Pengertian Kepribadian : Unsur Jenis Ciri Teori

Posted on

Pengertian kepribadian melibatkan pemahaman yang holistik tentang seseorang, mencakup pola perilaku, pemikiran, emosi, nilai, dan keyakinan mereka. Ini adalah aspek fundamental dari identitas individu dan membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia di sekitar kita. Melalui pemahaman yang lebih dalam tentang kepribadian, kita dapat memahami diri sendiri dan orang lain dengan lebih baik, membuka jalan menuju pertumbuhan pribadi dan hubungan yang lebih memuaskan.

Pengertian, Unsur, Jenis, Kepribadian serta Ciri-Ciri
Pengertian, Unsur, Jenis, Kepribadian serta Ciri-Ciri

Pengertian Kepribadian

Kepribadian adalah suatu konsep kompleks yang mencakup pola-pola perilaku, pemikiran, dan emosi yang konsisten pada seseorang. Kepribadian menentukan bagaimana individu berinteraksi dengan dunia sekitarnya, merespon situasi, serta membentuk identitas unik mereka. Dalam pengertian yang lebih mendalam, kepribadian mencerminkan suatu keseluruhan dari karakteristik psikologis yang membedakan seseorang dari individu lainnya.

Teori Kepribadian

  1. Teori Freudian: Sigmund Freud mengembangkan teori kepribadian yang menekankan peran dari ketidak sadaran (subconscious) dan berbagai tahap perkembangan psikoseksual dalam membentuk kepribadian.
  2. Teori Trait: Teori ini mengidentifikasi berbagai sifat atau ciri kepribadian yang dapat digunakan untuk menggambarkan dan memprediksi perilaku seseorang. Contohnya adalah model Big Five yang mencakup neurotisme, ekstroversion, keterbukaan, ketangguhan, dan responsibilitas.
  3. Teori Humanistik: Carl Rogers dan Abraham Maslow mengembangkan teori ini, menekankan pada pengembangan diri dan aktualisasi diri sebagai pusat pembentukan kepribadian.

Pembentukan Kepribadian

Kepribadian tidak statis; ia terus berkembang sepanjang hidup. Faktor-faktor seperti pengalaman hidup, pendidikan, dan interaksi sosial memiliki dampak signifikan dalam membentuk dan membentuk kepribadian seseorang.

Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

1. Koentjaraningrat 

Menurut Koentjaraningrat Kepribadian adalah beberapa ciri watak yang diperlihatkan seseorang secara lahir, konsisten, dan konsukuen. Setiap manusia melakukan proses sosialisasi. Proses sosialisasi berlangsung selama manusia masih hidup didunia ini.  Kepribadian seseorang individu dapat terbentuk dalam bertingkah laku, sehingga individu memiliki identitas khusus yang berbeda dengan orang lain.

2. George Herbert Mead

Menurut George Herbert Mead kepribadian adalah tingkah laku manusia berkembang melalui perkembangan diri. Perkembangan kepribadian dalam diri seseorang berlangsung seumur hidup. Menurutnya, manusia akan berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat.

3. Theodore R Newcombe

Menurut ahli sosiologi yang bernama Theodore R Newcombe kepribadian ialah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang terhadap prilaku.

4. Roucek dan Warren

Menurut Roucek dan Warren kepribadian adalah organisasi faktor-faktor sosiologis, psikologis, dan biologis yang didasari oleh prilaku individu.

5. Yinger

Menurut Yinger kepribadian adalah keseluruhan tingkah laku dari seseorang dengan suatu sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi.

6. Robert Sutherland 

Menurut Robert Sutherland kepribadian adalah abstraksi individu dan kelakuan nya sebagaimana halnya sama lingkungan masyarakat dan kebudayaan. oleh karena itu kepribadian digambarkan sebagai hubungan saling memengaruhi antara tiga aspek tersebut.

7. M.A.W. Brower

kepribadian adalah corak tingkah laku sosial seorang individu yaitu meliputi  keinginan, opini, dorongan, dan kekuatan,  serta prilaku-prilaku seseorang.

