Proses Pembekuan Darah Fungsi Penyebab

Posted on

Proses pembekuan darah atau penggumpalan darah adalah suatu proses kompleks yang bertujuan untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan saat terjadi luka. Proses ini melibatkan beberapa tahapan, termasuk pengetatan dinding pembuluh darah yang terluka, pelepasan zat untuk menarik kepingan darah ke area luka, dan pembentukan benang-benang fibrin. Komponen darah yang berperan dalam proses penggumpalan darah melibatkan kepingan darah dengan bantuan ion kalsium. Ketika luka terjadi pada pembuluh darah yang tipis, pengetatan dinding dapat mencegah keluarnya darah. Namun, jika kerusakan pada pembuluh darah cukup besar, kepingan darah akan berkumpul di sekitar luka dan membentuk jala fibrin yang menahan sel darah.

Pada luka yang sangat besar, kepingan darah akan melepaskan zat kimia yang bekerja sama dengan zat lain dalam plasma darah untuk membentuk benang-benang fibrin. Jala atau benang-benang fibrin yang terbentuk di permukaan luka berfungsi menahan kepingan darah dan sel darah merah agar tidak mengalir keluar. Luka yang besar dan tidak dapat sembuh sendiri oleh tubuh perlu dijahit untuk menyempitkan area terbuka. Dengan cara ini, benang-benang fibrin dan kepingan darah dapat beroperasi dengan lebih efisien.

Proses Pembekuan Darah

Proses Pembekuan Darah
Proses Pembekuan Darah

Proses pembekuan darah, atau penggumpalan darah, merupakan mekanisme penting yang dilakukan oleh tubuh untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan saat terjadi luka. Berikut adalah rangkaian tahapan dalam proses tersebut:

  • Pengetatan Dinding Pembuluh Darah: Saat terjadi luka pada pembuluh darah, terjadi pengetatan pada dinding pembuluh darah yang terluka. Ini membantu mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang rusak.
  • Pelepasan Zat untuk Menarik Kepingan Darah: Tubuh melepaskan zat-zat khusus yang berperan dalam menarik kepingan darah ke daerah luka. Hal ini membantu dalam membentuk dasar dari proses penggumpalan.
  • Pembentukan Benang-Benang Fibrin: Komponen penting dalam proses ini adalah benang-benang fibrin. Proses pembekuan darah melibatkan pembentukan jaringan fibrin ini, yang membantu menyusun dan menguatkan bekuan darah.
  • Peran Kepingan Darah dan Ion Kalsium: Kepingan darah, dengan dukungan ion kalsium, berperan dalam membantu proses pembentukan bekuan darah. Mereka berinteraksi dengan fibrin untuk membentuk suatu jala yang efektif menahan aliran darah.
  • Mekanisme Perlindungan pada Luka yang Besar: Pada luka yang lebih besar, kepingan darah mengeluarkan zat kimia yang bekerja bersama dengan komponen lain dalam plasma darah. Ini membantu membentuk benang-benang fibrin yang lebih kuat untuk menahan aliran darah dan sel darah merah.
  • Penjahitan pada Luka yang Tidak Dapat Sembuh Sendiri: Luka yang sangat besar dan tidak dapat sembuh sendiri oleh tubuh perlu dijahit untuk menyatukan tepi-tepi luka. Proses ini membantu menyempitkan area terbuka, memungkinkan benang-benang fibrin dan kepingan darah beroperasi secara lebih efisien.
  Arti Lambang Sifat Karakteristik Zodiak Libra

Proses pembekuan darah ini merupakan mekanisme vital dalam menjaga keseimbangan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang berlebihan saat terjadi cedera.

Fungsi Pembekuan Darah

Koagulasi adalah proses biologis di mana darah mengeras menjadi bentuk padat. Terdapat dua manfaat utama dan penting dalam koagulasi. Pertama, ini berfungsi untuk menghentikan perdarahan dari organ utama tubuh manusia sebagai perlindungan terhadap benda tajam atau agen eksternal berbahaya seperti kuman di kulit.

