Akidah adalah Ilmu pengetahuan dalam memahami perkara-perkara yang berkaitan keyakinan terhadap Allah swt dan sifat-sifat kesempurnaanNya. Akidah yang benar adalah akidah yang berdasarkan pada al-Quran dan As-Sunnah. Umat Islam wajib mempelajari dan mendalami ilmu akidah agar dapat menghindari perkara-perkara yang membawa kepada penyelewengan akidah kepada Allah SWT.
Aqidah dalam Islam merupakan fondasi utama yang membentuk keyakinan dan kepercayaan umat Muslim. Kata “aqidah” berasal dari bahasa Arab yang berarti keyakinan atau kepercayaan. Aqidah mencakup pemahaman tentang Allah, malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari kiamat, takdir, dan berbagai aspek lainnya yang menjadi dasar keimanan umat Islam.
Aqidah adalah landasan kokoh bagi setiap umat Muslim. Pemahaman yang benar terhadap aqidah membimbing perilaku dan keputusan sehari-hari, menciptakan landasan moral yang kuat, dan memperkokoh keimanan. Oleh karena itu, memahami dan mengamalkan aqidah dengan benar sangat penting bagi umat Islam dalam perjalanan hidup mereka.
Pengertian Aqidah
Aqidah dapat diartikan sebagai satu kesatuan keyakinan yang melekat pada hati dan akal seorang Muslim. Ini mencakup pemahaman tentang tiga prinsip utama:
- Keberadaan Allah: Aqidah mengajarkan keyakinan pada keberadaan tunggal Allah, Sang Pencipta Alam Semesta. Allah adalah Maha Esa dan Maha Kuasa atas segala sesuatu.
- Sifat-sifat Allah: Aqidah membahas sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Qur’an dan hadis. Ini termasuk sifat-sifat seperti Maha Mengetahui, Maha Kuasa, Maha Penyayang, dan sebagainya.
- Risalah: Aqidah mengakui rasul-rasul Allah sebagai pembawa wahyu-Nya kepada umat manusia. Aqidah juga mencakup kepercayaan pada kitab-kitab-Nya seperti Al-Qur’an, Injil, Taurat, dan Zabur.
Pentingnya Aqidah dalam Islam
- Membentuk Identitas Muslim: Aqidah membantu membentuk identitas umat Muslim. Keyakinan yang kuat terhadap prinsip-prinsip aqidah menjadi dasar bagi cara hidup seorang Muslim dalam masyarakat.
- Menguatkan Keimanan: Pemahaman yang benar terhadap aqidah membantu memperkuat keimanan seorang Muslim. Ini memberikan ketenangan dan kepastian dalam menghadapi tantangan hidup.
- Menjaga Keseimbangan: Aqidah mengajarkan kesederhanaan dan menjauhi ekstremisme. Pemahaman yang tepat tentang Allah dan ajaran-Nya membantu menghindari interpretasi yang salah atau radikal.
Prinsip-prinsip Aqidah
- Tauhid: Prinsip utama aqidah adalah tauhid, yaitu keyakinan pada keesaan Allah. Ini mencakup keesaan dalam rububiyah (kepemilikan Allah terhadap segala sesuatu), uluhiyah (ibadah hanya kepada Allah), dan asma wa sifat (sifat-sifat Allah).
- Risalah: Aqidah mencakup kepercayaan pada risalah, yaitu utusan-utusan Allah yang membawa wahyu-Nya kepada umat manusia. Rasul terakhir adalah Nabi Muhammad SAW.
- Akhirat: Keyakinan pada hari kiamat dan kehidupan setelah mati adalah aspek penting dari aqidah. Ini memotivasi umat Muslim untuk hidup dengan bertanggung jawab dan bermoral.
Dalil Aqidah
Aqidah, sebagai dasar keyakinan dalam Islam, bersumber dari Al-Qur’an dan Hadis (sunnah) sebagai sumber utama ajaran agama. Berikut ini adalah beberapa dalil (bukti atau argumen) dari Al-Qur’an dan Hadis yang menjadi dasar aqidah dalam Islam:
Dalil dari Al-Qur’an:
1.Dalil Tentang Keberadaan Allah:
- Surah Al-Baqarah (2:255): “Allah! Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang Maha Hidup, yang Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).”
2.Dalil Tentang Sifat-sifat Allah:
- Surah Al-Ikhlas (112:1-4): “Katakanlah (Muhammad), ‘Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara dengan-Nya.'”
3.Dalil Tentang Rasul-rasul Allah:
- Surah Al-Baqarah (2:285): “Rasul-rasul yang kami telah ceritakan tentang mereka kepadamu sebelum ini, dan rasul-rasul yang tidak kami ceritakan tentang mereka kepadamu (juga) telah bersumpah kepada Allah dengan sebenarnya.”