8. Theodore M. Newcomb

Menurut ahli sosiologi Theodore M. Newcomb kepribadian yaitu suatu kelompok sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal tersebut berarti bahwa kepribadian itu dimaksudkan untuk menunjukkan kelompok dari tingkah-tingkah seorang individu untuk dapat berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus jika ia berhubungan dengan orang lain atau juga pada saat ia menghadapi suatu masalah / keadaan.

9. Roucek dan Warren

Menurut Roucek dan Warren kepribadian ialah sebagai kelompok faktor-faktor psiologis, biologis, dan sosiologis yang didasari prilaku individu itu sendiri. Faktor-faktor biologis tersebut meliputi keadaan fisik, watak, seksual,  sistem saraf, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, dan juga kelainan-kelainan biologis lainnya.

10. Horton

menurut Horton menyatakan bahwa kepribadian ialah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan terwujud dalam tindakan dari seseorang bila dihadapkan pada situasi tertentu.

11. Schaefer dan Lamm

Menurut Keduanya menyatakan bahwa kepribadian ialah sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, cirri-ciri khas, dan perilaku seseorang.

12. Atkinson

Menurut Atkinson menyatakan bahwa kepribadian adalah pola dari perilaku dan cara berpikir khas, yang menentukan penyesuaian diri individu terhadap lingkungan. Kepribadian juga mencakup kepribadian umum yang bisa diamati oleh orang lain serta kepribadian yang terdiri dari pikiran dan pengalaman yang jarang diungkapkan.

13. Kimmel

Menurut Kimmel menyatakan bahwa meskipun terdapat beberapa definisi kepribadian yang berbeda, Tapi hampir dari semua teori tersebut menekankan definisi kepribadian pada 3 (tiga) karakteristik utama, yakni :

  • Kepribadian merefleksikan keunikan dari individu sebagai person
  • Teori- teori dari kepribadian memfokuskan pada sifat-sifat individu yang cukup stabil selama periode waktu yang lama dalam situasi yang berbeda -beda
  • Kepribadian itu dilihat sebagai hubungan antara individu dengan lingkungan fisik serta sosialnya, dalam pengertian bahwa kepribadian tersebut merefleksikan suatu pola-pola atau cara-cara individu beradaptasi dengan lingkungan.
14. Menurut Hjelle & Ziegler

perbedaan pendapat mengenai definisi kepribadian tersebut terjadi karena kepribadian yang dipahami, dan perbedaan antara teori kepribadian itu memperlihatkan mengenai perbedaan pandangan asumsi-asumsi dasar manusia.

15. Sujanto

Menurut Sujanto menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang rumit dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.

16. Kartini dan Dali (2006)

Menurut Keduanya menyatakan bahwa kepribadian ialah tingkah laku khas dan sifat seseorang seseorang yang membuatnya berbeda dengan orang lain. Kemudian, kepribadian bisa juga berarti integrasi karakteristik dari pola, minat

17. Allport 

Menurut Allport menyatakan bahwa kepribadian ialah sebagai susunan sistem-sistem psikofisik yang dinamis dalam diri individu, yang menentukan penyesuaian yang unik terhadap lingkungan. Sistem psikofisik yang dimaksud Allport yaitu meliputi sikap, keyakinan, keadaan emosional, keyakinan dan nilai. Selain itu termasuk juga perasaan dan motif yang bersifat psikologi akan tetapi mempunyai dasar fisik dalam kelenjar, saraf, dan keadaan fisik anak secara umum.

18. Cuber  

Menurut Cuber menyatakan bahwa kepribadian ialah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan terlihat oleh seseorang.

19. Browen

Menurut Browen menyatakan bahwa kepribadian ialah corak tingkah laku sosial yang meliputi opini, sikap, corak kekuatan, keinginan, dan dorongan seseorang.

  KTA Bank Permata , Syarat, Proses Pengajuan, Kelebihan

20. Theodore

Menurut Theodore menyatakan bahwa kepribadian ialah organisasi sikap-sikap/ prespositons yang  seseorang miliki  sebagai latar belakang terhadap perilaku. Pastilah terdapat penyebab dari munculnya kepribadian seseorang.