Kedua, koagulasi juga menjaga integritas sirkuit tertutup yang penting untuk menyuplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan melalui sistem peredaran darah. Proses ini umum pada banyak hewan selain manusia dan bisa dianggap sebagai versi alami dari perban.

Darah merupakan campuran kental dari berbagai jenis sel yang berbeda dan banyak bahan kimia alami yang mengalir melalui pembuluh darah tubular. Jika dinding pembuluh darah rusak, seperti akibat tusukan kulit atau benturan dari objek tumpul, aliran darah terganggu oleh perdarahan yang umumnya disebut sebagai perdarahan. Lokasi yang rusak harus segera diatasi agar pembuluh darah memiliki kesempatan untuk memulai hemostasis, kembali ke kondisi aliran normal tanpa kehilangan darah.

Dari awal hingga akhir, ini adalah proses kompleks yang melibatkan interaksi sel-sel darah dan protein kimia, namun pada dasarnya merupakan suatu rangkaian peristiwa yang merangsang satu sama lain. Saat jaringan endotel, atau dinding dalam pembuluh darah, mengalami luka, mereka berkontraksi untuk membatasi aliran darah dan meminimalkan area yang rusak. Jaringan juga melepaskan protein yang disebut thrombokinase sebagai sinyal bahaya. Ini memicu reaksi dalam dua komponen darah: trombosit, fragmen sel, dan fibrinogen, protein yang membantu pembekuan.

Trombosit banyak tertarik dan berkumpul di area yang dilepaskan oleh thrombokinase. Fibrinogen merespons thrombokinase dengan mengubah dirinya menjadi fibrin, suatu protein yang melekat pada trombosit. Dalam waktu singkat, cukup banyak fibrin terbentuk, membentuk penghalang padat yang disebut bekuan. Meskipun terdapat banyak zat kimia dan langkah-langkah dalam proses ini, intinya adalah menciptakan bekuan untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak.

  Pengertian Cerpen : Ciri Contoh Unsur Intrinsik Ekstrinsik

Jika proses koagulasi berhasil, pembuluh darah akan kembali rileks, dan jaringan endotel akan memulai proses regeneratif perbaikan. Ketika penyembuhan benar-benar selesai, enzim kimia bernama plasmin dalam darah akan memecah bekuan dengan melarutkan fibrin yang menyatukan trombosit. Jika luka berada di kulit, kulit akan sembuh dan bekuan darah akan terkelupas. Gangguan dalam koagulasi melibatkan ketidakmampuan untuk membentuk bekuan, seperti pada gangguan hemofilia yang menyebabkan risiko tinggi terhadap infeksi fatal. Gangguan yang lebih umum adalah trombosis, di mana gumpalan darah terbentuk dan bergerak melalui sistem peredaran darah, berpotensi menyumbat dan mengganggu aliran darah ke organ vital seperti jantung atau otak.

Fungsi pembekuan darah sangat vital dalam menjaga keseimbangan tubuh dan melindungi organ-organ utama. Proses ini memiliki dua manfaat utama. Pertama, pembekuan darah berperan sebagai perlindungan terhadap perdarahan yang dapat terjadi saat terjadi luka pada organ tubuh manusia, seperti akibat benda tajam atau agen eksternal berbahaya. Kedua, pembekuan darah menjaga integritas sirkulasi darah, memastikan pasokan oksigen dan nutrisi mencapai semua jaringan melalui sistem peredaran darah. Proses pembekuan melibatkan interaksi kompleks antara sel darah, protein, dan reaksi kimia, membentuk bekuan yang memperbaiki pembuluh darah yang rusak. Jika proses ini berhasil, pembuluh darah akan pulih, dan enzim kimia akan memecah bekuan setelah penyembuhan selesai. Gangguan dalam pembekuan darah dapat menyebabkan masalah serius, seperti risiko perdarahan berlebihan atau pembentukan gumpalan darah yang dapat mengganggu aliran darah ke organ vital. Oleh karena itu, fungsi pembekuan darah merupakan aspek penting dalam menjaga stabilitas dan kesehatan tubuh manusia.