4.Dalil Tentang Kitab-kitab Allah:
- Surah Al-Baqarah (2:136): “Katakanlah (Muhammad), ‘Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub, dan anak-anak Yakub, dan kepada apa yang diberikan kepada Musa dan Isa, dan kepada apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhan mereka.'”
5.Dalil Tentang Hari Kiamat:
- Surah Al-Qiyamah (75:3-4): “Manakah yang membantahmu (Muhammad) tentang hari Pembalasan? Pada hari itu banyak wajah yang cemerlang.”
Dalil dari Hadis:
1.Dalil Tentang Risalah Nabi Muhammad SAW:
- Dari Aisyah RA, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menyatakan tidak ada tuhan selain Allah dengan tulus dan ikhlas dari hatinya, maka pintu surga terbuka untuknya.” (HR. Muslim)
2.Dalil Tentang Tauhid:
- Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyatakan tidak ada tuhan selain Allah, dia akan masuk surga.” (HR. Muslim)
3.Dalil Tentang Akhirat:
- Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda: “Janganlah ada di antara kalian yang berharap mati atau berdoa untuk mati karena kesusahan yang menimpanya. Jika memang harus berdoa, hendaklah dia berkata, ‘Ya Allah, hidupkanlah aku selama hidup itu baik bagiku dan matikanlah aku jika mati itu baik bagiku.'” (HR. Bukhari)
Berdasarkan dalil-dalil tersebut, umat Islam memperoleh dasar keyakinan yang kokoh dalam memahami aqidah dan mengembangkan keimanan mereka.
Pengertian Aqidah Secara Bahasa (Etimologi)
Kata “‘Aqidah” diambil dari kata dasar “al-‘aqdu” yaitu ar-rabth (ikatan), al-Ibraamal-ihkam (pengesahan), (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh, kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk(pengokohan) dan al-itsbaatu (penetapan). Di antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
“Al-‘Aqdu” (ikatan) lawan kata dari al-hallu(penguraian, pelepasan). Dan kata tersebut diambil dari kata kerja: ” ‘Aqadahu” “Ya’qiduhu” (mengikatnya), ” ‘Aqdan” (ikatan sumpah), dan ” ‘Uqdatun Nikah” (ikatan menikah). Allah Ta’ala berfirman, “Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah), tetapi dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja …” (Al-Maa-idah : 89).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah adalah aqa-id. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, al-Qaamuusul Muhiith dan al-Mu’jamul Wasiith: (bab: ‘Aqada).
Jadi kesimpulannya, apa yang telah menjadi ketetapan hati seorang secara pasti adalah aqidah; baik itu benar ataupun salah.
Aqidah menurut syara’ ialah : iman yang kokoh terhadap segala sesuatu yang disebut dalam Al Qur’an dan Hadits Shahih yang berhubungan dengan tiga sendi Aqidah Islamiyah, yaitu :
- Ketuhanan, meliputi sifat-sifat Allah SWT, Nama-nama-Nya yang baik dan segala pekerjaan-Nya.
- Kenabian, meliputi sifat-sifat Nabi, keterpeliharaan mereka dalam menyampaikan risalah, beriman tentang kerasulan dan mukjizat yang diberikan kepada mereka dan beriman dengan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.
- Alam Kebangkitan;
- Alam Rohani, membahas alam yang tidak dapat dilihat oleh mata.
- Alam Barzah, membahas tentang kehidupan di alam kubur sampai bangkit pada hari kiamat.
- Kehidupan di alam akhirat, meliputi tanda-tanda kiamat, huruhara, pembalasan amal perbuatan.
Pengertian Aqidah Secara Istilah (Terminologi)
Pengertian Akidah menurut istilah ialah kepercayaan yang pasti dan keputusan yang muktamat tidak bercampur dengan syak atau keraguan pada seseorang yang berakidah sama ada akidah yang betul atau sebaliknya
Pengertian AQidah Islam ialah kepercayaan dan keyakinan terhadap Allah dengan menyakini tentang :
- Iman kepada Allah
- Iman Kepada Malaikat
- Iman Kepada Kitab-Kitab
- Iman Kepada Rasul-Rasul
- Iman Kepada hari Akhirat
- Iman Kepada Qadar Baik Dan Buruk
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat dirumuskan bahwa aqidah adalah dasar-dasar pokok kepercayaan atau keyakinan hati seorang muslim yang bersumber dari ajaran Islam yang wajib dipegangi oleh setiap muslim sebagai sumber keyakinan yang mengikat.
Dengan kata lain, keimanan yang pasti tidak terkandung suatu keraguan apapun pada orang yang menyakininya. Dan harus sesuai dengan kenyataannya; yang tidak menerima keraguan atau prasangka. Jika hal tersebut tidak sampai pada singkat keyakinan yang kokoh, maka tidak dinamakan aqidah. Dinamakan aqidah, karena orang itu mengikat hatinya diatas hal tersebut.