21. Oxford

Kombinasi karakteristik atau kualitas yang membentuk karakter khas individu.

22. Cambridge

Tipe orang yang Anda rasakan, ditunjukkan dengan cara Anda bersikap, merasa, dan berpikir

23. Merriam

kompleks karakteristik yang membedakan individu atau bangsa atau kelompok; khususnya: totalitas karakteristik perilaku dan emosi individu

Faktor Kepribadian

Faktor yang memprovokasi perubahan dan dinamika jati diri seseorang di pengaruhi oleh tidak sedikit faktor. Kepribadian merupakan ciri khas yang relatif stabil. Perubahan dalam jati diri tidak dapat terjadi secara spontan, namun adalah hasil pengamatan, pengalaman, desakan dari lingkungan sosial budaya, rentang umur dan faktor-faktor dari individu:

  • Pengalaman Awal, Sigmund Freud menekankan mengenai pentingnya pengalaman mula (masa kanak kanak) dalam pertumbuhan kepribadian. Trauma kelahiran, pemisahan dari ibu ialah pengalaman yang susah dihapus dari ingatan.
  • Pengaruh Budaya, dalam menerima kebiasaan anak merasakan tekanan guna mengembangkan pola jati diri yang cocok dengan standar yang ditentukan budayanya.
  • Kondisi Fisik, situasi fisik dominan langsung dan tidak langsung terhadap jati diri seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat dilaksanakan dan apa yang tidak dapat dilaksanakan seseorang. Secara tidak langsung seseorang akan menikmati tentang tubuhnya yang juga diprovokasi oleh perasaan orang beda terhadap tubuhnya. Kondisi jasmani yang mempengaruhi jati diri antara lain ialah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah, hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
  • Daya Tarik,orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik seringkali mempunyai lebih tidak sedikit karakteristik jati diri yang diharapkan dari pada orang yang dinilai tidak cukup menarik, dan untuk mereka yang memiliki ciri khas menarik bakal memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
  • Inteligensi, Perhatian lebih terhadap anak yang pandai bisa menjadikan ia sombong, dan anak yang tidak cukup pandai merasa bodoh. Apabila berdampingan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang menyerahkan perlakuan yang tidak cukup baik.
  • Emosi,ledakan emosional tanpa karena yang tinggi dinali sebagai orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional menciptakan seseorang murung dan ingin kasar, tidak mau berkolaborasi dan sibuk sendiri.
  • Nama, walaupun melulu sekedar nama, namun mempunyai sedikit pengaruh terhadap konsep diri, tetapi pengaruh itu melulu terasa bilamana anak menyadari bagaimana nama tersebut mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya. Nama yang digunakan memanggil ,mereka (karena nama tersebut mempunyai asosiasi yang mengasyikkan atau tidak mengasyikkan dalam benak orang lain) akan mengecat penilainya orang terhadap dirinya.
  • Keberhasilan dan Kegagalan, Keberhasilan dan kegagalan akan memprovokasi konsep diri, kegagalan bisa merusak konsep diri, sementara keberhasilan bakal menunjang konsep diri itu.
  • Penerimaan Sosial, anak yang diterima dalam kumpulan sosialnya bisa mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak diterima dalam lingkungan sosialnya bakal membenci orang lain, cemberut, dan gampang tersinggung.
  • Pengaruh Keluarga, pengaruh keluarga paling mempengaruhi jati diri anak, karena waktu terbanyak anak ialah keluarga dan di dalam family itulah ditaruh sendi sendi dasar kepribadian.
  • Perubahan Fisik, perubahan jati diri dapat diakibatkan oleh adanya evolusi kematangan jasmani yang mengarah untuk perbaikan kepribadian. Akan tetapi, perubahan jasmani yang mengarah pada klimakterium dengan bertambahnya usia dirasakan sebagai suatu dekadensi menuju ke arah yang lebih buruk.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Menurut Purwanto (2006)

