dapat dipahami sebagai struggle for existence atau berjuang untuk tetap hidup.
Dimana satu orang dengan orang lain saling membutuhkan dan saling bergantung untuk melengkapi. Proses disosiatif ini pun memiliki tiga bentuk yaitu persaingan, kontravensi dan pertentangan atau pertikaian.
1. Persaingan
Persaingan atau yang disebut competition adalah proses sosial yang dilakukan oleh individu ataupun kelompok yang bersaing demi mendapatkan keuntungan atau mencapai tujuan tertentu. Bentuk persaingan ini terjadi dapat terbentuk dengan menciptakan perhatian publik untuk mempertajam persepsi dan prasangka, tanpa menggunakan ancaman kekerasan.
2. Kontravensi
Kontroversi atau contravention adalah proses sosial yang berupa penolakan, perlawanan, protes dan kekerasan yang ditujukan pada individu atau sekelompok orang. Kategorisasi kontravensi terbagi menjadi kontravensi antara masyarakat, antagonism keagamaan, kontravensi intelektual dan oposisi moral.
3. Pertentangan
Hal yang paling sering kita temukan dalam interaksi sosial kita adalah pertentangan atau pertikaian. Pertentangan atau conflict adalah upaya individu atau kelompok dalam memenuhi tujuan dengan cara menentang pihak lawan, baik itu dengan ancaman ataupun kekerasan.
Umumnya pertentangan ini dapat terjadi karena faktor perbedaan individu, perbedaan kepentingan, perbedaan sosial dan perbedaan budaya.Sementara jika dilihat dari bentuk-bentuknya, pertentangan ada pertentangan pribadi, rasial, politik dan pertentangan kelas sosial.
Pertentangan ini memang harus segera dilerai. Jika pertentangan dibiarkan, maka dapat berakibat buruk pada solidaritas in group, memecah persatuan kelompok. Tidak hanya itu saja, juga dapat mengakibatkan perubahan kepribadian. Serta dapat mempengaruhi akomodasi, dominasi dan takluk satu pihak tertentu yang mana ini tidaklah baik.