Aqidah Islamiyyah:
Maknanya adalah keimanan yang pasti teguh dengan Rububiyyah Allah Ta’ala, Uluhiyyah-Nya, para Rasul-Nya, hari Kiamat, takdir baik maupun buruk, semua yang terdapat dalam masalah yang ghaib, pokok-pokok agama dan apa yang sudah disepakati oleh Salafush Shalih dengan ketundukkan yang bulat kepada Allah Ta’ala baik dalam perintah-Nya, hukum-Nya maupun ketaatan kepada-Nya serta meneladani Rasulullah shalallahu’alaihi wassalam.
Aqidah Islamiyyah:
Jika disebutkan secara mutlak, maka yang dimaksud adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, karena itulah pemahaman Islam yang telah diridhai oleh Allah sebagai agama bagi hamba-Nya. Aqidah Islamiyyh adalah aqidah tiga generasi pertama yang dimuliakan yaitu generasi sahabat, Tabi’in dan orang yang mengikuti mereka dengan baik.
Nama lain Aqidah Islamiyyah:
Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, sinonimnya aqidah Islamiyyah mempunyai nama lain, di antaranya, at-Tauhid, as-Sunnah, Ushuluddiin, al-Fiqbul Akbar, Asy-Syari’iah dan al-Iman.
Nama-nama itulah yang terkenal menurut Ahli Sunnah dalam ilmu ‘aqidah.
Tujuan Umum Aqidah Islam
Tujuan beraqidah dalam beragama islam adalah agar menjadi pondasi agama yang kuat dan benar yang menjadi pandangan hidup pemeluknya.
Tujuan Mempelajari Akidah Islam
- Untuk mengetahui petunjuk hidup yang benar dan dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah sehingga hidup untuk mencari keridhaan Allah SWT.
- Untuk menghindarkan diri dari pengaruh kehidupan yang sesat atau jauh dari petunjuk hidup yang benar.
- Dapat Meningkatkan ibadah kepada Allah
- Dapat Membersihkan akal dan pikiran untuk ketenangan jiwa
- Dapat mengikuti para rasul akan tujuan dan perbuatannya.
- Dapat beramal baik hanya semata-maya karna ALLAH SWT
- Dapat Ikhlas Dan Selalu menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya.
- Mengharapkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Aqidah Akhlak
Pengertian aqidah dan akhlak sendiri sangatlah luas namun dari pengertian sebelumnya dapat kita simpulkan bahwa akhidah akhlak merupakan kepercayaan yang di yakini kebenarannya di dalam hati,yang diikrarkan dengan lisan dan diartikan dengan perbuatan yang terppuji sesuai dengan ajaran Al- qur’an dan hadist.
Aqidah dan akhlak merupakan hal yang tidak dapat di pisahkan.maka menjaga aqidah akhlak merupakan hal penting bagi kita hal-hal yang tidak dapat kita lakukan antara lain dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menyangkut aqidah akhlak,hal-hal yang dapat merusak aqidah akhlak,menjauhkan perbuatan-perbuatan yang dapatmerusak aqidah akhlak dan mengamalkan ilmu yang telah kita pelajari.
Sumber – sumber Hukum Aqidah
-
- Al- Qur’an al – Karim
- Al – Hadits al – Syarif
- Ijma’
Sumber hukum bagi Aqidah Islam dibatasi hanya pada Tiga (3) sumber ini saja disebabkan karena masalah Aqidah adalah masalah pokok dalam ajaran agama Islam dan tidak boleh ada sedikitpun keraguan didalamnya. Maka yang menjadi sumber penetapan Aqidah Islam hanya tiga (3) sumber hukum saja, dan tidak dapat diterima sumber hukum lainnya seperti qiyas ( analogi ), urf ( adat ), maslahat mursalah; dan lainnya.
Manfaat Aqidah Islam
- Terbentuk individu yang sempurna, sosial masyarakat yang peduli dan peka, negara yang makmur dan sejahtera.
- Mencapai kemerdekaan dunia dan akhirat
- Keseimbangan pola hidup
- Berfikir dan bersikap positif
- Bertemu dengan Allah SWT
Fungsi akidah islam
- Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.
- Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan bermu’amalat dengan baik.
- Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita tersebut tidak akan diterima
Sedangkan peran akidah dalam islam meliputi :
1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.
Allah berfirman:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl: 36).
2. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.
Allah berfirman:”Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
3. Aqidah yang benar dibebanrkan kepada setiap mukallaf.
Nabi bersabda:”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah rasul utusan Allah.”(Muttafaq ‘alaih).
4. Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup.
Allah berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah kemudian merkea beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata) : “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat: 30).
5. Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia yang fana ini.
Nabi saw bersabda:“Barangsiapa yang akhir ucapannya “Tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga”. (HSR.Al-Hakim dan lainnya).
6. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka.
Allah berfirman:”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali-Imran: 110).
7. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar melebihi segala kebutuhan lainnya karena ia merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan hati seseorang. Dan semakin sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah dan mengikuti syari’at-Nya.