1. Faktor Biologis

Faktor biologis merupakan faktor yang berhubungan dengan keadaan jasmani, atau seringkali pula disebut faktor fisiologis seperti keadaan genetik, pencernaan, pernafasaan, peredaran darah, kelenjar-kelenjar, saraf, tinggi badan, berat badan, dan sebagainya. Kita mengetahui bahwa keadaan jasmani setiap orang sejak dilahirkan telah  menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan. Hal ini dapat kita lihat pada setiap bayi yang baru lahir. Ini menunjukkan bahwa sifat-sifat jasmani yang ada pada setiap orang ada yang diperoleh dari keturunan, dan ada pula yang merupakan pembawaan anak/orang itu masing-masing. Keadaan fisik tersebut memainkan peranan yang penting pada kepribadian seseorang.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini adalah masyarakat ; yakni manusia-manusia lain disekitar individu yang bersangkutan. Termasuk juga kedalam faktor sosial adalah tradisi-tradisi, adat istiadat, peraturan-peraturan, bahasa, dan sebagainya yang berlaku dimasyarakat itu.
Sejak dilahirkan, anak telah mulai bergaul dengan orang-orang disekitarnya. Dengan lingkungan yang pertama adalah keluarga. Dalam perkembangan anak, peranan keluarga sangat penting dan menentukan bagi pembentukan kepribadian selanjutnya. Keadaan dan suasana keluarga yang berlainan memberikan pengaruh yang bermacam-macam pula terhadap perkembangan kepribadian anak.
Pengaruh lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak sejak kecil adalah sangat mendalam dan menentukan perkembangan pribadi anak selanjutnya. Hal ini disebabkan karena pengaruh itu merupakan pengalaman yang pertama, pengaruh yang diterima anak masih terbatas jumlah dan luasnya, intensitas pengaruh itu sangat tinggi karena berlangsung terus menerus, serta umumnya pengaruh itu diterima dalam suasana bernada emosional. Kemudian semakin besar seorang anak maka pengaruh yang diterima dari lingkungan sosial makin besar dan meluas. Ini dapat diartikan bahwa faktor sosial mempunyai pengaruh terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian.

3. Faktor Kebudayaan

Perkembangan dan pembentukan kepribadian pada diri masing-masing orang tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan masyarakat di mana seseorang itu dibesarkan. Beberapa aspek kebudayaan yang sangat mempengaruhi perkembangan dan pembentukan kepribadian antara lain:

  • Nilai-nilai (Values),Di dalam setiap kebudayaan terdapat nilai-nilai hidup yang dijunjung tinggi oleh manusia-manusia yang hidup dalam kebudayaan itu. Untuk dapat diterima sebagai anggota suatu masyarakat, kita harus memiliki kepribadian yang selaras dengan kebudayaan yang berlaku di masyarakat itu.
  • Adat dan Tradisi, Adat dan tradisi yang berlaku disuatu daerah, di samping menentukan nilai-nilai yang harus ditaati oleh anggota-anggotanya, juga menentukan pula cara-cara bertindak dan bertingkah laku yang akan berdampak pada kepribadian seseorang.
  • Pengetahuan dan Keterampilan. Tinggi rendahnya pengetahuan dan keterampilan seseorang atau suatu masyarakat mencerminkan pula tinggi rendahnya kebudayaan masyarakat itu. Makin tinggi kebudayaan suatu masyarakat makin berkembang pula sikap hidup dan cara-cara kehidupannya.
  • Bahasa, Di samping faktor-faktor kebudayaan yang telah diuraikan di atas, bahasa merupakan salah satu faktor yang turut menentukan cirri-ciri khas dari suatu kebudayaan. Betapa erat hubungan bahasa dengan kepribadian manusia yang memiliki bahasa itu. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan alat berpikir yang dapat menunukkan bagaimana seseorang itu bersikap, bertindak dan bereaksi serta bergaul dengan orang lain.
  • Milik Kebendaan (material possessions), Semakin maju kebudayaan suatu masyarakat/bangsa, makin maju dan modern pula alat-alat yang dipergunakan bagi keperluan hidupnya. Hal itu semua sangat mempengaruhi kepribadian manusia yang memiliki kebudayaan itu.
  Tugas Wewenang dan Fungsi lembaga Negara beserta Penjelasan

Unsur Unsur kepribadian

Tidak terdapat orang di dunia ini yang memiliki jati diri yang sama persis, meskipun anak kembar sekalipun. Hal tersebut karena adanya unsur-unsur yang memengaruhi jati diri seseorang. Unsur-unsur yang dimaksud ialah pengetahuan, perasaan, dan desakan naluri.