Penyebab Gangguan Pembekuan Darah

Faktor V Leiden – Faktor V ialah salah satu hal protein yang bertanggung jawab guna pembekuan. Untuk orang yang mempunyai kelainan genetika ini, tubuh mereka tidak bisa “mematikan” protein hal V sehingga mengakibatkan pembekuan darah yang berlebihan. Tingkat keparahan gangguan pembekuan darah tergantung pada banyaknya gen yang terpengaruh. Jika seorang anak melulu mempunyai satu gen yang terpengaruh, resiko pembekuan darah ialah sekitar 8 kali lebih banyak daripada orang lain. Akan tetapi, resikonya meningkat sampai 80 kali andai seseorang mempunyai 2 gen yang terpengaruh. Pasien yang didiagnosa merasakan penyakit ini pun rentan terpapar trombosis vena dalam atau DVT, di mana gumpalan darah terbentuk di dalam vena, khususnya di wilayah kaki. Gumpalan darah pun dapat disaksikan pada organ utama laksana ginjal, hati, dan otak.

  Pengertian Hidrolisis : Manfaat Jenis Contoh Fungsi

Kekurangan Protein S dan C – Protein tersebut diperlukan untuk menangkal pembentukan gumpalan darah pada alirah darah, atau ketika sel darah berjalan melewati pembuluh darah. Akan tetapi, mutasi (perubahan) genetik barangkali akan menangkal protein itu diproduksi dengan cukup, sehingga menambah resiko pembekuan darah secara berlebihan sampai 20 kali. Walaupun penyakit ini bisa terbentuk semenjak kecil, namun seringkali pembekuan darah bakal terlihat ketika masa dewasa.

Tingginya Kadar Homosistein – Homosistein ialah asam amino yang didapatkan tubuh dengan memakai metionin (yang didapatkan dari ikan, susu, dan daging). Metionin diolah menjadi homosistein saat menginjak aliran darah. Dengan pertolongan vitamin B6, homosistein diolah menjadi sistein, yakni asam amino yang bertanggung jawab guna menjaga format atau rangkaian protein yang terdapat pada sel tubuh.

Akan tetapi, guna beberapa dalil (yang pun dapat diakibatkan oleh genetik) tubuh gagal mengolah homosistein menjadi sistein atau berubah menjadi metionin. Pada akhirnya, terdapat eskalasi kadar homosistein, pun disebut hiperhomosisteinemia, yang lantas meningkatkan resiko pembekuan darah, sekaligus stroke dan serangan jantung.

Resiko terbentuknya gangguan pembekuan darah dapat bertambah oleh faktor-faktor berikut:

Obesitas – Hingga ketika ini, berpengalaman kesehatan masih tidak memahami bagaimana obesitas menambah resiko pembekuan darah. Tetapi mereka yakin bahwa gaya hidup yang tidak sedikit duduk, tidak cukup bergerak, evolusi pada kimia darah, dan sebagainya, dapat menyusun suatu hubungan yang mengakibatkan pembekuan darah.

Pil Keluarga Berencana (KB) – Pil KB menambah kadar estrogen pada tubuh. Tetapi, pil KB pun meningkatkan produksi hal koagulasi yang mengakibatkan peningkatan resiko pembekuan darah.

Aterosklerosis – Kondisi di mana arteri mengeras sebab timbunan plak. Timbunan plak (kolesterol) mempunyai tutup yang pada akhirnya bakal pecah. Ketika tersebut terjadi, tubuh bakal mengirim trombosit dan hal koagulasi ke wilayah tersebut untuk membetulkan robekan. Kemudian, urusan tersebut akan mengakibatkan pembentukan gumpalan darah yang bisa semakin mempersempit jalan aliran darah.