1.Pengetahuan

Pengetahuan insan bersumber dari pola pikir yang rasional yang mengandung pemahaman dan empiris mengenai sekian banyak  hal yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya. Semua urusan tersebut direkam dalam benak dan tidak banyak demi tidak banyak diungkapkan dalam format perilaku sehari-hari.

2.Perasaan

Perasaan antara orang yang satu dengan orang yang beda tidaklah sama. Oleh karena tersebut perasaan bersidat subjektif. Contohnya evaluasi terhadap jam latihan yang kosong. Bagaimanakah perasaan kamu andai ada jam latihan yang kosong, merasa senang ataukah merasa rugi?

3.Dorongan naluri

Dorongan naluri dimaksudkan unutk memenuhi sekian banyak  kebutuhan hidup manusia, baik yang mempunyai sifat rohaniah maupun jasmaniah. Ada sejumlah dorongan naluri antara beda untuk menjaga hidup, menggali makan, serta bergaul dan berinteraksi dengan sesama manusia.

Jenis Jenis Type Kepribadian Berdasarkan Para Ahli

Berdasarkan keterangan dari Hippocrates

Hippocrates dikenal sebagai di antara filsuf terkemuka dari Yunani Kuno yang membagi jati diri manusia menjadi empat, yaitu plegmatis, melankolis, koleris dan sanguin. Keempat kepribadian pribadi tersebut ialah menurut bagian alam semesta, yakni api, udara, air dan tanah dengan sifatnya yang panas, dingin, basah dan kering.

1. Plegmatis

Ini ialah jenis kepribadian pribadi yang tidak jarang kali cinta damai dengan menjadi netral dalam segala situasi konflik tanpa hendak memilih kubu. Dalam kehidupan sosialnya, pribadi plegmatis bakal lebih senang menjadi pendengar yang baik daripada sebagai pelaku cerita. Manusia berkepribadian plegmatis memiliki selera humor yang bagus meski sarkatik (sifat humor yang menyebut atau mengejek), menyenangi keteraturan, gampang bergaul, serta suka menggali jalan pintas. Individu ini pun tidak suka dipaksa, suka menunda sesuatu urusan dan memiliki hendak sekali yang tidak cukup terhadap hal-hal baru.

2. Melankolis

Individu dengan individu melankolis ialah tipe insan yang mempunyai sifat analitis, suka memerhatikan orang lain, perfeksionis, hemat, tidak begitu menyenangi perhatian, serius, artistik, sensitif dan senantiasa rela berkorban. Hanya saja tipe individu melankolis seringkali berfokus pada sebuah teknik atau proses ketimbang tujuan. Mereka yang melankolis juga kurang dapat menyuarakan opininya, seringkali pun memandang masalah dari segi buruknya, serta tidak cukup mampu bersosialisasi dengan baik. Banyak orang yang melankolis berbakat menjadi seorang pengusaha yang hebat dan sukses.

3. Koleris

Manusia dengan jati diri koleris memiliki keterampilan memimpin yang bagus karena dapat dengan mudah memungut sebuah keputusan. Orang-orang koleris mempunyai tujuan yang baik guna ke depannya serta tidak jarang kali produktif dan dinamis. Koleris pun ialah pribadi yang menyukai kemerdekaan dan sekitar hidupnya akan tidak jarang kali bekerja keras. Hanya saja, tipe koleris suka memerintah sebab sifat kepemimpinannya, sulit untuk mengalah, menyenangi pertentangan, gampang terpancing emosi, tidak gampang untuk diajak sabar, dan tergolong tipe yang keras kepala sebab kemauannya yang keras.

4. Sanguin

Manusia dengan jenis jati diri sanguin ialah mereka yang mempunyai sifat tidak banyak seperti anak-anak. Sanguin seringkali tidak mengejar masalah dalam kehidupan sosialnya sebab mudah bergaul dan akrab meski dengan orang yang baru dikenal. Sanguin paling suka bicara, dan mudah untuk mengekor sebuah kelompok. Di balik sisi positifnya, pribadi bertipe jati diri sanguin memang agak sulit untuk berkonsentrasi pada sebuah hal, ia pun egois, pelupa, suka terlambat, dan seringkali menciptakan satu urusan kecil menjadi besar.

Sanguin yang tidak jarang kali ikut tren pun mempunyai tawa atau suara yang berlebihan sampai-sampai kadang agak mengganggu. Walau ia bukan menjadi seorang pemimpin dalam suatu kelompok, tetapi sanguin seringkali ingin tampil lebih gampang kelihatan ketimbang anggota kumpulan lainnya.

Berdasarkan keterangan dari Carl Jung

Carl Jung yang berasal dari Swiss ini dikenal sebagai seorang dokter psikologi yang membagi jati diri manusia menjadi tiga jenis, yaitu ekstrovert, ambivert dan introvert. Memang dinyatakan bahwa dari tiga jenis tersebut, orang lebih tidak jarang mengenal dua diantaranya, ekstrovert dan introvert saja.

1. Ekstrovert

Jenis-jenis jati diri manusia satu ini diketahui memiliki konsentrasi terhadap dunia luar. Orang-orang dengan jati diri ekstrovert seringkali lebih terbuka. Ekstrovert bisa secara lebih gampang bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain sampai-sampai orang beda pun bakal merasa nyaman dengan tipe ekstrovert. Daripada berpikir, tipe ekstrovert bakal mengutamakan menciptakan tindakan sampai-sampai seringkali lebih memilih beraksi dulu baru setelah tersebut berpikir.

Tipe ekstrovert lebih memilih mengisahkan ketimbang diceritakan, mereka suka beraktivitas, supel, gampang bekerja sama dalam suatu kerja kelompok, percaya diri yang baik dan bahkan berlebihan, dan tidak jarang kali aktif.

2. Ambivert

Jenis jati diri ini seringkali terletak diantara ekstrovert dan introvert yang berarti bahwa orang dengan tipe ambivert dapat menjadi ekstrovert tetapi sesaat lantas dapat memiliki jati diri introvert. Dengan kenyataan demikian, maka tidak sedikit yang lantas menyimpulkan bahwa seorang ambivert ialah seseorang yang hidup dengan jati diri ganda, tetapi kedua jenis kepribadian tersebut dapat ia kelola dengan tepat. Dalam masing-masing aktivitasnya, orang dengan tipe ambivert dapat lebih luwes sehingga ia akan sesuai dengan orang-orang yang tipenya ekstrovert maupun introvert.

3. Introvert

Individu berkepribadian introvert memiliki konsentrasi yang bertolak belakang dengan orang bertipe ekstrovert. Fokus yang dimiliki oleh orang introvert ialah terhadap dunia di dalam pikiran insan alias mereka lebih suak sedang di dalam dunianya sendiri sampai-sampai lebih tertutup. Manusia introvert lebih suka menyendiri, mereka pun lebih memilih guna menjadi pendengar daripada menjadi si pencerita, susah bersosialisasi, kegemaran berimajinasi, suka berpikir, pemalu dan lebih memilih untuk mengerjakan pekerjaan secara sendiri (bukan dalam tim).

Pemikiran orang-orang yang introvert paling kritis, tetapi mereka jarang sekali guna berani mengaku opini dan gagasan-gagasan mereka. Individu dengan jenis jati diri ini menyenangi interaksi yang melulu melibatkan dua orang, dia dan orang satu lagi.

Berdasarkan keterangan dari Enneagram

Enneagram memang bukan seorang figur yang berpengalaman dalam psikologi, tetapi ini adalahsebuah psikotes yang manusia tidak sedikit gunakan. Pengembang psikotes ini ialah Claudio Naranjo dan Oscar Ichazo di tahun 1950-an. Ada 9 jenis jati diri manusia yang dapat disimak di bawah ini.

  30 Manfaat Tumbuhan Bagi Manusia dan Penjelasan

1. Reformer

Individu dengan jati diri jenis ini mempunyai idealisme yang tinggi dan begitu rasional. Mereka tidak bakal mudah membangkang aturan sebab mereka akan tidak jarang kali menaati masing-masing aturan yang ada. Tipe reformer juga berjiwa powerful sehingga dapat menilai mana urusan yang dirasakan salah dan mana urusan yang benar. Orang dengan tipe jati diri ini selalu hendak membuat orang beda lebih baik dengan teknik mengganti pola-pola mereka yang salah. Terkadang, tipe reformer paling perfeksionis dan kritis.

2. Lover/Giver/Helper (Penolong)

Individu dengan jati diri giver memang menandakan bahwa ia begitu memedulikan orang-orang di sekitarnya. Biasanya insan dengan jenis jati diri ini mempunyai empati terhadap sesamanya, kesediaan dan ketulusan yang tinggi serta hati yang paling lembut. Tipe pembantu ini tidak bakal segan dan selalu energik dalam menolong orang lain meski harus mengorbankan harta dan waktunya. Terkadang tipe giver pun pun akan terbawa perasaaan dan terlampau sentimetil.

3. Achiever

Manusia dengan jati diri jenis ini lebih berfokus dalam pencapaian akan suatu prestasi. Pada umumnya, seorang achiever paling percaya diri dan energik dalam segala hal. Tipe achiever selalu beranggapan untuk maju dan terbilang lumayan ambisius dalam menjangkau apa yang dicita-citakannya.

Orang laksana ini bakal tetap memikirkan orang-orang yang pun memikirkannya meski dalam pencapaian ambisinya guna maju. Achiever merupakan pribadi yang tidak mengenal kata menyerah dan sangat tak waras kerja. Kegagalan bukan menjadi dalil bagi mereka guna jatuh dan mundur, malah dengan tidak berhasil  mereka bakal terus mengupayakan sampai sukses.

4. Individualist

Orang dengan tipe keempat ini berkepribadian romantis, kreatif tetapi individualis. Walau mempunyai pribadi yang sensitif, tipe individualist menurut keterangan dari Enneagram memiliki jiwa seni yang paling tinggi walau memang termasuk sebagai insan penyendiri. Pada dasarnya seorang individualist mempunyai keterampilan untuk berekspresi dengan metodenya sendiri. Karena adalahseorang yang tertutup dan penyendiri, maka saat harus bertemu dengan orang lain pribadi bertipe jati diri ini bakal merasa tidak nyaman. Memang seringkali orang-orang yang individualist mempunyai profesi sebagai seorang seniman.

5. Thinker

Jenis jati diri lainnya menurut keterangan dari Enneagram ialah thinker dan seorang thinker seringkali tidak dapat menahan rasa hendak tahunya yang besar. Walau mengejar hal serumit apapun, seorang thinker paling hebat sebab mampu berkonsentrasi pada urusan tersebut. Individu dengan jati diri ini pun terbilang inventif atau memiliki keterampilan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Tipe thinker pun sangat inovatif dan berdikari yang dengan kata lain ia tidak bakal secara gampang mengandalkan orang beda atau bahkan bergantung pada orang tersebut.
Biasanya, orang dengan jenis jati diri thinker adalahseseorang yang lebih cocok untuk menjadi penemu atau investigator. Hal ini dikarenakan pribadi thinker sering asyik sendiri dengan usulan dan konsep yang dibuatnya. Tipe thinker pun suka menyendiri untuk beranggapan dan menggali ide-ide baru. Itulah dalil mengapa semua thinker memiliki otak celebral yang kuat bilamana dilihat secara fisik.

6. Security Seeker/Pessimist

Seorang security seeker ialah individual yang paling pekerja keras meski memang dikenal mempunyai pribadi yang sering pesimis. Memang orang-orang yang lebih memilih cari aman dan pesimis seringkali kurang dapat memutuskan sebuah hal yang penting. Orang-orang laksana ini pun mempunyai rasa percaya diri yang kurang. Tipe security seeker ialah individu yang sarat tanggung jawab, namun tidak cukup inovatif.
Karena merupakan insan yang selalu menggali aman, mereka bakal merasa tidak cukup nyaman dengan adanya perubahan terutama yang terjadi secara tiba-tiba. Sebuah perubahan dapat membuat seorang yang pesimis menjadi cemas dan terlalu tidak sedikit berpikir dan mencemaskan sebuah hal yang belum terjadi. Individu dengan jati diri jenis ini lebih cocok bekerja menjadi seorang asisten atau bahkan konsentrasi pada sektor formal karena tidak begitu berani berinovasi.

7. Adventurer

Manusia yang berkepribadian adventurer mempunyai keterbukaan terhadap siapa saja, bahkan dapat dengan gampang terbuka pada orang baru. Individu adventurer sangat menyenangi hal-hal baru dan gemar menyibukkan diri. Kepercayaan diri yang dipunyai juga tinggi sampai-sampai menjadikannya tidak jarang kali optimis dalam menjalani hidup. Karena berjiwa spontan dan selalu sarat semangat, maka pastinya orang laksana ini cocok untuk menjadi seorang petualang. Hanya memang orang-orang dengan jati diri adventurer mempunyai konsentrasi, kesabaran dan kedisiplinan yang kurang.

8. Leader

Manusia yang berkepribadian leader tidak saja mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan suka memimpin, melainkan pun mempunyai pengaruh besar, rasa percaya yang tinggi dan berani terhadap kendala apapun. Sebagai pribadi dengan jiwa pemimpin, pasti orang dengan jati diri leader akan mengerjakan apapun untuk mengayomi setiap anak buahnya. Tipe leader paling tidak suka berbasa-basi karena mereka lebih suka masuk ke intinya secara langsung.

Hanya saja, tipe leader seringkali terlalu mendominasi dengan jiwa pemimpinnya yang besar. Hal ini disebabkan ia percaya pada kemampuannya dalam mengendalikan segala hal. Tipe leader sangat gampang emosi dan marah atau bertemperamen tinggi. Keegoisan mereka pun pun termasuk tinggi. Manusia dengan jenis jati diri leader memang lebih cocok menjadi seorang perwira, manajer, CEO, atau pemimpin.

9. Peacemaker

Pada jenis jati diri menurut keterangan dari Enneagram yang terakhir atau yang ke-9, terdapat jenis pribadi peacemaker. Orang dengan jenis individu seperti ini ialah tipe yang cinta damai dan tidak suka dengan segala kerusuhan atau perselisihan. Sifat yang dipunyai seorang peacemaker ialah suka melerai. Seorang peacemaker paling optimis dalam hidupnya, kreatif, toleran, beranggapan terbuka, gampang memercayai orang lain, suka menghindari konflik, dan sabar.

Ciri-Ciri Kepribadian

Ciri-ciri kepribadian umum

  • Ketekunan
  • Ambisi
  • Kelainan seksual
  • Timbulnya kecenderungan turunan

Ciri-ciri kepribadian sehat

  • Mampu menilai diri sendiri secara realistis
  • Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistis
  • Kemandirian
  • Mampu menilai secara realistis
  • Mempunyai filsafat hidup
  • Orientasinya keluar (ekstrovert)
  • Berbahagia
  • Penerimaan sosial
  • Mempunyai tujuan
  • Bisa mengontrol emosi
  • Dapat menerima tanggung jawab

Ciri-ciri kepribadian tak sehat

  • Mudah marah
  • Hiperaktif
  • Susah tidur
  • Bersikap memusuhi semua otoritas
  • Pesimis dalam mengadapi kehidupan
  • Sering tertekan (depresi atau stress)
  • Memperlihatkan kecemasan dan kekhawatiran
  • Senang menggangu orang lain yang usianya jauh lebih muda atau dengan dengan binatang
  • Tidak mampu menjauhi perilaku menyimpang meskipun sudah diperingatkan atau dihukum
  • Senang mengkritik, mengejek orang lain
  • Kurang bergairah (bermuram durja) dikehidupan yang dijalani
  • Kurang mempunyai kesadaraan untuk menaati ajaran agama
  • Sering mengalami pusing kepala (meskipun sebab utamanya bukan dari faktor yang bersifat organis)